Share

Bab 44 : Hanya Berdua

Siswa yang lain kompak menengok ke pintu kelas. Benar saja. Kenzo tampak baru saja memasuki kelas dengan … menggunakan tongkat. Laki-laki yang dijuluki pangeran hitam itu seketika menjadi pusat perhatian. Tidak hanya di kelasnya, bahkan saat berjalan menuju sekolah sampai menyusuri koridor tadi, dia memang sudah menjadi pusat perhatian. 

Mulut Vindreya menganga. Tak ada satu kata pun yang mampu keluar dari mulutnya melihat Kenzo yang sedang berjalan pincang sambil memakai tongkat. 

Kenzo yang sudah tidak tahan ditatap seperti itu oleh teman-temannya seketika berhenti di depan papan tulis sambil menatap tajam. “Apaan liat-liat, hah?” 

“Kaki lo ….” Dimas menunjuk kaki kanan Kenzo. 

“Kenapa kaki gue? Nggak pernah liat kaki lo?” 

“Bu--bukan itu. Maksud gue … kaki lo kok bisa …..” 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status