Share

Aduan Nareshwari

Rahman sedang bertatapan dengan ayahnya, Hartanto. Pria itu meneguk salivanya beberapa kali. Berhadapan dengan sang ayah selalu membuat nyalinya menciut. Mata Rahman menelisik keadaan ayahnya. Hatinya begitu lega karena sang ayah sudah cukup pulih dari sakit yang ia derita. Kondisinya kini terlihat bugar dan jauh lebih baik dari pada terakhir Rahman menjenguknya.

"Bagaimana? Kamu ke sini akan menerima tawaran Papa bukan?" Tanya Hartanto yang kini terduduk di kursi roda. Sementara bodyguard dan perawat tampak berdiri di belakang salah satu orang terkaya di Indonesia itu.

"Papa?" Rahman bergumam pilu. Baru kali ini lagi Hartanto menyebut dirinya dengan sebutan papa. Bibir pria paru baya itu bergetar menahan tangis. Apakah kini Hartanto sudah mau memaafkannya?

Hartanto seolah menjaga martabat anaknya. ia tidak ingin ada yang melihat putra semata wayangnya menangis. Kemudian Hartanto menggerakan tangannya ke atas. Semua paham akan kode itu. Gegas mereka keluar dari ruangan kerja peng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status