Putri Salsabila kembali ke apartemennya dengan marah, dikiranya Rehan hanya sedang menguji cintanya namun nyatanya mantan suaminya itu begitu sangat peduli pada gadis itu. "Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya dalam hati."Pulanglah, aku akan mengendarai mobilku sendiri ke kantor, sampaikan pada direktur jika aku akan sedikit terlambat sampai di kantor," kata Putri Salsabila."Baik nyonya," jawab sopir lalu segera pergi meninggalkan kawasan apartemen mewah itu.Putri Salsabila menekan lift dan naik menuju ke apartemennya, dengan langkah gontai dia memasuki apartemen dengan tak lupa menguncinya. Wanita cantik yang sering menghiasi layar kaca ini menghempaskan tubuhnya di sofa. Pikirannya sedang kalut. Kemudian dengan langkah gontai dia segera meraih handuk dan masuk ke kamar mandi. Teleponnya berdering berkali-kali namun tak dihiraukannya. Wanita cantik ini ingin menghapus semua kenangan lewat guyuran shower yang membasahi kepalanya. Setelah ia merasa kedinginan barulah dia mematika
Perhitungan Adinda tidak meleset, dia tahu jika putri Salsabila akan penasaran dengan ceritanya. Dari tempat parkir dia sudah bisa melihat presenter cantik itu sedang duduk mengaduk-aduk minumannya.Adinda menarik nafas dalam, dia mempersiapkan hatinya, karena yang dia hadapi adalah presenter cerdas. Dia tak tahu jika dari seberang jalan Roy sedang mengamatinya dari jauh. Dengan menguatkan hati, Adinda keluar dari mobilnya dan berjalan perlahan menghampiri Putri Salsabila."Terima kasih sudah menerima tawaranku, maaf tadi sedikit macet," Adinda berbasa-basi lalu menarik kursi dan duduk di depan Putri Salsabila."Katakan apa tujuanmu?" Putri Salsabila terlihat tidak sabar.Dia menilai wanita cantik di depannya dalam hati, ternyata di lihat dari dekat Adinda cukup cantik walau tidak secantik Keysa. Itu penilaian Putri Salsabila sekarang. Walau hanya sepintas melihat Keysa tetapi dia mengakui jika saingannya itu cantik."Mbak, jus jeruk satu!" Adinda tidak langsung menjawab pertanyaan Pu
Roy semakin keheranan saat melihat keseriusan mereka berdua, dia ingin menyambanginya namun kemudian dia berpikir kembali. Bunyi Klakson di belakang mobilnya membuatnya terkejut dan mulai meninggalkan kawasan itu.Terpikir olehnya untuk menghubungi Rehan, jika kedua wanita itu bertemu pasti ada hubungannya dengan sepupunya itu."Hallo bro, lagi dimana?" tanya Roy ketika teleponnya tersambung."Hallo tumben kau baru menghubungiku, aku di rumah, " jawab Rehan.Dari suaranya Roy bisa menilai jika suasana hati Rehan saat ini sangat baik."Kau tidak ke kantor?' tanyanya lagi "Sementara ini asistenku yang mengambil alih tugasku!"Jawaban Rehan membuat Roy penasaran, tidak biasanya Rehan suka berdiam diri di rumah. Yang dia tahu sepupunya itu adalah pekerja keras."Aku kesana ya?" ucap Roy. Tanpa menunggu jawaban Rehan, Roy segera mematikan ponselnya dan tancap gas menuju kawasan pondok indah. Pria tampan ini sangat penasaran, pasti ada sesuatu yang di rahasiakan mereka padanya. Baik Rehan
Roy mulai bertanya-tanya apa saja yang menjadi pembicaraan Putri Salsabila dan Adinda. Dia mengamati Keysa dan Rehan silih berganti, dia tak mungkin menceritakan pertemuan kedua wanita cantik itu. Menurut penglihatannya isteri baru sepupunya ini baik, tapi ada sesuatu yang membuat hatinya ingin tahu banyak hal. "Sejak kapan kalian menikah dan dimana?" Roy bertanya hanya untuk mengobati rasa penasarannya dengan apa yang baru saja di ketahui nya."Sekitar sebulan yang lalu di rumah kontrakan Keysa," jawab Rehan tegas.Tak perlu ada yang perlu di sembunyikan Rehan dari sepupunya ini, mereka dari keluarga baik-baik. Baik Roy dan Rehan selama ini berhubungan baik, tak sekalipun terjadi perselisihan di antara mereka berdua."Apakah keluarga Keysa mengetahuinya?" tanya Roy lagi."Baru kemarin kami berkunjung ke sana!"Jawaban Rehan membuat pikiran Roy berkelana entah kemana. Bayangan pertemuan kedua wanita cantik mengganggu pikirannya. "Maaf aku tinggal sebentar!" Keysa pamit ke lantai dua
Kesibukan di gedung bertingkat PT. Aneka Persada terlihat sangat padat, para karyawan lalu lalang, begitu pula dengan tamu yang datang silih berganti. Sejak pagi Atika hanya berputar-putar melewati gedung itu tanpa melakukan sesuatu."Apakah kita hanya memantau perusahaan besar itu nyonya?" tanya sopir yang mulai gerah dengan tingkah wanita yang menyewa jasanya."Bukankah aku hanya menyewa jasamu? Kemanapun aku pergi kau hanya mengikutiku saja, tak boleh ada pertanyaan, apa kau paham?"Atika merasa sopir ini terlalu bawel, cukup sampai hari ini saja dia menggunakan jasa sopir ini. Besok dia akan mencari rental mobil yang lain. Hari ini dia hanya ingin memantau perusahaan itu, besok barulah dia berencana bertemu dengan tuan Abimanyu.Sopir hanya bisa mendongkol di dalam hati, perutnya sudah keroncongan karena nyonya Atika hanya membelikannya nasi bungkus yang sudah pasti tidak membuatnya kenyang. Sampai para karyawan pulang barulah nyonya Atika meminta sopir mengantarnya kembali ke ho
Pembantu di rumah Roy datang membawakan minuman hangat dan makanan ringan. "Ayo di minum nak, sudah lama kau tidak menjenguk paman. Apa ada sesuatu yang penting?" Rehan menarik nafas dalam, sebelum menjawab pertanyaan pamannya dia menyenggol lengan istrinya dan mengambil secangkir teh lalu meneguknya perlahan. Keysa mengikuti apa yang di lakukan suaminya."Kejadiannya sudah lama, tapi kurasa paman pasti mengingatnya. Bukankah dulu paman dokter di Rumah Sakit Umum? Dan sekarang Paman menjadi direkturnya!"Dr. Yuta menatap Rehan dengan wajah penuh tanya. Dia lalu menatap Keysa yang juga menatapnya. Sesaat kening Dr. Yuta berkerut, dia memicingkan matanya, wajah gadis ini seakan tidak asing baginya."Apakah ini berkaitan dengan isterimu?" tebak Dr. Yuta.Rehan tersenyum, dia tahu pamannya ini seorang dokter profesional, dia merupakan dokter bedah saraf terkenal di Indonesia. Tentunya pamannya ini pastilah ahli psikologi juga."Paman benar, ingatkah paman dengan kasus meninggalnya pengu
Baik disinfektan tidak begitu asing lagi bagi Roy, dia sudah terbiasa mencium aroma seperti itu di rumah sakit. Dia berjalan tergesa-gesa dan tak lupa menyapa satpam yang berdiri di pintu Loby.Roy segera menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil, dia mencoba memastikan melalui kaca spion jika tak ada yang mengikutinya.Untunglah tadi Bobi tidak memperhatikan jika dia mengirim file dari hardisk ke alamat emailnya. Sebelum dia mengembalikan file itu pada Bobi, dia telah menghapus file khusus nyonya Adiba Emil yang ada di dalam hardisk itu.Dia akan menceritakan semua kejadian itu pada ayahnya dan memintanya untuk memperketat penjagaan di rumah sakit. Walau hal ini berkaitan dengan kejadian dua puluh tahun silam tapi tidak menutup kemungkinan, ada data lain yang mereka butuhkan di rumah sakit.Setibanya di rumah, Roy memarkir mobilnya di garasi. Malam ini dia tak ingin kemana-mana lagi, ponselnya yang sejak tadi berbunyi tak dihiraukannya. Yang dia tahu itu panggilan dari Adinda, dia bel
Rehan bisa bernafas lega setelah memperoleh semua dokumen yang dia butuhkan, kini tinggal mengganti semua ijazah Keysa menggunakan nama barunya. Dengan di dampingi tuan Bismu, Rehan dan Keysa menemui pihak catatan sipil mengganti akte kelahiran Keysa."Beberapa hari yang lalu seseorang membawa dokumen yang sama untuk minta dibuatkan Akte kelahiran," ucap salah seorang petugas catatan sipil.Rehan dan tuan Bismu saling memandang satu sama lain. Bismu menunjukkan tanda pengenalnya dan surat pengantar dari kepolisian.Petugas bagian Akte kelahiran segera masuk menemui pimpinannya. Tak lama kemudian dia keluar lagi dan memanggil tamunya.Rehan, Keysa dan tuan Bismu masuk menemui Kepala Dinasnya."Mari silakan duduk, ada yang bisa saya bantu?" sapa Kepala Dinas yang ternyata adalah seorang perempuan paruh baya yang lumayan cantik.Tuan Bismu menyerahkan dokumen Keysa dan surat pengantar dari kepolisian.Seperti apa yang telah di ceritakan bawahannya Kepala Dinas yang bernama Murni ini gel