Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
Di dalam vila Keluarga Limantara, Kota Manthana.Hari ini adalah ulang tahun Kakek Herman Limantara yang ke-70.Semua anak dan cucu datang memberikan hadiah ulang tahun, dan juga memberi doa kepadanya.“Semoga Kakek panjang umur dan sehat selalu!”Herman duduk sambil berkata dengan tersenyum, “Kalian semua memang anak baik-baik. Hari ini Kakek lagi gembira. Jadi, Kakek akan kabulkan satu permintaan kalian. Katakan saja apa yang kalian inginkan?!”“Kakek, aku lihat ada apartemen baru di dekat pantai. Harganya juga nggak mahal, cuma 2 miliaran saja ….”“Kakek, aku ingin tas Chanel edisi terbatas ….”“Kakek, aku ingin mobil balap ….”“Kakek, aku ingin beli jam tangan Rolex ….”“ … ”“Oke, Kakek akan belikan untuk kalian!” Herman langsung menyetujuinya.Semua cucu dari Kakek Herman langsung kegirangan. Pada saat ini, menantu pecundang dari Keluarga Limantara, Brandon Sinjaya, tiba-tiba berjalan ke depan, lalu berkata, “Kakek, boleh tidak aku dibelikan sepeda elektrik? Biar lebih gampang u
“Pesan dari Keluarga Sinjaya.” Brandon mengerutkan keningnya.Keluarga Sinjaya dijuluki sebagai keluarga terhebat di Negara Jembara, dan Brandon Sinjaya adalah keturunan dari Keluarga Sinjaya.Tiga tahun silam, dengan kerja keras Brandon sendiri, dia berhasil membawa Grup Sinjaya kembali ke puncak kejayaan. Dia bahkan sudah menciptakan perusahaan senilai 200 triliun.Hanya saja, saat Brandon hendak membawa Grup Sinjaya masuk ke peringkat sepuluh besar di dunia, ada anggota Keluarga Sinjaya yang main belakang.Saat itu, Brandon langsung diusir dari Keluarga Sinjaya, dan kedua orang tuanya juga langsung diutus ke Gunung Kowloon untuk menjalankan sebuah rencana akuisisi. Namun pada akhirnya, orang tuanya Brandon kehilangan kabar, dan Brandon tidak bisa bertemu mereka untuk selamanya.Brandon yang diusir dari Keluarga Sinjaya pun sudah kehilangan segalanya. Pukulan besar itu membuatnya sakit parah. Untung saja ada Nenek Keluarga Limantara, Bu Zaskia, yang bersedia menampungnya, dan menjadi
Setengah jam kemudian, Brandon sudah tiba di depan perusahaannya Hannah.Saat dia hendak memasuki pintu perusahaan, tiba-tiba satpam di depan pintu langsung menghalangi langkahnya. Si satpam berkata, “Keluar! Pengemis dilarang masuk ke dalam!”Brandon baru bangun tidur dan masih belum membasuh tubuhnya. Selain itu, dia juga mengenakan kaos yang sudah bolong dan celana pendek. Kelihatannya memang mirip gelandangan.Hanya saja, Brandon sudah terbiasa dengan perlakukan seperti ini. Dia hanya berkata dengan tersenyum, “Pak Satpam, aku datang untuk antar dokumen istriku.”“Istrimu?” Satpam melirik Brandon dengan tatapan curiga. “Siapa istrimu? Kak Dea si tukang bersih-bersih atau Kak Lisa si tukang masak?”“Istriku namanya Hannah,” balas Brandon.Sekujur tubuh satpam langsung merinding. Kemudian, dia pun tertawa terbahak-bahak. “Ternyata kamu itu menantu pecundang Keluarga Limantara … hahahah ….”Brandon menggeleng. Dia tidak menyangka ternyata dirinya cukup terkenal.“Sudahlah, berikan dok