Ingatan Cresta berpindah lagi.
Alam perbatasan antara alam kehidupan dan kematian itu kini menunjukkan sebuah kamar di sebuah gubuk yang usang. Saat itu sudah malam hari, Cresta muda dan Adrianne tampak sedang berbaring telanjang di sebuah ranjang, tubuh mereka tertutup selimut."Apa kau tidak malu menunjukkan malam pernikahanmu padaku?" Tanya Anna sembari memalingkan wajahnya."Tidak, nona. Jangan palingkan wajahmu. Ini bagian terpentingnya."Tiba-tiba, pintu gubuk yang mereka tinggali diketuk seseorang. Dengan perasaan malas, Adrianne memakai pakaiannya dan membuka pintu kayu itu."Nona Cresta di mana? Apakah nona Cresta di sini? Di mana kau menyembunyikannya? Aku tahu ia ada di sini." Kata lelaki yang mengetuk pintu itu."Siapa kau lelaki gila? Beraninya kau mengganggu malam-malam begini. Enyahlah." kata Adrianne.Lelaki itu berambut merah dan bermata ungu, persis seperti Cresta sendiri. Tanpa menghiraukan Adrianne, si lelaki"Cresta dari Klan Kingsley, aku mengutukmu. Setelah kau mati, jiwamu tak akan bisa sanggup meraih alam kematian. Jiwamu akan terperangkap dalam tubuh naga raksasa yang abadi. Dan sebagaimana kau yang menuruti seluruh keinginan Adrianne Harlow, sampai-sampai kau mengkhianati titisan darahmu sendiri, naga itu juga akan menuruti segala keinginan Adrianne Harlow dan keturunannya. Kau akan hidup selamanya dalam wujud naga itu untuk melayani Adrianne Harlow dan keturunannya, nona. Mereka akan memperbudakmu selamanya." Mendengar kutukan dari Dewi Eirene, Cresta sangat ketakutan. Ia menjatuhkan keranjang bunga mawar yang ia pegang dan bersujud di kaki sang dewi. "Maafkan aku, dewiku. Ampunilah aku. Jangan kau layangkan kutukan yang aku sendiri tak sanggup menghadapinya. Dan jika aku harus menerima kutukan, tolong setidaknya jangan selamanya, akhirilah kutukan itu suatu hari nanti." "Semuanya tergantung Adrianne, nona.""Maksudnya?" "Beritahu Adrianne semua yang aku katakan padamu ini. Den
"Semua ini pada dasarnya hanyalah pembalasan dendam. Sebagaimana hutang, dendam harus terbayarkan, nona. Untuk melepaskanku dari kutukan, kau harus membalas dendam pada Adrianne dan keturunannya." Kata Cresta. "Iya-iya, aku mengerti. Ayolah, jangan bertele-tele. Beritahu saja aku apa yang harus lakukan." Cresta meletakkan kedua tangannya di pundak Anna, lalu ia menatap gadis itu dengan ekspresi wajah yang sangat serius."Pertama, sebagaimana aku yang diperbudak oleh keluarga Harlow selama 200 tahun lebih, kau harus memperbudak salah satu anggota keluarga Harlow. Yang ini sudah terpenuhi, sebab di hadapan mataku sendiri Erwin Harlow mengatakan : 'aku adalah budak bagi hati dan jiwamu, nona.' Saat upacara eksekusi dahulu." "Iya, aku ingat. Setelah itu, kau mengamuk dan membakar banyak orang. Raja Darril dan beberapa putrinya mati terbakar beberapa hari setelahnya. Kau sengaja membakar mereka?""Yah, aku sengaja, sebab itu adalah hasrat terpendamku. Aku sudah setengah lepas dari kutuka
"Erwin adalah suamiku juga. Bahkan lebih dari itu, aku istri pertamanya. Dan sekarang aku mendapat hakku sebagai seorang istri. Lihatlah, Anna, aku meniduri lelakimu. Dan aku akan mendurinya di malam-malam lain. Aku akan menghabiskan 1001 malam bersamanya. Dan kau tidak akan mendapat jatah satu malam pun." Kata Nona Arista di dalam hatinya saat ia melihat wajah tampan Erwin yang terbaring di bawahnya. Sementara Arista yang mengambil alih hubungan mereka di ranjang itu, Erwin hanya memejamkan mata. Erwin tak merasakan kebahagiaan apapun, semua yang ia pikirkan hanyalah si gadis budak bernama Anna itu. Cinta pertamanya, dan cintanya satu-satunya. Malam itu, Erwin menyadari bahwa ia sudah terlampau sangat mencintai budak perempuannya itu. Bahkan, saat seorang perempuan lain sedang duduk di selangkangannya, yang ia pikirkan hanyalah Anna, Anna, dan Anna. Erwin membuka matanya. "Hentikan, nona. Menyingkirlah dari tubuhku." Kata Erwin. "Eh, kenapa? Kau tidak suka ya? Atau kau mau mengga
Sejak kejadian itu, Anna tak pernah mau bertatap muka dengan Erwin lagi. Ia selalu mengurung diri di kamar, sebagian besar waktunya ia habiskan untuk memikirkan bagaimana menggulingkan tahta keluarga Harlow yang telah berkuasa selama 200 tahun lebih itu. Terlebih lagi, ia juga masih bimbang apakah ia harus "mengkhianati" Erwin atau tidak. Anna merasa bahwa ia masih mencintai lelaki itu, bahkan ketika ia telah melihat Erwin meniduri wanita lain. 15 hari sejak kejadian itu, Anna dan Erwin belum bertemu juga. Walaupun Erwin selalu mengetuk pintu kamar Anna dan meminta maaf padanya. Erwin tak pernah takluk pada sifat keras kepala Anna. Ia bahkan pernah berada di balik pintu kamar Anna hingga semalam penuh. "Jangan berhenti mencintaiku, nona." katanya.Hingga, hari itu, ketika Erwin hendak pergi keluar ibu kota untuk suatu urusan kerajaan, ia kembali mengetuk pintu kamar Anna. "Nona... Aku akan pergi selama 2 minggu. Jika kau tak mau memaafkanku, setidaknya biarkan aku melihat wajahmu s
"Oderint dum metuant." Kata Anna pada Nona Arista. Ia tak peduli bahwa Nona Arista tampak kebingungan pada kata-kata latinnya itu. Tanpa menjelaskan apa maksudnya, Anna berjalan terus menuju kamar Erwin. Dan begitu sepasang kekasih itu berjumpa, mereka tampak sangat bahagia."Nona... Aku amat rindu padamu." Kata Erwin sembari memeluk Anna. "Aku kira kau pulang lebih lama." "Tidakkah kau senang aku pulang lebih cepat?""Tentu saja aku senang, terlebih lagi kau pulang dengan selamat, Erwin.""Nona, apa kau mau main catur denganku? Aku rindu dikalahkan olehmu." Anna tak menjawab pertanyaan Erwin, sebaliknya ia malah bertanya :"Dengar, Erwin, jika kau terpaksa harus memilih antara aku dan bayi itu, siapa yang kau pilih?" Erwin berpikir sejenak sebelum ia berkata :"Tentu saja aku akan memilihmu, nona.""Sungguh?" "Yah, sebab kau yang paling aku cintai di muka bumi ini. Anak bayi itu bisa diperoleh lagi, tetapi perempuan seperti dirimu tak ada duanya. Kau adalah kemenangan terbesar
"Malam-malam yang membosankan." Pikir Anna. Selama bermalam-malam setelah melihat buku porno itu, Anna tak pernah meninggalkan kamar Erwin. Dan Erwin pun tak ingin Anna meninggalkam kamar mereka. Mereka bagai sepasang suami yang berbulan madu. Bercinta tiap malam secara sembrono dan amatiran."Aku rasa aku suka posisi yang ini, nona." kata Erwin."Mengerikan sekali." jawab Anna. "Apanya yang mengerikan?""Seleramu, Erwin."Anna menghadapi tiap tusukan "belati" itu dengan menatap langit-langit kamar. Ia diam, tak mengeluarkan rintihan rasa sakit apapun. Dan itu membuahkan hasil yang ajaib, Erwin selesai lebih cepat. 6 menit, atau 4 menit, atau bahkan 2 menit. Mereka terus melakukannya, tiap saat, tiap malam, mencoba berbagai posisi dengan bantuan buku porno mengerikan itu. Dan berhari-hari ada di surga dunia itu (hanya bagi Erwin), mereka seakan lupa dunia luar. Anna lupa pada misinya. Dan Erwin lupa pada jabang bayi di perut Nona Arista."Aku curiga aku sudah hamil sekarang." Pikir
"Kalau begitu tinggalkan aku dengan Erwin." Kata Anna. "Tidak, nona, bagaimana kalau anda juga terinfeksi?" "Kau bilang wabah ini menular melalui kontak dengan darah si penderita kan? Aku rasa aku juga tertular, sebab Erwin pernah batuk dan mengenaiku. Menjauh dariku sebelum aku menularkan penyakit ini pada kalian juga.""Jadi, anda ingin menghabiskan saat-saat terakhir dengan yang mulia raja?" "Erwin akan hidup. Ia tidak akan mati sekarang. Ia akan mati sebagai lelaki tua, di kamarnya yang hangat dan dikelilingi anak dan cucunya.""Bukannya aku ingin menghancurkan doa baikmu, nona. Tapi tak pernah ada yang selamat dari wabah ini.""Aku tak peduli.""Kalau begitu, selamat tinggal, nona, sampai jumpa di surga.""Sampai jumpa." Anna melihat keadaan Erwin yang sudah lebih parah. Saat itu, ia punya pekerjaan tambahan. Anna menusuk tulang punggungnya dengan jarum kecil sampai jarum itu menembus tulang belakangnya. Setelah itu, ia menampung cairan bening yang keluar dari punggungnya itu
"Orang pengecut mana yang mengirim seorang gadis lemah untuk membunuhku." Pikir Erwin setelah seorang pelayan datang ke kamarnya dan menyerangnya saat ia sedang beristirahat. Pelayan itu berhasil memotong sedikit daun telinga sebelah kanan Erwin. Selain itu, ia gagal total. Erwin menaklukkanya dengan cepat. Erwin memerintahkan gadis pelayan itu dikurung di penjara bawah tanah untuk diinterogasi nantinya. Namun, di tengah perjalanan, si gadis pelayan terlebih dahulu menggorok lehernya sendiri. *** "Nona? Apa yang terjadi padamu? Kau terluka." Kata Erwin dengan raut wajah khawatir ketika ia melihat Anna memasuki kamarnya dengan gaun yang bersimbah darah. "Aku baik-baik saja. Ini hanya luka gores.""Biar aku lihat."Erwin kemudian membuka gaun Anna sehingga nampak dada gadis itu. "Lihat kan, hanya luka gores.""Sepertinya cukup dalam." "Ini akan sembuh sendiri. Dan kau juga terluka, Erwin." Kata Anna sembari melihat daun telinga Erwin yang terpotong. Erwin membuat Anna duduk di paha