Semua bawahan Martin menurunkan senjatanya. Namun mereka tetap waspada dengan kelompok Wolf yang berada di apartemen tersebut."Keluarlah Melani!" teriak Martin.Melani perlahan keluar dari dalam apartemen yang ditempatinya dengan mengangkat kedua tangan. Wanita itu tampak percaya dengan Martin."Aku akan bicara semua tentang siapa yang sebenarnya menyuruh kelompok Wolf untuk memburu kamu dua tahun yang lalu!" ujar Melani langsung."Kenapa aku harus percaya padamu?!" tanya Martin dingin."Karena aku juga ingin membalaskan dendam keluargaku dan aku yakin kamu juga mengincarnya Martin!" jawabnya tegas."Katakan siapa orangnya?" tanyanya lagi memastikan."Aku tidak sebodoh itu Martin, jika aku bicara sekarang bisa saja kamu menghabisi kami semua," jawab wanita itu yakin, meskipun dalam hati ia sangat cemas.Rekan-rekan Melani juga sangat khawatir, mereka takut kalau anak mantan bos mereka itu terbunuh oleh Martin. Karena terlalu nekad.Martin menatap Melani yang menunjukan wajah serius. P
Selepas mendapatkan kepercayaan Martin. Melani langsung memberitahu kelompok Wolf, kali ini mereka sudah menjadi bagian dari bawahan Martin. Mau tidak mau harus menuruti perintah pria yang merupakan pemimpin kelompok Mafia keluarga Luther sebenarnya.Melani kembali ke apartemen dimana ia dan kelompoknya tinggal."Apa kamu yakin Mel, melakukan semua ini?" tanya Susan Boyle yang merupakan orang kepercayaan Melani.Melani menghela napas. "Lantas apa lagi yang harus kita lakukan? Hanya ini caranya agar kita terbebas dari Martin, lagi pula tidak ada salahnya bergabung dengan mereka. Kita bisa menyempurnakan rencana yang sudah dibuat.""Kamu mungkin benar Mel, masalahnya sekarang bawahan Martin yang masih menyimpan dendam, apa kita bisa mempercayai mereka?" tanya Nando, orang kepercayaan Melani lainnya."Sudahlah, kalian tidak perlu khawatir, aku bisa memanfaatkan istri Martin yang merupakan teman baik ku, sekarang kalian fokuslah dengan rencana kita saja," ucapnya penuh dengan penekanan.Su
Awalnya mobil kelompok Swan melewati pos penjagaan perbatasan dengan lancar. Namun, setelah mereka sudah sedikit jauh dari pos penjagaan.Sebuah peluru Basoka melesat ke arah mobil yang ada didepan.BoommmMobil yang ada didepan langsung meledak seketika saat peluru Basoka mengenainya. Sontak saja hal tersebut membuat Swan dan bawahannya yang berada di mobil belakang terkejut."Keluar dari mobil, semuanya berlindung!" seru Swan yang langsung mencari tempat perlindungan.Wilayah perbatasan masihlah tanah kosong, hanya ada bebatuan dan beberapa pohon di sana, membuat mereka sebenarnya kesulitan untuk bersembunyi.Kelompok Swan berlarian ke batu-batu besar untuk bersembunyi. Namun, bawahan Zarko yang melihat hal tersebut langsung menembaki mereka semua tanpa henti.Drtt!Drtt!BoommmSuara senapan sergap terus terdengar ditambah granat yang dilemparkan meledak, membuat bawahan Swan kalang kabut.BoommmArgh!Bawahan Swan yang terkena ledakan granat terhempas, berteriak keras sebelum akhi
Zarko dan bawahannya membersihkan tempat pembantaian kelompok Swan dengan cepat agar tidak membuat orang-orang yang lewat nantinya ketakutan melihat mayat-mayat bergeletakan di wilayah itu.Pada dasarnya wilayah Newland dan Souland dikuasai oleh beberapa kelompok mafia, sehingga pihak kepolisian di sana tidak bisa berbuat apa-apa jika bersangkutan dengan para Mafia.Sudah menjadi rahasia umum jika kepolisian kedua negara tersebut memang tidak memiliki kuasa sama sekali jika berhubungan dengan kelompok Mafia di sana. ***Setelah penyergapan berhasil, Zarko kembali ke Mansion Dreams tempat dimana tuannya tinggal untuk memberikan laporan.Ditempat Martin berada, ia sedang bersama sang istri di ruang keluarga menonton televisi."Martin, apa aku boleh menemui Ayah dan Ibu?" tanya Jesica tiba-tiba.Martin mengernyitkan dahi, menatap sang istri dengan seksama. "Untuk apa kamu menemui mereka? Apa kamu tidak suka tinggal di sini?"Jesica menggelengkan kepalanya. "Tidak seperti itu, aku hanya i
Ramsdale Roosevelt, pria yang dibawa bawahan Martin ke ruang bawahan tanah, pasalnya pria paruh baya itu sudah mencoba mengorek informasi tentang Martin.Terlebih Ramsdale merupakan salah satu pengusaha bawahan Danil. Ivan menangkapnya agar pria paruh baya tersebut tidak melaporkan keberadaan Martin terhadap pamannya."Tu-Tuan Luther, tolong lepaskan saya, S-Saya tahu Theodore salah," ucapnya sambil bersandar di dinding."Theodore, siapa dia?" tanya Martin datar."A-Anak saya yang telah membuat keributan dengan anda di pesta ulang tahun tahun pak tua Vlar," jawabnya langsung.Martin mengernyitkan dahi. "Oh dia anakmu, pantas saja bodohnya sama seperti kamu."Ramsdale benar-benar ketakutan, ia pikir kesalahannya karena sang anak yang telah berurusan dengan Martin. Namun, nyatanya bukan itu yang dipermasalahkan pria yang sedang duduk didepannya dengan santai itu.Martin menengadahkan tangannya ke samping, Ivan dengan cekatan langsung mengerti, memberikan pistol kepada tuannya.Ramsdale y
Danil sedang geram dikediamannya mengetahui Swan tewas bersama anak buahnya. Martin sedang menuju Scot Grup yang merupakan rekan bisnis Roosevelt industri. Ia sudah tidak mau berpangku tangan lagi, mengingat ada orang-orang yang harus dilindungi nya."Tuan, apa anda tidak terlalu terburu-buru melakukan ini?" tanya Ivan sambil menyetir."Kenapa? Apa kamu takut?" Martin balik bertanya."Bu-Bukan begitu tuan, saya hanya tidak ingin anda kenapa-napa, seharusnya biarkan kami yang menyelesaikan masalah ini," jawabnya gugup.Martin menatap keluar jendela mobil. "Selama dua tahun ini apa yang kalian lakukan memangnya? Ketidakberdayaan kalian membuat pendukung Danil semakin menjamur, hasilnya Souland yang merupakan negara kecil saja sudah menghilangkan keberadaan ku begitu saja," ucapnya datar.Ivan seketika terdiam, pria tua itu menyadari kalau tuannya mulai kehilangan kepercayaan kepada mereka. Namun, Ivan tahu itu semua di akibatkan karena wilayah tuannya semakin mengecil, hanya tersisa beb
Martin memberikan perintah mendadak terhadap Fredrik tanpa mendengarkan penjelasan keduanya sama sekali.Tentu saja hal itu membuat Fredrik tidak berdaya, pria itu menatap rekannya yang tampak sangat ketakutan."Fredrik, kita ini rekan!" raung Rowling panik.Fredrik menoleh kearah Martin. "Tuan, apa jika aku membunuhnya anda akan melepaskan saya?" tanyanya memastikan."Fredrik Kau ...!" Rowling berteriak marah.Martin menggendikan bahunya dengan santai, menatap kedua orang yang sedang memperjuangkan hidup mereka.Fredrik menghela napas, tatapannya berubah menjadi tajam, ia sudah tidak peduli lagi dengan kerjasamanya dengan Rowling.Sifat aslinya muncul, demi menyelamatkan nyawanya sendiri ia rela mengabaikan persahabatan mereka.Pada dasarnya sifat manusia memang seperti itu, mereka akan cenderung mementingkan diri sendiri saat dalam ambang kematian, mungkin ada beberapa orang yang berpikiran berbeda, tapi itu hanya 1:100 jikapun ada.Fredrik mengulurkan tangannya, langsung mencekik Ro
Martin sudah sangat tahu bagaimana sikap pamannya. Ia yakin besok ketika melakukan transaksi barang haram Danil akan datang, apa lagi Zarko mengatakan kalau nilai transaksi tersebut sangatlah besar.Danil orang yang kepercayaannya terhadap bawahan sangatlah rendah, berbeda dengan Martin jika sudah suka dengan kerjaan bawahan tersebut maka akan langsung percaya padanya.Sebab itulah Martin sangat yakin kalau Danil akan datang dalam transaksi ratusan juta dolar tersebut.***Martin baru sampai di Mansion Dreams, pria itu tampak sangat tergesa-gesa masuk kedalam. Wajah seriusnya berubah menjadi wajah khawatir terhadap istrinya."Tuan," sapa pelayan yang berjaga didepan pintu kamar Jesica."Bagimana keadaan istriku?" tanyanya memastikan."Nyonya sudah sadar dari tadi tuan, hanya saja beliau tidak mau makan apa-apa," jawabnya tidak berdaya.Martin tidak bertanya lagi, ia bergegas masuk kedalam. Terlihat seorang pelayan sedang merayu Jesica untuk memakan sesuatu.Melihat kedatangan Martin pe