Cklek!
Pintu ruang operasi dibuka.
Dokter Theresia menundukkan kepala, lalu geleng-geleng. “Kami sudah berusaha sekuat yang kami bisa, tapi Tuhan nampaknya berkehendak lain. Tuan Besar Juta ber-”
Belum selesai dokter wanita paruh baya itu berucap, Davin langsung menyela. “Jangan bilang tidak ada cara lain untuk menyelamatkan kakek, Dok, ayolah ... kalian adalah dokter terbaik dari yang terbaik. Rumah sakit ini juga menyediakan fasilitas terbaik di Skotlandia, tapi apa hasilnya!?”
“Davin!?” Andre membentak keras. “Dokter sudah berusaha, kita tidak bisa memaksakan hasil operasi itu sukses atau tidak. Diam dan hormati ketika Dokter There bicara!”
“Ta-tapi Kakek...”
“Diam!” Andre membentak dengan tatapan mengerikan.
Melvin dan Lubis coba menenangkan Andre, lalu mempersilakan Dokter Theresia meneruskan penjelasannya yang baru saja dipotong Davin.
“Tuan Bes
Sekembalinya ke Indonesia, Davin memilih bolos kuliah karena dia harus menghadiri rapat tahunan di Midnight Entertainment, salah satu perusahaan pusat Keluarga Orchid, keluarga terkaya di Indonesia. Davinsebenarnya enggan pergi ke acara Keluarga Orchid, namun karena Juta terus mendesaknya, Davinpun pergi ke sana. Melvin sudah siap sejak 30 menit lalu, tapi Davin masih bermalas-malasan di atas kasur. Dia memperhatikan i***a milik Lisa, ternyata followernya melebihi beberapa artis terkemuka negara ini. Kecantikan Lisa berhasil menghipnotis Davin sejak pertemuan mereka 12 tahun silam di kedai es krim. “Andai Keluarga Setiawan tahu siapa sebenarnya aku, pasti mudah mendapat cinta Lisa. Tapi aku tidak mau cintaku diterima hanya karena harta dan tahta. Aku ingin cinta yang tulus.” Davin berujar pelan. Tapi benar juga kata Davin. Ketulusan cinta Lisa tidak bisa nampak jika Lisa tahu siapa sebenarnya Davin Nayama. Rasa segan bercam
Dua petugas keamanan Midnight Entertainment menahan Davin masuk. Selain namanya tidak tercantum di daftar tamu -karena daftar tamu yang sudah ditandatangani akan dihapus dari daftar -, Davin juga tidak memiliki kartu tanda anggota rapat tahunan Keluarga Orchid.Normalnya, mereka yang menduduki posisi 20 besar terkaya di Klan Emas, memiliki kartu resmi itu.“Kami melarang orang asing masuk ke acara kehormatan Keluarga Orchid, ini acara sakral, dan orang sepertimu mungkin saja mengacaukan acara yang sudah dipersiapkan belasan minggu ini.” Salah satu satpam mengusir Davin secara halus.Hah?!Davinmengernyitkan dahi. Kartu invitation katanya? Jelas dia tidak punya. Dia hanya datang bermodal ucapan Melvin. Melvin sendiri tidak memberikan kartu apa-apa, tidak juga memberi rekaman suara.“Aku tidak punya kartu itu. Di mana aku bisa mendapatkannya?” tanya Davin.Dua satpam saling pandang heran, di sana juga ada beberapa
“Hah? Ngomong apa? Kami tidak peduli denganmu. Memangnya kamu siapa, ha? Jangankan gembel berpakaian lusuh sepertimu, anak walikota saja tidak bisa masuk ke tempat ini kalau tidak punya kartu identitas khusus. Di kota B ini,hanyaKeluargaOrchidyang memperlakukan semua orang secara adil.”Davinmenyilangkan tangannya di dada.“Semua miliarder sudah paham aturan yang berlakudi acara ini. Atau jangan-jangan, kamu bukan salah satu anggota Klan Emas, makannya kamu tidak tahu tata cara masuk ke acara tahunan Midnight Entertainment?”“Masa bodoh kamu mau anggap aku atau nggak. Sudah aku peringatkan sebelumnya, biarkan aku masuk, atau kalian berdua terima akibatnya!” Davin mulai mengancam.“Hahaha, sudah aku peringatkan berapa kali, aturan tetap aturan.Simpelnya, jika kamu tidak punya kartu, kamu tidak boleh masuk. Beres!”Petugas keamanan itu mengelus rambut Davin seolah
Hampir 30 menit dia berdiri di depan dua penjaga itu.Setiap ada tamu yang masuk, keduanya selalu mengolok Davindan menganggapnya sebagai badut yang tidak jago dalam penyamaran. Berulang kali dia minta izin masuk ke acara itu, tapi keduanya terus-terusan menolak.Karena kesal, dua penjaga itu mengancam akan menendang perut Davinapabila dia masih keras kepala.“Aku tidak pernah bermain dengan ancaman. Sekali aku berkata, aku akan melakukannya. Camkan itu!”Peringatan Vio tidak digubris Davin, hingga akhirnya terdengar suara seorang gadis dari balik tembok pintu masuk.“Ada keributan apa ini?”Seorang perempuan cantik memecah perdebatan antara Davindan dua penjaga Midnight Entertainment.Davinmenoleh. Sesosok bidadari berdiri di belakangnya. Rambutnya panjang semampai, hitam lebat, dan tentunya harum. Parfum avocadonya menyeruak. Pakaiannya sangat mewah bak seorang permaisuri raja.Ga
Davinmemilih menjauh dari perempuan itukarena wajahnya begitu familiar. Seperti tidak asing, Davinpernah melihatnya, tapi lupa di mana.Dia seolahbaru melihat perempuan itu beberapa hari lalu.Pemuda tampan itu terkejut kala sadar Bellasudah berdiri tepat di sampingnya, menggandeng tangannya melewati penjagaan dua petugas keamanan Midnight Entertainment.“Mari masuk bersamaku,” kata Bellasembari menyunggingkan senyum tipis.Davinterheran-heran, apa ini bukan mimpi, tidak mungkin sosok wanita terhormat seperti Bellamenggandeng tangannya memasuki Midnight Entertainment.Dia menoleh sembari mengernyitkan dahi.Banyak sekali pertanyaan mengitari kepalanya saat ini, dia masih berpikir, apa Bella tidak salah mengajak orang.“Kenapa kamu mengajakku masuk?” tanya Davin.Bellamenoleh sebelum melangkahkan kakinya. “Eh, kamu bilang apa tadi?”&l
“Ayo naik ke atas, ke ruang Super VVIPdi lantai empat,” ajak Bella.“Eh, ngg-nggak usah. Nganter aku masuk ke Midnight Entertainment aja udah lebih dari cukup. Sungguh aku nggak punya malu kalau ikut kamu ke lantai empat. Aku sangat terima kasihkarena sudah menolongku masuk ke sini.“Apa etis menolak orang yang sudah menolongmu?” Bella membalik omongan Davin hingga pria itu tidak bisa membalas.Baru kali ini Davin dibuat bungkam oleh seorang gadis seumurannya. Davin paham, kenapa Bella begitu disegani. Selain tampan anggun rupawan, dia juga punya kecerdasan di atas rata-rata.Bella, tanpa basa-basi, langsung menggandeng tangan Davin, mengajaknya naik melalui lift pribadi yang ada di bagian ujung tengah ruangan.“Lagian tampangmu cukup tampan untuk ukuran cowok-cowok di sini. Bahkan setara dengan artis-artis Hollywood. Tapi tenang, aku tidak bermaksud memanfaatkan ketampanan dan keelokan tubuhmu.&rdquo
“Kakek menyuruhku datang, tapi aku ditinggal sahabatku. Aku tidak diberitahu kalau masuk ke event ini harus memiliki kartu identitas khusus.”“Oh ya? Siapa kakekmu? Sepertinya orang sibuk sampai menyuruhmu datang. Kami sesama pemilik Super VVIP card saling mengenal satu sama lain. Kami juga memiliki daftar hadir tamu VIP dan reguler. Mungkin aku bisa bantu mencarikannya.”“Itu dia orangnya,” kata Davindengan muka bahagia.Dari balik kerumunan tamu-tamu Super VVIP, Melvin muncul dengan sendirinya.Melvin menghampiri Davinyang sedang duduk bersama Bella, anak dari keluarga terkaya di Indoensia. Melvin bersama dua kawan lamanya yang sekarang sukses menjadi miliarder di Tokyo.“Mr. Melvin, nice to meet you,” sambut Belladengan senyum mengembang. Senyuman itu sungguh manis. Bahkan orang sedingin Davinsaja sampai terpesona dibuatnya. “How are you today?”“Im
“Tuan Davin, kenalkan semua kawan lamaku. Perempuan yang duduk di sebelah Anda adalah putri sulung Keluarga Tatumia, lulusan terbaik ekonomi bisnis di Universitas Cambridge, sekaligus pengusaha butik paling terkenal di Indonesia. Anda sepertinya cocok dengan Bella.”Melvin memperkenalkan Bellapada Davin, tanpa bertanya bagaimana mereka berdua bisa masuk ke dalam gedung ini, bergandengan tangan pula.Malam itu mereka saling tukar cerita,sebentar, diruang Super VIP sebelum pindah ke ruang istimewa khusus tamu penting wakil Nayama. Dari percakapan singkat itu, akhirnya Davintahu kenapa Bellamendapat keistimewaan dari dua pengawal yang berjaga di pintu depan.“Tuan, bagaimana menurut Anda? Bellacantik, bukan? Dan satu lagi yang belum Anda ketahui tentang Bella, ini sebenarnya sudah jadi rahasia umum, dan mungkin Tuan Davinsuka.” Melvin menoleh ke arah Bella, melihat gadis itu bersemu merah.Mel