“Hah? Ngomong apa? Kami tidak peduli denganmu. Memangnya kamu siapa, ha? Jangankan gembel berpakaian lusuh sepertimu, anak walikota saja tidak bisa masuk ke tempat ini kalau tidak punya kartu identitas khusus. Di kota B ini, hanya Keluarga Orchid yang memperlakukan semua orang secara adil.”
Davin menyilangkan tangannya di dada.
“Semua miliarder sudah paham aturan yang berlaku di acara ini. Atau jangan-jangan, kamu bukan salah satu anggota Klan Emas, makannya kamu tidak tahu tata cara masuk ke acara tahunan Midnight Entertainment?”
“Masa bodoh kamu mau anggap aku atau nggak. Sudah aku peringatkan sebelumnya, biarkan aku masuk, atau kalian berdua terima akibatnya!” Davin mulai mengancam.
“Hahaha, sudah aku peringatkan berapa kali, aturan tetap aturan. Simpelnya, jika kamu tidak punya kartu, kamu tidak boleh masuk. Beres!” Petugas keamanan itu mengelus rambut Davin seolah
Hampir 30 menit dia berdiri di depan dua penjaga itu.Setiap ada tamu yang masuk, keduanya selalu mengolok Davindan menganggapnya sebagai badut yang tidak jago dalam penyamaran. Berulang kali dia minta izin masuk ke acara itu, tapi keduanya terus-terusan menolak.Karena kesal, dua penjaga itu mengancam akan menendang perut Davinapabila dia masih keras kepala.“Aku tidak pernah bermain dengan ancaman. Sekali aku berkata, aku akan melakukannya. Camkan itu!”Peringatan Vio tidak digubris Davin, hingga akhirnya terdengar suara seorang gadis dari balik tembok pintu masuk.“Ada keributan apa ini?”Seorang perempuan cantik memecah perdebatan antara Davindan dua penjaga Midnight Entertainment.Davinmenoleh. Sesosok bidadari berdiri di belakangnya. Rambutnya panjang semampai, hitam lebat, dan tentunya harum. Parfum avocadonya menyeruak. Pakaiannya sangat mewah bak seorang permaisuri raja.Ga
Davinmemilih menjauh dari perempuan itukarena wajahnya begitu familiar. Seperti tidak asing, Davinpernah melihatnya, tapi lupa di mana.Dia seolahbaru melihat perempuan itu beberapa hari lalu.Pemuda tampan itu terkejut kala sadar Bellasudah berdiri tepat di sampingnya, menggandeng tangannya melewati penjagaan dua petugas keamanan Midnight Entertainment.“Mari masuk bersamaku,” kata Bellasembari menyunggingkan senyum tipis.Davinterheran-heran, apa ini bukan mimpi, tidak mungkin sosok wanita terhormat seperti Bellamenggandeng tangannya memasuki Midnight Entertainment.Dia menoleh sembari mengernyitkan dahi.Banyak sekali pertanyaan mengitari kepalanya saat ini, dia masih berpikir, apa Bella tidak salah mengajak orang.“Kenapa kamu mengajakku masuk?” tanya Davin.Bellamenoleh sebelum melangkahkan kakinya. “Eh, kamu bilang apa tadi?”&l
“Ayo naik ke atas, ke ruang Super VVIPdi lantai empat,” ajak Bella.“Eh, ngg-nggak usah. Nganter aku masuk ke Midnight Entertainment aja udah lebih dari cukup. Sungguh aku nggak punya malu kalau ikut kamu ke lantai empat. Aku sangat terima kasihkarena sudah menolongku masuk ke sini.“Apa etis menolak orang yang sudah menolongmu?” Bella membalik omongan Davin hingga pria itu tidak bisa membalas.Baru kali ini Davin dibuat bungkam oleh seorang gadis seumurannya. Davin paham, kenapa Bella begitu disegani. Selain tampan anggun rupawan, dia juga punya kecerdasan di atas rata-rata.Bella, tanpa basa-basi, langsung menggandeng tangan Davin, mengajaknya naik melalui lift pribadi yang ada di bagian ujung tengah ruangan.“Lagian tampangmu cukup tampan untuk ukuran cowok-cowok di sini. Bahkan setara dengan artis-artis Hollywood. Tapi tenang, aku tidak bermaksud memanfaatkan ketampanan dan keelokan tubuhmu.&rdquo
“Kakek menyuruhku datang, tapi aku ditinggal sahabatku. Aku tidak diberitahu kalau masuk ke event ini harus memiliki kartu identitas khusus.”“Oh ya? Siapa kakekmu? Sepertinya orang sibuk sampai menyuruhmu datang. Kami sesama pemilik Super VVIP card saling mengenal satu sama lain. Kami juga memiliki daftar hadir tamu VIP dan reguler. Mungkin aku bisa bantu mencarikannya.”“Itu dia orangnya,” kata Davindengan muka bahagia.Dari balik kerumunan tamu-tamu Super VVIP, Melvin muncul dengan sendirinya.Melvin menghampiri Davinyang sedang duduk bersama Bella, anak dari keluarga terkaya di Indoensia. Melvin bersama dua kawan lamanya yang sekarang sukses menjadi miliarder di Tokyo.“Mr. Melvin, nice to meet you,” sambut Belladengan senyum mengembang. Senyuman itu sungguh manis. Bahkan orang sedingin Davinsaja sampai terpesona dibuatnya. “How are you today?”“Im
“Tuan Davin, kenalkan semua kawan lamaku. Perempuan yang duduk di sebelah Anda adalah putri sulung Keluarga Tatumia, lulusan terbaik ekonomi bisnis di Universitas Cambridge, sekaligus pengusaha butik paling terkenal di Indonesia. Anda sepertinya cocok dengan Bella.”Melvin memperkenalkan Bellapada Davin, tanpa bertanya bagaimana mereka berdua bisa masuk ke dalam gedung ini, bergandengan tangan pula.Malam itu mereka saling tukar cerita,sebentar, diruang Super VIP sebelum pindah ke ruang istimewa khusus tamu penting wakil Nayama. Dari percakapan singkat itu, akhirnya Davintahu kenapa Bellamendapat keistimewaan dari dua pengawal yang berjaga di pintu depan.“Tuan, bagaimana menurut Anda? Bellacantik, bukan? Dan satu lagi yang belum Anda ketahui tentang Bella, ini sebenarnya sudah jadi rahasia umum, dan mungkin Tuan Davinsuka.” Melvin menoleh ke arah Bella, melihat gadis itu bersemu merah.Mel
“Benar.”“Berani-beraninya mereka tidak membiarkan Anda masuk ke sini! Apa mereka tidak tahu kalau Tuan adalah utusan resmi Nayama, atau mereka pura-pura bodoh? Tuan harusnya meneleponku sejak awal.”“Taruh minumanmu dan bicaralah sesuai fakta!” Davinmemukul perut Melvin. “Kamu sendiri yang lupa menaruh jam tangan di dekat bar, malah nyalahin aku!”“Ma-maafkan saya, Tuan,” lirih Melvin, lalu tertawa sendirian. “Baik, apa yang Anda inginkan sekarang?”“Pemecatan.”Melvin meneguk ludah, keinginan Davin benar-benar sadis.Menyuruh beberapa satpam yang berjaga di lantai empat turun ke lantai satu, mereka diminta memanggil dua petugas keamanan yang tadi dipasrahi menjaga pintu utama Midnight Entertainment.Vio awalnya kaget, kenapa dia dipanggil ke ruangan khusus, tapi dia tidak berani bertanya begitu tahu yang meminta adalah Melvin Nayama, asisten pr
Bisikan Davinmerasuk ke telinga Melvin. “Mereka hanya menjalankan tugas. Apa kamu tidak kasihan melihat wajah melas mereka? Justru kamu harus apresiasi kinerja mereka; tidak membiarkan masuk bagi mereka yang tidak punya kartu khusus atau akses resmi dari Klan Emas.Sekarang sangat susah mencari petugas seperti mereka. Percaya aku, aku lebih sering menghabiskan waktu bersama petugas-petugas seperti mereka.” “Maksud Tuan, saya tidak boleh memecat mereka?” tanya Melvin. “Itu hanya saran dariku. Tapi pikirkan lagi, mereka punya anak dan istri yang harus dinafkahi. Jika kamu di posisi mereka, kamu akan melakukan hal yang sama pada orang-orang yang tidak memiliki kartu atau akses resmi. Mereka sangat setia. Mereka harus dipertahankan.” “Saya ada ide,” ujar Melvin. “Kita pecat mereka, lalu kita tarik mereka jadi pengawal sementara restoran wagyu milik Bobby selama menunggu kelahiran anak kedua Joko.” “Ide yang bagus.”Davin menjetikka
Davin tidak henti-hentinya memikirkan ucapan Andre.Semalaman penuh dia tidak tidur, menyeduh kopi, menghabiskan beberapa lintingan tembakau, bahkan di depannya terpampang tiga piring kosong bekas makanan yang semalaman ini dia santap.Dua pembantu pribadi Davin tidak tidur menemani pria itu, sedangkan Melvin harus mengurus lelang tender pembangunan Nayama Losment di daerah kota Y.“Rumit juga jadi seorang miliarder. Banyak musuh, banyak ancaman, haduh, haduh ... pusing juga kepalaku. Bisa-bisanya mereka mengincar Lisa padahal dia nggak salah apa-apa!”“Prima sialan!”Davin menelepon Levy, menyuruhnya pergi ke sebuah komplek villa mahal untuk mengawasi semua aktivitas Lisa.“Di mana kamu?” tanya Davin tanpa basa-basi.“Saya sedang ngobrol dengan beberapa anggota Black Mamba, Tuan, cari informasi tentang Serigala Merah yang selama ini mengancam Joko dan keluarganya.”Black Mamba ad