Share

Masuk Rumah Sakit

"Hak asuh Aluna akan berada di tanganku. Ingat Alin, kamu itu pengangguran. Kamu mau makan apa jika berpisah denganku? Hakim tak akan memberikan hak asuh anak pada orang tua yang tidak bekerja seperti kamu!"

Kalimat itu terus saja terngiang di telinga. Semangatku untuk berpisah seakan menguap di udara. Kehilangan hak asuh anak adalah momok paling menakutkan bagi seorang ibu. Begitu juga diriku.

Mas Tara memang benar, saat ini aku tak memiliki pekerjaan. Bayangan akan kerja di mana aku juga tidak tahu.

"Ma." Aku tersentak lalu menoleh ke samping.

Aluna masih menutup mata sambil memanggil namaku berulang kali. Dia mengigau.

Kuperiksa suhu tubuhnya. Astaga, suhu tubuhnya 39,7°C. Ya Allah, kenapa suhu tubuhnya masih panas padahal sudah diperiksakan ke dokter.

Dengan cepat ku ambil ponsel, jemari ini menari di atas layar. Dua belas digit nomor ponsel Mas Tara sudah tertulis jelas di sana. Segera kutarik ke atas gambar telepon berwarna hijau itu.

Panggilan itu tersambung tapi tak kunj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nurli Eriza
tidak juga berubh sialin. sebel aku baca perempuan y sukanya menye2. tdk bisa ambil keputusan y tegas, dirundung ketkutan tiap hari, rasain diinjak2 laki2.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status