Share

23

PoV Lestari

            “Uek! Uek!” Sesaat setelah kepergian Mas Rauf dari kontrakan, aku pun tak mau menunggu lama lagi buat memuntahkan semua isi perut. Jamu peluruh haid tadi harus keluar! Bagaimana pun caranya.

            “Tari! Tari, kamu nggak apa-apa?” Rizka menghambur padaku. Tangannya langsung cekatan mengurut tengkuk.

            “Uek!” Tak bisa berucap lagi, aku hanya bisa muntah. Terus mengeluarkan cairan jamu berwarna cokelat tersebut bercampur dengan sisa makanan yang belum tecerna.

            “Banyak sekali muntahmu, Ri. Ya Allah, kasihan kamu. Kita ke dokter kah?” Suara Rizka panik. Tangannya terus mengurut tengkukku, membuat lebih rileks dan nyaman.

   

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status