Di apartemen milik Allen masih sangat sepi, terlihat penghuninya masih terbungkus oleh selimut tebal di sebuah kamar yang mewah dan dingin karena air conditioner. Sudah beberapa kali terdengar dering ponsel dengan nyaring, tapi Allen masih bergeming. Ting…tong….Kini bel apartemennya yang berbunyi, namun Allen masih tidak bangun sama sekali dengan suara dering ponsel ataupun suara bel. Entah karena lelah atau kerena pingsan. Bip!.... bip!.... Ceklek! Terdengar suara kode masuk kedaam apartemen dan tak lama kemudian pintu di buka, dan ternyata Marco yang datang ke apartemen milik anaknya. Marco tahu kode apartemen milik anaknya. “ Allen!..... Allen!” Sunyi! Tidak ada sahutan dari anaknya, yang terdengar hanya detak jam yang terus berputar memuaskan suasana sunyi. “ Kemana sih anak itu” gumam Marco kemudian melihat ke seluruh ruangan, dan terakhir dia membuka kamar anaknya dan melihat anaknya masih tidur dengan lelap. Ck! Ck! Ck! Marco berdecak sambil menggelengkan kepalanya mel
Berita mengenai tertangkapnya dokter Vero masih menjadi berita utama, sekaligus mengejutkan komunitas medis dan meningkatkan kekhawatiran pasien. Apalagi pihak kepolisian telah menyita bukti yang berupa obat dan juga beberapa zat berbahaya yang ditemukan di klinik dan juga di kediamannya. Di duga Dokter Vero telah meresepkan obat itu kepada pasien secara sengaja yang mengakibatkan pasien memiliki emosional yang sangat ekstrim. Mengingat dosis yang tertera dalam obat itu sangat tinggi. Namun nama pasien itu di rahasiakan identitasnya, semata mata untuk melindungi korban untuk saat ini. Delain itu pihak kepolisian juga mengkantongi bukti lain seperti, hasil pemeriksaan lab mengenai obat yang diberikan oleh dokter Vero pada pasien, dan juga hasil pemeriksaan Kesehatan pasien setelah mengonsumsi obat dari dokter Vero. Fakta itu memicu kemarahan public, apalagi dokter Vero merupakan salah satu dokter terbaik, membuat Masyarakat tidak tahu lagi haruskan dia masih percaya pada Lembaga kedo
Hari sudah mulai siang, satu persatu staf Hill Corporation mulai datang ke kantor, namun mereka terheran heran saat tiba tiba mereka diarahkan menuju aula yang ada di Gedung itu. Sebuah pertanyaan besar mengusik isi kepala mereka, karena memang tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari pihak Perusahaan, jika ada rapat ataupun apa. Dan biasanya juga jika ada rapat atau hal penting pasti hanya beberapa orang yang punya jabatan saja yang maju. Tapi rata rata semua staf tidak di bolehkan masuk kedalam ruangan yang biasanya mereka tempati. “ Apa yang terjadi? Sepertinya kemarin baik baik saja tapi kenapa hari ini sangat berubah, seolah olah kita sudah bertahun tahun tidak masuk dan begitu masuk semuanya sudah berubah” ucap salah satu staf menanyakan pada temannya. “ Entahlah, tapi kita tidak perlu khawatir bukankah kita hanya staf biasa, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dan mungkin saja hari ini ada acara, bukankah bos kita suka aneh” sahut temannya lirih.“ Sebarangan! Justru kare
Allen langsung menghubungi salah satu temannya untuk mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya dengan Mamanya, sekaligus ingin tahu siapa orang yang melaporkan Mamanya sampai polisi menangkap Mamanya. Saat ini Allen masih bersama dengan Marco di apartment miliknya. Mereka berdua sibuk masing masing dengan ponselnya untuk mencari tahu fakta. “ Kira kira siapa yang melakukan hal ini pada Mama, selama ini bukankah semuanya baik baik saja. Apakah ada orang berkuasa yang melaporkan hal ini untuk menjatuhkan Mama atau seperti yang pernah papa bilang ada yang mengkhianati Mama” ucap Allen masih tidak terima Mamanya di penjara. Meskipun sejak kecil hidup Allen sudah jauh dari kedua orang tuanya. Dan juga dia tidak bisa memberitahukan kepada teman temannya siapa orang tuanya, tapi Allen sangat menyayangi Mamanya. “ Kamu tidak lihat di berita jika orang yang melaporkan Mama kamu, menggandeng pengacara Darius Fazza, siapa yang bisa berani melawan pengacara itu. Itu artinya orang itu kaya sampa
“ Gila! Seorang dokter yang katanya hebat ternyata dia bersikap kejam dengan memberikan obat berbahaya pada pasien, bukankah lebih baik dia membunuh orang itu dari pada memberinya obat itu, apa dia seorang psikopat! Dia dokter, apakah dia tidak tahu efek dari obat itu?” ucap seorang paruh baya dengan sangat kesal saat tiba tiba dia melihat berita yang sangat menguncang dunia itu.“ Udah jangan di ikuti berita seperti itu, yang ada bibi semakin kesal dan darah tinggi naik, siapa yang rugi? Toh dia sudah ditahan dan aku yakin dia tidak akan bisa mengelak lagi, meskipun aku bukan orang pintar tapi aku percaya jika Tuan Darius akan membuat dokter itu berada dipenjara” ucap temannya yang juga sama paruh baya. “ Justru ini harus di kawal beritanya supaya dokter gila itu bisa berada dipenjara, jangan gara gara dia terkenal nanti bebas pula. Aku sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya pasien itu saat ini, mungkin kemarin dia tidak akan merasakan apapun karena masih diselimuti ef
Sean masih sibuk dengan dokumen dokumen yang ada ditangannya, dia benar benar kecolongan selama ini. Uang yang diambil Allen dari perusahaannya mencapai triliunan setelah semuanya di cek, kemarin dia menduga jika hanya miliaran yang masuk kantong Allen melalui Yunita. Tapi saat dia melihat dokumen ini, Sean mendadak punya penyakit jantung. “ Ini sama saja Allen yang yang jadi bosnya, jika seperti ini. Balasan apa yang cocok untuk manusia sampah seperti Allen ini” ucap Sean begitu geram, bisa bisanya bodoh dia tidak mengetahuinya. Sean menepuk nepuk dadanya yang terasa sesak.“ Jika dilihat dari semua data ini, dia melakukan pembajakan keuangan sejak enam tahun terakhir. Itu artinya semenjak El sudah tidak ikut campur dengan urusan perusahaan lagi. Hum, pantas saja! Itu artinya Allen juga ikut terlibat dalam masalah aku dengan El saat itu. Bukankah Xaquil mengatakan jika Allen menyukai ibunya. Allen mengira setelah aku menceraikan El dia bisa mengambilnya. Cih! Orang seperti dia tidak
Daren menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di basement Hill Corporation, hari ini ia akan menemui Sean namun dia tidak bisa datang secara terang terangan melalui lobby utama Perusahaan. Karena Daren sangat yakin, pasti ada beberapa anak buah Allen yang berada di kantor ini. Untuk itu dia langsung menuju basement dan nanti dia akan mengunakan lift khusus presdir yang langsung menuju lantai paling atas. Tentu saja Daren masih memiliki akses untuk masuk kedalam lift itu, ia yakin Sean tidak akan menganti aksesnya. Daren keluar dengan mengunakan masker dan tidak lupa membawa dokumen yang akan dia berikan pada Sean, dan dengan langkah tegap Daren berjalan masuk ke dalam lift, dan benar saja dia bisa masuk hingga ke lantai paling atas. Dalam hitungan detik dia sudah sampai di tempat Sean berada. Lantai paling luas dan juga paling sepi, karena hanya Sean dan Joe yang bisa masuk kedalamnya. Daren langsung membuka pintu ruangan Sean tanpa mengetuknya terlebih dahulu, namun dia terkejut
Allen mengepalkan kedua tangannya karena hari ini dia sudah bodoh dengan memberitahukan pada Sean mengenai Yunita. Harusnya dia tidak perlu buru buru menelpon Sean. Saat ini Allen masih berada di depan kantor polisi, Max masih di dalam sedang bersama Mamanya. “ Bodoh banget aku, harusnya aku tidak membicarakan hal itu, kenapa aku tidak memancingnya dulu. Kalau sudah begini aku tidak bisa berbuat apa apa” ucap Allen merutuki dirinya sendiri. “ Ini semua gara gara masalah yang menimpa Mama, lagi pula siapa yang berani membuat laporan palsu pada Mama. Apakah ini dokter lain yang ingin menjatuhkan Mama. Secara Mama sangat terkenal” ucap Allen yang masih tidak mengerti apa yang terjadi pada Mamanya. Bahkan dia tidak menyadari sedikitpun jika yang melakukan ini adalah Sean Hill.Sebenarnya jika Allen pintar dia akan tahu tanpa harus mengerahkan semua anak buahnya, Mamanya tidak pernah melakukan tindak kriminal, kecuali pada satu orang. Entah Allen yang terlalu bod*h atau dia merasa jika r