Share

34. Antara Cinta dan Nafsu

“Ck, laki-laki itu lagi,” gerutu Adam sebelum mendengus cepat.

“Siapa?” tanya wanita yang melongok dari balik punggung kekarnya.

“Tunanganmu,” jawab Tuan Dingin ketus.

Mendeteksi kekesalan sang pria, Amber sontak mengulum senyum. “Berhentilah menyebut Sebastian tunanganku. Kami hanya bersahabat,” tegasnya seraya memiringkan kepala, memeriksa raut wajah Adam dari sudut pandang yang lebih jelas. “Jadi, apakah boleh aku mengangkat telepon darinya?”

“Kenapa kau meminta izin dariku? Memangnya, aku suamimu?” celetuk Tuan Dingin, terdengar agak kekanakan.

Tawa kecil spontan terlepas dari mulut sang wanita. “Kau adalah guruku dan sekarang, kita sedang dalam pembelajaran. Karena itu aku meminta izin darimu. Jadi, boleh atau tidak?”

“Angkat saja,” jawab Tuan Smith sambil menegakkan badan. Pria itu tahu, posisinya menyulitkan Amber untuk meraih ponsel. Dalam hati, ia berharap nada dering berakhir sebelum sang wanita sempat menerimanya.

“Aku tidak akan lama,” bisik Amber sembari menepuk-n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status