Share

Kemarilah

Paidi dan Rahman membopong tubuh Davin yang sudah tidak berdaya. Mereka tidak membuang Davin, tapi memapahnya ke warung yang letaknya agak jauh dari Indaluna. Begitu melihat Davin, ibu pemilik warung langsung mengambil obat merah dan es batu dari dalam kulkas.

Luka memar semuanya dikompres dengan air es. Davin mendesis, menatap tajam ke arah Paidi dan Rahman, pasti ada keanehan. Jarang-jarang Davin menatap dua teman dekatnya dengan tatapan mengerikan.

“Baik, baik, kami mengaku, kami menyimpan kartu yang jatuh dari kantong belakang celanamu,” ucap Rahman pada Davin.

“Jangan bilang pada siapapun,” lirih Davin, suaranya payau, lantas terbatuk hebat hingga mengeluarkan darah. Paidi mengusap darah itu dan memohon agar Davin tidak memaksakan diri lagi. “Tidak apa, aku sengaja, agar mereka puas.”

“Tolong lepas jam ini dari tanganku, tekan tombol merah yang ada di belakang layar,” pinta Davin.

Paidi melepas j

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
kim.Agriosan
bs kagak di perpanjang thor
goodnovel comment avatar
Sabar Ar
babnya yg pnjang dikit thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status