Share

Prasangka Melemahkan Hati

"Ma ...."

Aku mengge-liat merasakan tepukan pelan di pipi. Ketika membuka mata aku melihat El sedang menatapku.

"El, kok, gak sekolah?" Aku bertanya sambil menyandarkan punggung ke kepala tempat ti-dur.

"Libur, Ma, kan, hari minggu."

"Oh, ya?" Dahiku berkerut. Aku menghela napas, terlalu sibuk menangisi sikap Saga sampai lupa dengan sekitar termasuk El. "Kenapa liat Mama kayak gitu?"

"Mama sakit?"

Aku menggeleng pelan, mataku terasa panas ketika El meletakkan telapak tangannya di dahiku. Anak itu sudah tumbuh besar, di usia sepuluh tahun sikap dan pembawaannya jauh lebih dewasa. Dia juga sangat sensitif pada keadaanku, aku bersyukur memilikinya. El, satu-satu lelaki yang tak akan pernah menyakitiku.

"Ba-dan Mama panas, kayaknya Mama demam. Aku telpon dokter, ya."

Aku menahan tangan El yang hendak bangkit mengambil ponselku yang tergeletak di atas nakas. Benda itu aku abaikan sejak kemarin, tepatnya setelah perdebatan dengan Saga tadi malam.

"Gak usah, Mama baik-baik aja. Nanti s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status