Raelina memindahkan perawatan Zeron ke rumah sakit tempatnya bekerja untuk menghindari gangguan dari Amira. Selain itu dia bisa mengawasi Zeron lebih sering tanpa bolak-balik.
“Bagaimana perasaanmu?” Dia bertanya lembut pada remaja yang bersandar di kepala ranjang rumah sakit.
“Uhm.” Zeron mengangguk dengan senyum kecil di wajahnya.
Sedikit demi sedikit dia menjadi lebih ekspresif, tetapi dia hanya begitu pada Raelina. Sementara sama orang lain dia masih autis.
Raelina mengangguk dengan penuh sayang mengelus kepala remaja itu.
Raut wajah Zeron menjadi lebih cerah dibandingkan dua Minggu yang lalu dalam perawatan intensif Raelina. Memar di wajahnya mulai memudar. Tetapi gips dan perban di tubuhnya masih belum dilepas.
“Istirahatlah, kau harus banyak tidur biar cepat sembuh.”
Tidur sangat bagus dalam penyembuhan.
Dia membaringkan Z
Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar ya 🙏😘
Yosua bertanya penuh perhatian dan kekhawatiran.Mendapat perhatian penuh dari orang yang dicintai sementara semua orang menghakiminya, Raelina tidak bisa menahan tangisannya dan memeluk pinggang berotot Yosua.“Tidak apa-apa, ada aku di sini.” Yosua menepuk-nepuk pundaknya menenangkan, balik memeluknya.Melihat lingkaran memar ungu di lehernya membuat dadanya mendidih dengan kemarahan. Dia menoleh dengan ekspresi menakutkan saat dia memarahi dua satpam yang baru datang.“Cepat usir wanita gila itu!” Dia dengan kejam menyuruh satpam mengusir Amira.Dua satpam tanpa sadar menegakkan punggung mereka mendengar perintah mendominasi tersebut.“Baik, tuan!”“Apa yang kalian lakukan! Pelacur itu sudah merayu suamiku!” Amira memberontak ketika dia cengkeraman bangkit dari lantai.“Maksud Anda, aku sangat jelek hingga istri
Setelah selesai bercinta lagi, Raelina berbaring lemas di atas kasur. Dia menatap cemburu pria yang keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggangnya. Stamina pria itu luar biasa.Yosua yang melakukan pekerjaan paling banyak sepanjang hari, tetapi dia masih segar dan energik. Ada ekspresi puas di wajahnya usai “makan” sampai kenyang.“Apa aku juga harus masuk tentara?” Raelina bergumam cemberut.Yosua menoleh dan menyeringai. “Tidak masalah. Aku bisa “melatih”-mu sekarang.” Dia memegang kaitan handuk depan dan akan melepaskannya di depan Raelina.“Dasar mesum!”” Raelina menjerit melempar bantal terdekat dan menutupi dirinya dengan selimut sampai kepala. Dia tidak ingin Yosua “melatih”-nya. Suruh tenaganya sudah terkuras habis.Raelina menguap mengerjap-mengerjapkan kelopak matanya
Yosua menekan kata sandi apartemennya sebelum masuk ke dalam. Tatapannya jatuh pada sosok wanita yang duduk di sofa ruang tamu, memakai kaus hitam kebesarannya sambil mengotak-atik remote TV dengan wajah cemberut.Dia tersenyum saat mendekatinya dan menariknya duduk ke pangkuannya.“Kenapa kau cemberut, apa yang membuatmu tidak senang?” Dia memeluknya dan menghirup aroma di lehernya dalam-dalam.Hanya empat jam dia pergi, Yosua sudah sangat merindukannya.Raelina memberontak dalam pelukannya. Tetapi lengan Yosua seperti penjepit besi dan tidak melepaskannya. Raelina memukul dada bidang pria itu marah.“Kau mengunciku dalam apartemen ini dan tidak meninggalkan apa pun untuk kumakan.”Yosua merasa bersalah ketika mendengar suara gemuruh dari perutnya. Namun juga diam-diam merasa senang melihatnya terkunci dalam apartemennya dan tidak ke
“Apa kau hamil?”Uhuk!Raelina tersedak nasi mendengar celetuk tiba-tiba Stella.“Minum ini.” Stella memberikan segelas air putih dan memandangnya dengan jijik melihat butiran nasi dari mulut Raelina menyembur ke mana-mana.Raelina meminum air putih pemberian Stella dan melirik ke sekitar kantin dengan khawatir. Beruntung hanya mereka berdua di meja itu.“Apa yang membuatmu berpikir aku hamil?” Dia bertanya dengan suara rendah.“Tidakkah kau menyadari kau sangat menyebalkan akhir-akhir ini? Kau jadi sangat sensitif dan marah-marah beberapa hari ini.”Raelina cemberut. Tentu saja dia sangat sensitif dan marah. Setelah kejadian di supermarket, Yosua tidak lagi mengunjunginya atau memberi kabar selama seminggu ini. Dia tidak tahu apakah Yosua sudah kembali ketentaraan atau tidak. Dia kesal kare
“Ibu, aku tidak akan mengejar masalah lima tahun yang lalu saat kau menyebabkan keguguran istriku saat aku tidak ada. Dan memaksa Raelina untuk menceraikanku dan menelantarkannya di negara asing. Karena kau masih ibuku.” Rahang Yosua mengeras.Raut wajah Hendry berubah. Dia membelalak menatap istrinya tidak percaya. “Bukankah kau bilang Raelina ingin bercerai karena dia ingin melanjutkan studinya? Mengapa kegugurannya ada hubungannya denganmu?” Dia bertanya galak.Dia tahu istrinya tidak menyukai Raelina. Tetapi dia tidak bisa mentolerir Wina menghilangkan nyawa tidak bersalah. Apalagi darah daging keluarga Rajjata.Wina panik melihat ekspresi menakutkan suaminya. “Itu tidak mungkin! Meskipun aku tidak menyukai Raelina, tidak berarti aku membenci cucuku sendiri. Itu salah wanita itu karena lemah!”“Ibu, kau memprovokasinya di masa kehamilann
Di kawasan pinggir pantai, sebuah upacara pernikahan megah tengah diadakan di hotel bintang lima. Altar pengantin dibuat menyerupai gapura bunga. Rangkaian bunga Lily berbagai macam warna menghiasi sudut-sudut ruangan.Tidak sedikit namun juga tidak banyak tamu-tamu yang diundang ke pernikahan Raelina dan Yosua. Beberapa rekan-rekan dekat Raelina yang diundang. Selebihnya kerabat dan kenalan keluarga Rajjata diundang. Rata-rata berasal dari kalangan militer. Beberapa memakai seragam dinas militer yang serius membuat suasana tampak khidmat. Semua tamu tersebar, mengobrol selagi menunggu acara dimulai.Rekan-rekan Raelina tidak bisa menutup mulut mereka melihat beberapa pejabat penting hadir di pernikahan.“Aku bertanya-tanya, apa Raelina menikahi seorang anak presiden? Wow, apa itu Gubernur Negara kita?” Erik tidak bisa menahan decak kagum melihat sosok Gubernur secara langsung, tengah mengobrol dengan ayah mertua Raelina.“Keluarga
Pesta pernikahan telah berakhir, dua pengantin sudah diantar ke kamar pengantin untuk beradu kasih. Dalam kamar remang-remang, suasana tampak romantis dan agak panas dengan taburan kelopak bunga mawar merah dan lilin redup.Cahaya muram memperlihatkan bayangkan di dinding dua orang yang bergerak di atas ranjang.“Ah ... Pelan-pelan ....” rintih sang wanita.“Aku sudah pelan-pelan ....”“Tapi tetap sakit.”“Aku sudah lembut ....” Yosua berkata dengan wajah mulai berkeringat. Jubah tidurnya terbuka hingga memperlihatkan dadanya yang berotot.Ekspresinya tampak terbakar memandang sosok menggairah istrinya dalam balutan lingerie seksi. Gaunnya sudah terangkat seperempat paha, memperlihatkan kulit paha yang halus.Yosua merasakan tenggorokannya kering Raelina tersipu. “Apa yang kau lihat, cepat pijat kakiku.”Yosua menelan ludah dengan ekspresi pahit. Malam pengantinnya harus dihabiskan untuk memijat kaki istrinya yang
Raelina terbangun merasakan tenggorokannya kering. Dia mengerjap menatap lampu tidur di samping ranjang. Dia tidak ingat tertidur di atas ranjang.Raelina ingin bangun tetapi lingkaran tangan besi memeluknya begitu erat dari belakang hingga dia tidak bisa bergerak.Ekspresi Raelina muram saat dia memberontak. “Lepaskan aku!”“Sttts, jangan bergerak kasar. Kau akan menyakiti bayi kita.” Suara serak Yosua terdengar dari belakang. Dia memeluk erat tubuh Raelina untuk menghentikannya memberontak, tanpa menekan perutnya.“Apa pedulimu! Bukankah kau akan tetap meninggalkan kami!” Raelina tidak bisa menahan keluhannya dan mulai menangis.“Kita baru saja menikah, mengapa militer tidak memiliki hati nurani menugaskanmu yang baru saja menikah.”“Raelina, kita sudah menikah lima tahun yang lalu.” Yosua memberitahunya dengan sabar.“Bagaimana itu bisa sama! Apa saat itu kita benar-