Esok harinya Kevin mengajak sang istri untuk jalan-jalan ke Mall. Keduanya ingin membeli beberapa kebutuhan rumah mengingat Kevin akan lebih lama untuk tinggal di kota ini sembari menyelesaikan satu persatu urusannya.Namun siapa sangka, dia dalam Mall keduanya bertemu dengan Galen dan istrinya.“Jadi apa kau setelah berhenti menjadi artis? Gembel seperti lelaki pilihan si tua bangka itu huh?”Seolah ingin melampiaskan kekecewaannya pada Kevin pria paruh baya itu tak peduli sedang menjadi tontonan pengunjung mall yang lain.“Paling sebentar dia disuruh ngemis di jalanan oleh gembel ini,” tuduh Mika yang ikut menimpali ucapan suaminya.“Sebaiknya anda tak perlu mencampuri urusan kami lagi, toh anda dan Zara tak ada hubungan darah kan? Yang anda mau sudah anda dapatkan, bahkan perusahaan yang dibangun dari nol oleh kakek malah harus terjual.”Kalimat menohok itu membuat Galen marah.“Bahkan anda tak pernah menjaga Zara, kakek dan pelayan yang anda pecat yang menjaganya.”Galen yang ters
“Papa mohon hentikan niatmu mengganggu rumah tangga Tuan Adamson.”Setelah dua jam saling bermaaf-maafan tiba-tiba sang papa berujar membuat Irfan terkejut.“Maksud Papa apa?” tanyanya.“Papa sudah tahu semuanya, kau selama ini bergaul dengan Galen dan berusaha merebut Zara. Padahal kau tahu sendiri Zara sama sekali tak pernah mengharapkanmu.”Irfan terdiam, dia lebih memilih untuk tidak membantah ucapan sang papa, minimal dirinya sudah mendapatkan maaf dan kebenaran sudah terungkap.“Papa akan wariskan semua perusahaan padamu bila kau mau menikahi wanita pilihan papa.”Irfan terkejut, matanya terbelalak mendengar permintaan konyol sang papa.“Papa yakin wanita ini jauh lebih baik untukmu dari siapapun termasuk Zara.”Helaan nafas berat terdengar dari Irfan, tapi dia lebih baik kehilangan Zara daripada kehilangan kepercayaan sang papa.“Baiklah Pa,” jawab Irfan pelan.“Dan jangan pernah kau berusaha menyakiti orang yang jauh lebih berkuasa darimu. Jangankan kau, Papa saja bila dibandi
“Tuan Adamson, akhirnya anda datang dan mau menjadi kandidatnya. Saya sangat bahagia,” ucap salah satu pengusaha lain yang hadir kala itu. “Terima kasih ini, hanya saja kebetulan saya tidak tahu kalau kembali dicalonkan,” jawab Kevin. Sang Presdir menyambut uluran tangan para pengusaha lain yang datang menemuinya untuk sekedar menyapa saja. Tak berselang lama datang rombongan Tuan Baron berjalan mendekat ke arah Kevin. Pria itu mengulurkan tangan dan Kevin pun membalasnya. “Sepertinya hari ini anda pemenangnya,” ucapnya dengan kalimat sarkas. Kevin tersenyum, “belum juga mulai pemilihannya Tuan, jadi saya tidak bisa berkomentar apapun.” Kevin tersenyum ramah, namun sorot mata elang itu menghunus tajam penuh kebencian pada orang yang sudah membunuh keluarganya. Jujur sang mafia sudah berusaha menghalangi Kevin agar tak hadir, dan dia senang saat mendapat kabar kalau hanya Dimas saja yang datang ke kota Victoire. Sebab bila yang bersangkutan tak datang otomatis Tuan Baron-lah ya
“Brengsek dia coba main-main denganku!” umpat sang mafia marah.Setelah duduk kembali di mejanya Kini sang mafia tampak sangat kesal berkali-kali dia mengumpat meluapkan amarahnya.Meski tertahan agar tidak sampai didengar oleh orang lain tapi para asisten yang ada di meja yang sama dengannya tahu betul kalau sang atasan sangat marah.Dan mungkin setelah ini mereka yakin hidup Kevin tidak akan lama lagi dan Tuan Baron pasti menghabisi pria itu.“Sepertinya dia memang sengaja Tuan membuat anda seperti ini, membeli perusahaan bangkrut dengan mahal,” ucap salah satu orang kepercayaannya.Salah satu asisten kesayangannya pun kembali mengompori sang atasan.Jujur dia juga tidak terima, sepertinya Kevin sengaja menjebak sang mafia untuk bisa membeli perusahaan yang sudah bangkrut itu dengan nominal yang sangat fantastis.Demi apapun dia ikut marah pada Kevin yang menurutnya tidak ada apa-apanya dalam berbisnis dibandingkan dengan Tuan Baron.“Kita harus membalasnya,” yang lain menimpali.M
Tuan Baron menyampaikan Visi dan Misinya bila nanti dirinya terpilih kembali menjadi ketua para pengusaha kelas kakap itu.Tak lupa pria itu juga menyampaikan kalau yang berumur pasti yang lebih banyak pengalamannya. Dia mengajak kembali semua anggota yang datang untuk menentukan pilihan dan tentunya banyak janji emas yang pria itu ucapkan di hadapan para pengusaha lainnya.Setelah sepuluh menit berdiri di depan podium akhirnya dia pria tua itu pun kembali ke tempat duduknya.“Terima kasih Tuan Baron, Visi misi anda memang selalu luar biasa,” puji sang pengantar acara, “baik untuk mempersingkat waktu sekarang kita minta Tuan muda Adamson untuk menyampaikan visi misinya.”Riuh tepuk tangan kembali terdengar saat Kevin berdiri dan berjalan tegak menuju podium.Dia pun mengambil posisinya tanpa berniat untuk membalas perlakuan Tuan Baron yang seorang menganggapnya tak punya pengalaman.“Selamat pagi saya ucapkan untuk para anggota pengusaha yang sudah menyempatkan diri untuk hadir pagi
“Dan yang terpilih menjadi ketua untuk periode lima tahun ke depan adalah Tuan Kevin Orion Adamson.”Teriakan kencang sang pengantar acara membuat kehebohan tersendiri di ruangan itu.Kevin mendapatkan suara 80% sedangkan sang mafia mendapatkan suara hanya 20% saja.Tentu ini tamparan keras untuk Tuan Baron, “brengsek, dia memperlakukanku seperti ini. Aku bersumpah akan menghabisinya dengan tanganku sendiri. Aku akan merubah suara teriakan ini menjadi teriakan hinaan untuknya.”Tatap matanya tajam ke arah Kevin, Kevin hanya melirik dengan ekor matanya saja pada sang mafia.Ini belum mulai, baru awal pembalasan Kevin terhadap orang-orang yang dengan keji telah membunuh seluruh keluarganya.Di saat semua orang memberi selamat pada Kevin, sang mafia dan rombongannya memilih pergi dari ruangan itu tanpa pamit.“Mampus kau, Tuan muda dilawan pakai ngejek tak punya pengalaman. Padahal dianya sudah bau tanah jalan saja pakai tongkat,” gumam Dimas kesal.Ferry yang mendengar umpatan Dimas men
“Kau baru pulang?” tanya Zara saat membukakan pintu apartemen untuk sang suami.“Hmmmm, hari ini ada pertemuan dengan para pengusaha,” jawab Kevin.Pria itu masuk ke dalam kamar lalu melonggarkan dasi yang sejak tadi mecekik lehernya.‘Kenapa dia tampan sekali tanpa menyamar jadi gembel.’Zara merutuki pikirannya itu, padahal dia menerima Kevin tanpa syarat saat sang kakek menyatukan cinta keduanya.Zara mengambilkan air minum untuk sang suami, Kevin duduk di ujung tempat tidur, dan tanpa diduga Zara malah berlutut membuka sepatu dan kaos kaki Kevin untuk pertama kalinya.‘Shiiiith.’ Kevin mengumpat di dalam hati saat melihat dua benda menyembul nan putih mulus di sela-sela baju yang dikenakan Zara.“Kau mandi dulu ya biar aku siapkan makan,” ucap Zara.Kevin bagai kerbau dicocok hidungnya hanya mengangguk patuh. Pria itu masuk ke dalam kamar mandi.“Sial, sampai kapan aku baru bisa menyentuhnya? Berkali-kali aku harus berjuang sendiri di dalam kamar mandi,” gumam pria itu.Tapi dia t
“Kau harus berhasil membujuk anak-mu Zara untuk ikut datang ke tempat ini. Bila tidak semua kejahatanmu akan diungkap oleh Tuan Baron!”Mimpi apa Galen semalam pagi-pagi buta sudah dihadang anak buah mantan Bosnya.“Kau boleh kembali bekerja pada Tuan Baron, dan beliau akan memberikan posisi yang bagus untukmu setelah berhasil mengajak Zara datang. Kau sedang membutuhkan uang bukan? Apa kau tidak rindu mendapatkan uang banyak seperti dulu?”Mika Johanes yang kebetulan sedang bersama suaminya seketika berbinar.“Terima saja tawaran itu. Aku akan membantumu membujuk Zara untuk ikut. Dan kita pastikan Zara lebih bahagia bersama Tuan Baron daripada hidup dengan suaminya yang gembel.”Wanita paruh baya itu mencoba mengompori suaminya agar tak menolak permintaan sang mafia.“Lihatlah hidupmu setelah bertobat? Apa yang kau punya? Justru kita kembali miskin. Kalau kau menolak maka aku dan Jenny akan memilih pergi meninggalkanmu!”Anak buah Tuan Baron tersenyum bahagia. Ternyata justru istri