akakk terima kasih sudah membaca ya đ¤ jangan lupa baca juga buku saya yang berjudul DIBUANG KELUARGA DINIKAHI PEWARIS TERKAYA đ¤đ dan tinggalkan gems untuk othor đ
....Sementara itu di tempat lain, Alex baru saja pergi meninggalkan Lara yang sedang bersama dengan Aira dan anak-anaknya. Ia pergi setelah menerima panggilan dari Ibra agar mereka bertemu sekarang.Alex belum sempat berpamitan pada Lara karena ia terburu-buru. Sepertinya Ibra menemukan sesuatu yang harus ia sampaikan padanya sesegera mungkin.âPak Alex,â panggil Ibra saat Alex melewati persimpangan koridor tak jauh dari salah satu bangunan rumah sakit.âIbrani,â sapa Alex seraya menghentikan langkahnya.âNeo sedang bersama dengan Aira. Aku belum sempat bertanya ke mana mereka pergi,â katanya. âApakah Lara sudah selesai konseling?ââSudah. Jangan khawatir, Neo dibawa Aira untuk bertemu dengan Lara kok. Mereka bicara di dekat taman tadi.ââOh, syukurlah kalau begitu.ââAda yang ingin kaamu bicarakan?â tanya Alex sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana berwarna putih yang senada dengan kemeja yang ia kenakan. Memandang Ibra ... sepertinya Alex tahu jika pemuda itu sedang
Alex tidak akan pernah lupa dengan apa yang dilakukan oleh Shiera kepada Lara hari itu. Semua kejadian masih membekas di dalam benaknya hingga hari ini. Tangis Lara yang meratapi genangan darah, atau Neo dan Shenina yang ketakutan melihat kondisi ibunya, serta hatinya sendiri yang seperti dikoyak hingga tak berbentuk, kala ia harus menanda tangani persetujuan untuk mengangkat sisa-sisa janin dari kandungan Lara.Setelah waktu seolah sedang mengambil alih segala hal dan menggantinya dengan kebahagiaan yang Alex pikir adalah sebuah kebahagiaan yang hakiki, nyatanya keadaan semu justru lebih tertarik untuk membelenggunya.Baru saja, dengan sepasang telinganya sendiri ia mendengar dari Ibra bahwa serang pria gila yang terobsesi dengan Lara bisa jadi adalah partner dalam kejahatan Shiera.Lelaki yang menyediakan benda mengandung oksitosin yang nyaris merusak rahim istrinya.âBedebah!â Alex mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Ia menatap tajam, menerobos melewati bahu Ibra yang berdiri
Alex berpikir dalam hati, âTadi bukankah dia sendiri yang bilang jika aku harus bersikap normal karena tidak memiliki bukti untuk menuduh Selim? Tapi lihat yang dilakukannya! Memasang badan dengan gagah perkasa.â Yang sedang dibicarakan oleh Alex adalah Ibrani.Ibra sendiri yang mengatakan jika Alex tidak boleh gegabah dan agar sebaiknya menahan diri, tetapi sikapnya yang defensif yang terbiasa melindungi Alex muncul dari alam bawah sadarnya dengan memasang badan dan menghadapi pria itu sebelum ia sampai di hadapan Alex.Kebiasaan memang tidak bisa diubah begitu saja. Begitu juga dengan seorang Ibrani Loure Halls.âSelamat siang,â tanggap Ibra atas sapaan Selim yang berdiri beberapa jarak di hadapannya.âAda ... yang bisa saya bantu?â tanyanya lagi, berpura-pura tidak mengenal padahal dari telinga Alex yang terbiasa mendengar suara Ibra, ia tahu bahwa anak itu sedang menahan amarah yang bergolak di dalam dadanya.âHanya ingin menjenguk Shenina, dan juga Neo. Aku mendengar dari salah s
Ba ... ha ... ya?Lara mengulangi gerak bibir Aira yang berdiri beberapa meter di sebelah kirinya. Mereka saling pandang, cukup lama, sebelum Aira menganggukkan kepalanya secara tidak kentara.Lara meriding sekujur badan. Ia menatap kepada Alex yang senyumnya tak bisa ia artikan sepenuhnya. Ada ketegangan yang tersirat, yang dengan bodohnya diabaikan oleh Lara.Kini, saat ia mendapatkan isyarat dari Aira, Lara baru saja menyadari hal ini.Ibra yang memasang badan terlebih dahulu, kerlingan tajamnya saat bertukar tatapan mata dengan Alex, serta Alex yang mengatakan siapa dirinya. Bahwa dia adalah suaminya, ayah dari Neo, Shenina dan juga Sky. Pertanyaan berbumbu curiga dari Alex saat ia menyinggung soal bagaimana caranya Selim tiba di sini, sebenarnya itu telah merujuk pada ketegangan yang sedang coba ditutupi oleh Alex dan Ibra.Lara tidak tahu apa yang terjadi.Tetapi dua manusia itu sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu dan bersikap defensif.Dan ketegangan yang coba ditutupi itu
Lara merinding sekujur badan mendengar apa yang disampaikan oleh Aira. Ia bahkan harus menggosok tengkuknya yang mendadak berat saat ini.Ia menoleh ke arah jendela kaca, debaran jantungnya meningkat sepuluh kali lipat dengan hanya membayangkan pria itu mengawasinya selama ini tanpa Lara mengetahuinya sama sekali.âKenapa dia seperti itu, Aira? Padahal aku juga tidak begitu mengenalnya dulu. Kami hanya tahu bahwa kami hanyalah sebatas tetangga, tidak lebih! Lagi pula komplek kami berbeda. Dia ada di komplek yang rumahnya jauh lebih bagus, tidak seperti rumahku yang kecil.âLara menatap Aira dengan kedua sisi matanya yang terasa panas dan perih. âSeseorang yang terobsesi akan seperti itu, Lara. Sekalipun kalian jarang bertemu, atau hanya bertemu sekali saja, tapi karena dia menyukaimu dan berpikir hanya dia yang berhak memilikimu, maka dia tidak akan melepasmu.ââDan dia datang dengan tanpa dosanya ke sini, mengucapkan kalau dia prihatin dan berduka tetapi itu hanyalah sebuah topeng?â
âBagaimana kalau kita memberinya umpan?â tanya Lara tiba-tiba. Ia memandang Alex yang seketika itu alisnya berkerut penuh tanda tanya.âUmpan bagaimana, Sayang?â tanya Alex balik.âMisalnya dengan memancingnya untuk datang lagi. Tapi kali ini kita yang menyiapkan perangkap untuknya. Misal harus membuat dia mengaku lalu kita mendapatkan rekamannya?âAlex menggeleng, âDia sangat hati-hati, Sayang. Dia tidak mungkin mengatakan hal seperti itu dengan jujur dan terbuka. Dia adalah tipe yang mempertimbangkan segala hal secara kritis. Dengan waktu tunggunya yang tidak sebentar itu ... dia pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Dia pasti tidak ingin memiliki nasib yang sama dengan yang didapatkan oleh perempuan itu.ââPerempuan itu?â ulangi Lara tak mengerti akan ucaapan Alex.Merujuk kepada siapa âperempuanâ yang dia katakan itu?âIya, perempuan itu. Shiera.ââApa hubungannya dengan Shiera, Alex?ââIbrani bilang kalau mereka pernah bertemu dan menginap pada hari dan tanggal waktu kamu ke
Alex bergeming. Kediamannya tentu saja membuat Jefri berang sehingga ia sekali lagi bertanya, âPapa tanya padamu, Jest Alexander Suh! Apa yang sudah kamu lakukan pada Lara?âDidengar dari nada bicaranya ... sepertinya Lara tahu bahwa Jefri bukan hanya sekadar bertanya. Tanya yang keluar dari bibirnya itu sebab ia pasti sudah mengetahui jawabannya sehingga ia hanya meminta Alex agar jujur.âPapa ....â panggil Lara lirih, ia maju satu langkah tetapi hal itu ia urungkan.Kakinya seolah terpancang di lantai, tak bisa bergerak. Berdiam mematung di sana.PLAKK!Tamparan tangan Jefri melayang mengenai pipi sebelah kiri Alex. Dan saking kerasnya, Alex mundur untuk beberapa langkah ke belakang, nyaris saja limbung.âJadi ini alasan kenapa kamu meminta aku dan ibumu untuk tidak mencampuri urusanmu saat itu? Karena kamu menelantarkan Lara?!âTangan Jefri sekali lagi terangkat. Dalam satu detik jelas ia akan menampar Alex lagi. Oleh karenanya Lara maju dengan gegas dan menahan pergelangan tangann
âKalian masuk dan istirahatlah!â pinta Ibra, memandang Alex dan Lara bergantian. âAda banyak orang yang akan menjaga tempat ini. Kalian jangan khawatir ular jantan bernama Selim itu datang dan mengacau.ââIya, terima kasih, Ibrani.ââSama-sama. Aku akan pulang malam ini dan kembali besok pagi. Ada hal yang harus aku kerjakan terlebih dahulu.ââIya. Tapi mungkin aku akan menyusul Papa untuk menunggu Shen di depan ICU setelah ini. Lalu menyempatkan pulang sebentar untuk melihat Skyler.âIbra mengangguk, âApapun itu ... tetap lakukan dengan hati-hati. Minta orang untuk mengantarmu ....âIbra menundukkan kepalanya di depan Alex dan Lara sebelum ia undur diri. Ibra benar saat mengatakan jika akan ada banyak orang yang menjaga tempat ini sebab Lara telah melihat beberapa pria berpakaian serba hitam yang ia yakini sebagai bodyguard milik JS Group berdatangan. Bahkan beberapa di antaranya Lara kenal betul. Jack, dan Lim yang paling sering ia lihat.Selagi Lara dan Alex masuk ke dalam kamar ra