"Orang pengecut mana yang mengirim seorang gadis lemah untuk membunuhku." Pikir Erwin setelah seorang pelayan datang ke kamarnya dan menyerangnya saat ia sedang beristirahat. Pelayan itu berhasil memotong sedikit daun telinga sebelah kanan Erwin. Selain itu, ia gagal total. Erwin menaklukkanya dengan cepat. Erwin memerintahkan gadis pelayan itu dikurung di penjara bawah tanah untuk diinterogasi nantinya. Namun, di tengah perjalanan, si gadis pelayan terlebih dahulu menggorok lehernya sendiri. *** "Nona? Apa yang terjadi padamu? Kau terluka." Kata Erwin dengan raut wajah khawatir ketika ia melihat Anna memasuki kamarnya dengan gaun yang bersimbah darah. "Aku baik-baik saja. Ini hanya luka gores.""Biar aku lihat."Erwin kemudian membuka gaun Anna sehingga nampak dada gadis itu. "Lihat kan, hanya luka gores.""Sepertinya cukup dalam." "Ini akan sembuh sendiri. Dan kau juga terluka, Erwin." Kata Anna sembari melihat daun telinga Erwin yang terpotong. Erwin membuat Anna duduk di paha
Belum sempat si penjual racun menyebut nama si tersangka, tiba-tiba saja ia bertingkah menggila. Ia berteriak-teriak kesakitan. Dicakarnya wajahnya sendiri dengan kuku-kukunya yang tajam. "Hey, apa yang terjadi padamu?" Kata Erwin sembari mengguncang bahu lelaki itu.Kemudian, si penjual racun mengambil obor yang ada di dekatnya dan langsung membakar wajahnya sendiri. Bahkan Erwin pun tak dapat menghentikan tingkah gila lelaki itu. "Ia bagai kerasukan sesuatu." Kata Anna yang berdiri di belakang Erwin."Tetaplah di belakangku, nona." Api menyala di wajah dan kepala si penjual racun, tetapi alih-alih menjerit, si penjual racun malah tertawa kegirangan. Ia lalu menari-nari seperti orang gila. Tak lama kemudian, api membakar habis kepalanya. Ia akhirnya jatuh dan mati."Ia benar-benar kerasukan tadi." Kata Erwin."Pria malang.""Iya, malang sekali. Aku akan memerintahkan agar ia mendapatkan pemakaman yang layak.""setidaknya kita tahu bahwa orang yang mencoba meracunimu berasal dari d
Si penjual budak menyuruh Jean memilih mana yang ia suka. Dan Jean pun melihat mereka satu persatu. Ia tak memilih Anna pada awalnya. Ia memilih gadis lain yang lebih montok, tetapi saat ia mengangkat wajah Anna untuk melihat kecantikannya, ia terpesona pada Anna. Tatapan mata gadis itu mengingatkannya pada tatapan mata Erwin. "Tatapan mata yang indah, entah kenapa tatapan matanya mengingatkanku pada Komandan Erwin." Kata Jean. Ia segera menggandeng tangan gadis itu dan membawanya ke hadapan si penjual budak. Lalu, ia berkata : "Aku pilih gadis berambut merah ini, berapa pun harganya, aku akan membayarnya?""Oh tuan yang baik, gadis ini sebenarnya akan aku jual pada sang pangeran. Tunggulah sebentar, jika sang pangeran menolaknya, maka aku akan menjualnya padamu." Dan Jean pun setuju. Gadis itu tampak sakit-sakitan, dan ia beberapa kali terjatuh tak sadarkan diri, tetapi si penjual budak terus menendangi tubuh si gadis agar ia bangun. "Kasihan sekali. Padahal kelihatannya dia s
"Oh tidak, nona..." Kata Erwin. Anna dalam keadaan yang sangat mengerikan. Karena serangan babi, tangan gadis itu putus. Lehernya koyak. Usus halusnya terburai keluar. Lalu, payudara sebelah kanannya hancur hingga tulang rusuk dan paru-parunya nampak. Erwin mengira Anna sudah mati (iya, manusia biasa mana yang bisa selamat dari luka separah itu.) Erwin memeluk gadis itu dan menangis hingga air matanya membasahi wajah si gadis Anna. "Erwin... Maafkan aku menganggu momen harumu, tetapi bisakah kau ambilkan potongan tanganku." Kata Anna dengan pelan menahan sakit. Erwin terhenyak sebentar, sebelum berkata :"Kau masih hidup, nona.""Memangnya mayat bisa bicara?"Ia begitu senang gadis itu hidup, dan ia mengabaikan alasan bagaimana gadis itu tetap hidup dalam luka yang sangat parah. "Cepat cari bantuan..." Kata Erwin menyuruh tiga prajuritnya yang tersisa. Mereka semua pergi meninggalkan Erwin dan Anna untuk mencari bantuan. "Nona, demi tuhan, detak jantungku sudah mau hilang tadi,
"Hanya itukah yang ada dalam pikiranmu, Erwin?" Erwin hanya tertawa. "Dasar laki-laki." Kata Anna sembari memijit hidung Erwin. "Hey... Nona, sungguh... Aku menginginkannya... Kita belum pernah bercinta di luar ruangan. Aku jadi ingin tahu seperti apa sensasinya." "Kita tak bisa melakukannya di sini.""Benar, bagaimana kalau ada hantu yang ikut menikmati tubuh?"Erwin tampak tertawa pada candaannya sendiri. Namun, Anna menggigit hidung lelaki itu, kemudian mencium ujungnya."Kita punya begitu banyak waktu, sayangku. Mari kembali ke istana." Kata Anna. Erwin hendak mencium bibir gadis itu, tetapi ia mendengar suara aneh, ia jadi mengurungkan niatnya. Erwin memegang pedangnya di tangan kiri, dan di tangan kanan ia menggenggam erat pergelangan tangan Anna, bersiap untuk melakukan pertarungan dan melindungi gadisnya itu."Suara apa ini?" Kata Erwin. "Aku rasa suara ini berasal dari babi itu." Erwin dan Anna menghampiri dua babi hutan liar yang sudah jadi bangkai itu. "Babi ini sud
Hal-hal gila nan absurd memang selalu terjadi di istana Mistere, istana kerajaan Harlow itu. Entah karena keturunan darah kerajaan yang dikutuk untuk gila akan sesuatu, atau karena kutukan sihir hitam yang mereka lakukan. Namun, yang paling gila bagi Erwin adalah kenyataan bahwa kekasihnya pernah hamil anak pamannya sendiri. Anna memberitahu Erwin bahwa Grigori dulu pernah memperkosanya sebagai bagian dari ritual sesat yang dilakukan sekte mawar merah itu. "Kau percaya padaku?" Tanya Anna. Erwin mengangguk. "Tapi belum tentu aku benar, Erwin. Bisa saja logikaku meleset, atau ada sesuatu yang aku lewatkan." "Pokoknya ia harus diintrogasi, nona." Anna selama ini benar, ia tak perlu bukti apapun untuk membuat Erwin percaya padanya.Mereka berdua pun kembali ke istana. Dan sesampainya di sana, Anna dan Erwin mencoba menemui Grigori di kamarnya, tetapi ia tak ada. Bahkan, ia tak ada di seluruh istana. Pun, Erwin mencari keberadaan Grigori di ibu kota, tetapi ia tak ada juga. "Aku ra
"Akhirnya, si gadis binal pemburu kemaluan laki-laki datang juga." Kata Grigori saat beberapa anak buahnya membawa Anna ke hadapannya. "Gadis ini aneh, tuanku. Ia tak seperti gadis-gadis lain yang berteriak-teriak saat diculik. Ia tak membuat keributan apapun, sama sekali tak menyulitkan kami." "Itu karena ia rindu pada belaianku." Kata Grigori. "Sekarang, lepaskan seluruh ikatannya, juga buka tutup mata dan penyumpal mulutnya, lalu tinggalkan kami sendiri saja." Begitu tutup matanya dibuka, Anna melihat dirinya sudah ada di sebuah kamar. Dan sebagaimana yang ia perkirakan, Grigori-lah yang menculiknya. Setelah semua ikatan di tubuhnya terlepas, mereka meninggalkan Anna dan Grigori sendirian di kamar itu. "Katakanlah sesuatu, nona. Kau diculik saat ini. Di tempat asing, jauh dari Erwin tercintamu itu. Dan Erwin tak akan menemukanmu, bahkan jika ia mencari 1000 tahun pun. Tempat ini sudah dilapisi mantra sihir khusus agar tak tampak dalam pandangan manusia." "Mantra yang sama yan
Setelah Erenne mengatakan tujuannya menculik dirinya, Anna menjadi mual. Bagaimana mungkin seorang ayah tega memakan anak bayinya sendiri? Lelaki ini benar-benar sinting, pikir Anna. "Aku tak akan pernah melahirkan anak untukmu, Tuan Erenne. Jika kau ingin menanam benihmu di rahimku, aku akan memberontak melawanmu, tak peduli walaupun aku mati karenanya." Erenne hanya menyeringai mendengar kata-kata Anna itu. "Memangnya apa yang bisa kau lakukan, nona?"Kemudian, ia memaksa gadis itu untuk berciuman dengannya. Anna memberontak sekuat yang ia bisa, bahkan pakaian Erenne robek karenanya. Setelah puas mencium Anna, Erenne melepaskan gadis itu. Anna melihat sebuah kolam ikan kecil di dekat harem, ia pun berlari ke kolam itu. "Kau tidak akan bisa ke mana-mana, nona. Jangan sia-siakan tenagamu." Kata Erenne yang mengira Anna akan kabur.Dengan air kotor bekas menampung ikan itu, Anna membasuh bekas ciuman Erenne di bibirnya. Tentu itu membuat Erenne merasa terhina. Ia segera menghampir