Share

Bab 14

   Dengan nafas tersengal Allisya berlari. Bangun pagi-pagi dan hampir jam tujuh. Allisya menatap gerbang itu, sudah di tutup.

Karena berlari, dan tali sepatu Allisya lupa-lupa ingat tidak di ikat. Insiden tersandung dengan lutut yang tergores tanah dengan kerikil itu.

"Aww. Sakitt," Allisya duduk santai di tanah, memegangi lututnya yang berdarah.

"Ceroboh," gumam Daniel. Ia berlalu begitu saja tanpa menolong Allisya.

Allisya mendongak. "Daniel?"

Sebuah tangan terulur. Saat Allisya menoleh ke belakang ternyata itu Aris.

"Hati-hati. Mana yang sakit?"

'Kak Aris beda. Dia lebih peduli,' daripada Daniel melewatinya begitu saja.

Allisya meraih tangan Aris. "Aku gak papa kok," kilahnya berpura-pura kuat. Cewek memang begitu, tidak apa-apa.

Aris mendapati lutut Allisya yang berdarah. Aris besimpuh. "Kata siapa gak papa? Ini luka. Harus di obatin sebelum infeksi. Masib bisa jalan kan sya?"

Allisya ragu mau menja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status