Share

31. Debar dalam Dada

“Kalau tidak berharga, tidak mungkin para arkeolog berlomba-lomba mencarinya. Kau menyinggung perasaan mereka, Nona Lim,” gumam Adam sambil terus memainkan rambut hitam muridnya.

“Tapi itu berbeda. Mereka mencari amber untuk mempelajari dinosaurus dan sejenisnya, bukan untuk perhiasan. Dilihat dari sisi mana pun, batu itu tidak akan pernah menandingi berlian.” Sedetik kemudian, Amber mendorong lebih kuat. “Sekarang menyingkirlah! Aku lapar dan ini saatnya makan siang.”

Tiba-tiba, Adam menggenggam sebelah tangan muridnya dan merapatkan pandangan. “Kau tahu kenapa orang tuamu memberimu nama itu?”

“Apa?” balas sang wanita, galak.

“Kau dan batu itu sama-sama sensitif dan rapuh.”

Kekesalan Amber sontak meletup-letup. “Kau menyindirku?” Ia berusaha terdengar garang walau hatinya masih dilanda kegugupan.

“Hanya mengatakan kejujuran,” desah Adam sembari memangkas jarak. Sang wanita kini dapat merasakan embusan napasnya. “Tapi, di sisi lain, kalian sama-sama menarik.”

Tanpa terduga, pri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status