Share

Bab 83 - Memaafkan

"Martin!" Diana menghampiri, menyentuh pundak Martin hendak menenangkan emosinya.

Seluruh keluarga masih berteriak histeris. Hanya sang kakek dan Benjamin diam dengan mimik wajah datar, tanpa ekspresi.

"Martin, dia Bibimu, turunkan senjatamu!" Isabel pun tak kalah paniknya lantas mendekat sambil sesekali melirik Benjamin. Meminta pertolongan. Akan tetapi, pria bertubuh tegap itu tak berniat sekalipun mendekat.

Isabel heran dan semakin panik. Ia pinta anak ketiga dan keempatnya, takut-takut mereka karena Benjamin memberi perintah untuk duduk di tempat.

Tegang, semuanya semakin tegang. Irene mulai menangis. Air mata mengalir dari sudut mata, membasahi pipi mulusnya itu dalam sekejap.

Agak kesal Isabel. Lalu menatap Martin lagi. "Martin, maafkanlah Irene, dahulu bibimu masih muda, dia—"

"Diam, Nek! Jangan ikut campur urusanku, aku hanya ingin bermain-main sebentar dengannya!" Martin langsung menyela dengan mata melotot keluar.

Isabel tersentak dan semakin panik. Sebab Martin mulai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status