Suasana ramai akan kegembiraan semua orang tiba-tiba berhenti. Diikuti dengan ekspresi wajah Kakek Lindsay yang juga perlahan-lahan berubah menjadi masam. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya kepada Sans.
Tiba-tiba suasana Villa menjadi sangat sunyi. Bahkan suara detik jarum jam pun sampai terdengar dengan jelas. Tasya Lindsay bergegas menghampiri Sansan Carell, lalu dengan seluruh tenaganya menampar wajah Sansan dengan keras.
"Sampah sepertimu, sedang berbicara apa kau? Hari ini adalah hari pertemuan tahunan keluarga kita! Kecelakaan dan operasi itu bukan urusan kita, benar-benar pembawa sial!" ucap Tasya Lindsay dengan penuh emosi.
Tasya Lindsay semakin membenci Sansan Carell. Ia merasa sangat sial sekali karena putrinya menikahi manusia sampah sepertinya. Dan jika ada menantu sampah seperti ini, dirinya sendiri tidak bisa mendongakkan kepalanya dengan bangga saat berjalan kemanapun dia pergi.
Tanpa menunggu Sansan Carell menjawab, Wans Lindsay juga langsung berdiri, dengan wajah yang penuh dengan hinaan berkata, "Benar-benar sudah tidak punya malu untuk pulang ke rumah, kau? Bahkan, jika kau tidak ada uang untuk membeli hadia, kau tidak perlu sampai menggunakan adikmu sebagai bahan candaan kan?" ucapnya dengan lantang.
Wans Lindsay adalah kakak sepupunya Soraya Lindsay, yang dijanjikan sebagai generasi ketiga dari Keluarga Lindsay, dan posisinya di Keluarga Lindsay sangat tinggi.
"Kakek, hari ini memang salahku. Tapi, adikku yang pergi bersamaku untuk mencarikanmu hadiah, kecelakaan mobil dalam perjalanan, dan membutuhkan 300 juta untuk operasi,” kata Sansan Carell dengan sangat malu.
"Maksudmu, adikmu yang kecelakaan, dan sekarang kamu malah menyalahkan kakek?" Wajah Wans Lindsay penuh dengan senyuman licik sambil melihat kakek. Kakek Lindsay yang mendengar semua perkataan Wans, ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah muram, sangat menakutkan.
"Tidak tidak tidak, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya bertanya saja, Kakek. Apakah kau bisa meminjamkan padaku uang 300 juta?" kata Sansan Carell dengan suara kecil.
Mendengar Sansan yang masih membicarakan masalah ini. Tasya dengan cepat berjalan ke arah Sansan, dan langsung mendorongnya dengan kuat. Hingga Sansan tersungkur jatuh ke lantai.
Ia semakin membencinya karena terus membahas tentang adiknya itu. Dimata Tasya, keluarga Carell tidak ada artinya sedikitpun. Termasuk Sans, ia hanya beruntung bisa menikahi putrinya karena perjodohan.
"Dasar sampah, kau masih saja membahas tentang itu?" ucap Tasya dengan ekspresi wajah yang suram, "kamu benar-benar membuatku sangat malu. Cepat pergi bajingan!” lanjutnya dengan emosi.
Sans yang didorong termenung sejenak, ia tetap tidak pergi dari villa tersebut. Kemudian ia berbicara dengan pasrah dan frustasi, "bu, adikku sedang menungguku di rumah sakit, kalau tidak ada uang, dia tidak akan bisa melakukan operasi, dan ia bisa mati!"
Tasya berkata dengan dingin, "jika begitu, kamu pergi saja ke rumah sakit, urus saja adikmu! Jangan datang kesini dan merusak acara pertemuan tahunan keluarga kita!"
"Bu, sudahlah. Kita pulang saja, aku akan memikirkan cara lain," Soraya merasa pertemgkaran tersebut hanya akan mempermalukan mereka, langsung mengajak ibunya dan suaminya pergi dari villa tersebut.
Kakek Lindsay yang merupakan kepala keluarga memang tidak ingin menghiraukan Sansan Carell sama sekali. Lalu dia pun marah sambil berbalik dan pergi meninggalkan aula. Wans dengan ekspresi wajah menyeringai menatap keluarganya Soraya.
"Adik sepupu, hari ini suamimu yang baik ini sudah membuat malu. Tapi dilihat dari keadaanmu saat ini, untuk mengeluarkan uang 300 juta. Sepertinya, akan sangat sulit bukan? Bagaimana jika aku membantumu? Anggap saja, aku ini sepupu yang sangat baik bagimu,” ucap Wans dengan memiliki niat tertentu.
Sans yang mendengar ini, tiba-tiba merasa sangat berterima kasih kepada Wans. Tidak disangka, Kakak sepupu yang biasanya sangat merendahkan dirinya, hari ini ia mau untuk membantunya memberi uang.
Ketika Sans akan mengucapkan terima kasih, Wans sudah lebih dulu berbicara, "Asalkan Sans mau berlutut kepadaku, di hadapan semua orang, dan menyembah menundukkan kepalanya tiga kali. Maka aku akan langsung meminjamkanmu uang!"
“Wans! Kamu, jangan keterlaluan!" ucap Soraya langsung marah saat itu juga. Karena di mata Soraya, meskipun Sans hanya seorang pengangguran dan seperti sampah apapun. Dia merupakan suami sah baginya, dan dia tidak akan membiarkan orang lain untuk menghinanya secara berlebihan. Akan tetapi, orang-orang berfikir bahwa yang dikatakan Wans itu benar. Perusahaan yang dipimpin keluarga Soraya Lindsay sekarang sedang menghadapi kesulitan. Dan hampir saja bangkrut karena kekurangan dana. Jadi dia benar-benar tidak mungkin bisa mengeluarkan uang 300 juta itu. Dulu, Wans Lindsay dan Soraya Lindsay terjadi sedikit ketegangan tentang warisan. Tidak disangka ternyata Wans masih menyimpan dendam terhadap keluarga Soraya. Ia begitu ingin menyingkirkan keluarga Soraya dari marga Lindsay. "Soraya sepupuku, jangan pernah berfikir niat baikku,
Mendengar ucapan pria ini, Sans langsung membeku. Ia sangat terkejut, seakan-akan ia sedang bermimpi mendengar ucapan pria tersebut. Ia tak percaya dengan ucapan pria asing itu, mungkinkah ia salah orang? Setelah beberapa lama, Sans kemudian tersadar dari kagetnya. "Paman, mungkin kau sudah salah orang, aku punya orang tua," ucap Sans dengan tidak percaya. Zoran Carell dengan murah hati menatap Sans, "Aku tahu, kau mungkin tidak akan percaya dengan semua ini, aku sudah melakukan tes DNA dengan adikmu, dan juga aku memiliki beberapa foto kalian yang masih dibungkus dengan kain, terutama tanda lahir di punggung adikmu. Pada saat itu, aku terpaksa menitipkanmu kepada orang lain karena aku sedang mengalami kesulitan," ucap Zoran dengan raut wajah sedih. Melihat sebuah foto yang diberikan Zoran, Sans merasa kaget setengah mati. Karena Sans sangat yakin jika
"Kamu, seperti anak bodoh! Hari ini, sampah brengsek itu membuat seluruh keluarga kita malu, dan kamu masih berencana ingin menjual rumah ini?" teriak Tasya dengan ekspresi wajah yang penuh amarah. Soraya melihat ibunya dengan tatapan dingin, “Aku tidak bodoh, bu! Sekarang hanya dengan menjual rumah ini, kita bisa mengembalikan uang itu. Jika tidak, kita akan membayarnya dengan apa?” ucap Soraya dengan kesal. Manusia memiliki hati bukan? Selama Sans tinggal bersama keluarga Lindsay, Sans bekerja keras tanpa mengeluh. Melakukan segala cara apapun untuk hidupnya. Bahkan pernah sekali demi istrinya, ia dipukuli orang hingga hidungnya berdarah dan wajahnya bengkak. Tapi dia tetap saja masih tersenyum dan berkata dia tidak apa-apa. Itu merupakan kejadian yang tidak akan pernah bisa Soraya lupakan. Terlebih lagi, dia jelas m
Sansan yang berada di luar, mendengar istrinya mengatakan suami, matanya langsung bersinar, dan sedikit gemetar. Ternyata istrinya menyimpan namanya didalam hatinya. Sansan sudah terbiasa dengan ejekan ibu mertuanya. Tapi sikap Soraya yang melindunginya itu, membuatnya sangat tersentuh. “Hah? Apakah dia pantas menjadi suamimu? Seorang sampah tidak berguna yang hanya tahu makan dan menunggu kematian saja di rumah! Kalau bukan kita yang memberinya makan, dari awal dia sudah mati kelaparan!” Tasya tetap mencaci maki menantunya tanpa henti, "Coba kau lihat, apa ada pria yang tidak berguna dan bodoh seperti dia? Kalau bukan karena adanya kesepakatan kontrak, dari awal aku sudah menyuruh kalian untuk bercerai!" lanjutnya dengan penuh amarah. Soraya merasa sakit hati saat mendengar perkataan Ibunya. Karena dia tahu dengan jelas, bahwa Sans juga tidak ingin ditakdirkan seperti ini, mau bagaiman
“Sansan Carell, itu memang kau!” ucap wanita tersebut. Sans yang mendengar suara ini langsung melihat ke arah suara tersebut, “Maria Selena?” ucap Sans kaget. Maria Selena melihat Sans dari atas sampai bawah sejenak, lalu berkata dengan nada mengejek, “Apa yang kau lakukan disini?” Maria Selena adalah sahabatnya Soraya, hubungan mereka berdua sangat baik, sudah seperti adik dan kakak. Tapi Maria Selena juga sama dengan yang lainnya sama-sama sangat memandang rendah Sansan. Bahkan Maria Selena juga ikut membenci Sans hanya karena penampilan. “Kau pikir aku kesini untuk apa?” Sans tidak tahu apa yang harus ia katakan, jelas-jelas ia ingin membeli mobil. Maria Selena jelas tidak percaya, “Kamu, beli mobil? Apa kamu punya uang untuk beli mobil?” ucap Maria dengan nada menge
Sans tidak menoleh, dan langsung menganggukkan kepala, “Ya, aku tidak terlalu paham mengenai ini, mobil mana yang memiliki kinerja keselamatan yang paling bagus?” ucap Sans kepada karyawan itu. Wajah karyawan itu langsung berubah menjadi serius, ia kemudian tersenyum melayani Sans dengan baik, “Model seri BMW ini adalah yang terbaik, memiliki sistem bantuan keselamatan yang canggih, dan juga adalah mobil pesanan yang dibuat secara khusus, mobil model ini adalah satu-satunya yang ada di toko ini saat ini,” jawab karyawan tersebut. Maria yang melihat mobil itu, kedua matanya segera membelalak. 500juta! Apakah orang ini sudah gila! Sansan tidak bereaksi sedikit pin, dan sambil menganggukkan kepala dia berkata, "Baiklah, apakah boleh membuka pintunya, dan biarkan aku duduk lalu mencobanya?" Wajah karyawan itu menjadi lebih serius lagi, "Tuan, apa anda yakin
Pria paruh baya itu tersenyum, tangannya memegang pinggang wanita seksi itu, “Baiklah, aku akan membelinya untukmu, Sayangku,” ucap pria itu. “Siapa itu, ke sini sebentar,” ucap pria paruh baya memanggil karyawan yang bersama Sans. Karyawan itu menengok dan segera berjalan menghampirinya sambil tersenyum, “Halo, Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?” ucap karyawan tersebut. “Aku ingin mencoba mobil ini,” kata pria paruh baya itu sambil melihat Sans dengan sekilas, “Dan suruh kedua orang sampah ini pergi, manusia kampungan seperti mereka tidak pantas berada disini,” lanjutnya. Wanita yang bersama pria itu menganggukkan kepala, dan berkata dengan merengek, “Ya, benar sekali. Kenapa manusia kampungan seperti mereka bisa masuk kesini?” Wajah karyawan itu tampak malu, lalu berbalik dan berka
Steve yang dari tadi memperhatikan Sans hanya diam saja, dia jelas sangat tahu keadaan Sans saat ini, “Sans, apa kau serius? Memiliki uang 500 ribu saja sudah untung untukmu,” ucap Steve pelan. “Haha……” wanita genit itu tertawa terbahak-bahak, om-om itu pun ikut mengejeknya, “Hei, Bajingan! Apa kau sudah gila? Jangan membuat lelucon seperti itu, sebaiknya kau cepat pergi dari sini. Kau hanya merusak pemandangan disini,” ucap om-om tersebut. Sans melirik ke arah karyawan itu, “Baiklah, kau ingat ucapanmu barusan. Jika aku bisa membayarnya saat ini, rubah margamu menjadi margaku,” ucap Sans kepada karyawan itu, “Gunakan kartu ini, dan aku bayar semuanya,” lanjutnya. Karyawan itu melihat-lihat kartu yang diberikan Sans kepadanya, “Tuan, tolong. Jangan membuat lelucon lebih banyak lagi, apa kau yakin di dalam kartu ini terdapat uang Satu Milyar? Kartu hitam