Melihat Sansan yang menatapnya, ekspresi Downey berubah drastis, dia berusaha menahan dan akhirnya dia mengutuk. "Sialan, jangan omong kosong kamu!""Uhm …" Sansan terbatuk geli menatap mata Downey. "Hahaha …" Sansan tidak bisa menahan tawanya saat melihat alis Downey yang terangkat.Karena tatapan serius Downey, ditambah dengan kesan bahwa Sansan yang berperilaku baik, sangat lucu jika dia tiba-tiba mengutuk kalimat seperti itu.Raut wajah Downey semakin buruk. Bagaimanapun, dia telah mengutuk, jadi tidak ada bedanya jika dia mengutuk sekali lagi. "Sialan, apa yang kamu tertawakan?"Sansan tercengang, dan kemudian berkata dengan cukup serius. "Aku hanya tertawa saja!"Tatapan mata Downey langsung memuram dalam sekejap.Yang lain tampak berbeda ketika mereka melihatnya dan mata mereka diam-diam mengkomunikasikan sesuatu.Karena keremangan kamar, Sansan dan Downey tidak menyadari ada yang janggal dengan mata mereka. Sansan berhenti terawa dan menatap pria itu dengan tajam. "Satu kesemp
Di dalam kamar. Setelah memastikan bahwa mereka telah pergi, ekspresi semua orang kembali normal dan seorang wanita pergi mengetuk pintu kamar mandi. Setelah beberapa saat, pintu kamar mandi terbuka dan Lou Zheng berjalan keluar.Ketika pria itu sedang berbicara di telepon, Lou Zheng kebetulan pergi ke kamar mandi. Ketika dia akan keluar, dia mendengar jeritan di dalam kamar dan tahu ada yang tidak beres, jadi dia tetap di dalam kamar mandi dan tidak keluar.Saat itu, Sansan mematikan suara lagu karena dia ingin bertanya, sehingga Lou Zheng bisa mendengar suara Sansan dengan jelas.'Sansan belum mati?! Dia bahkan datang sampai kesini.' Lou Zheng sangat gugup pada saat itu.Untungnya, orang-orangnya tahu apa yang harus dikatakan dan apa yang tidak boleh dikatakan. Jadi mereka tidak mengungkapkan identitasnya.Lou Zheng memandang semua orang dengan puas. "Bagus sekali! Setelah beberapa hari lagi, kalian akan menjadi eksekutif Grup Hour yang baru.""Baik, bos." Lou Zheng tersenyum.Sansa
"Tentu!" Sansan mengangguk tanpa terkejut, dan menghabiskan seteguk anggur terakhir. "Waktu untuk duel akan diatur secara terpisah. Sekarang bukan waktu yang tepat."Downey tidak keberatan.Pada saat ini, Sansan hendak bangun dan Downey tiba-tiba menahannya. Sansan bingung. "Kenapa? Apakah kamu ingin melakukannya sekarang?"Downey menatap dingin ke belakang Sansan, seolah sedang mengamati sesuatu. Sansan melihat ada yang tidak beres, berpaling untuk melihat dan dia melihat beberapa orang berpakaian rapi duduk di pojok sambil minum alkohol. Ketika Sansan menoleh untuk melihat, mereka dengan cepat menarik kembali pandangan mereka.Meskipun orang-orang ini tampil sebagai gangster kecil, tetapi niat membunuh di dalamnya belum sepenuhnya disimpan dan bisa dirasakan hanya dengan satu tatapan.Sansan mengerti dalam sekejap, berbalik dan berkata kepada Downe.y "Sepertinya ada yang datang untuk membunuhku lagi.""Mungkin masih orang yang sama?" Downey sepertinya tidak khawatir sama sekali, tap
"Brengsek!"Sansan benar-benar menganggap Hiden sebagai teman dekatnya. Jika tidak, dia tidak akan pergi mencari Hiden setelah menerima Grup Hour, apalagi memberikan Hiden banyak sumber daya untuk membuatnya berkembang.Alhasil, Hiden bekali-kali menyerobot sumber daya yang layak didapatkan Grup Hour secara diam-diam! Bahkan, dia melakukan tindakan kecil di belakang punggungnya dan sekarang bahkan mencari pembunuh untuk membunuhnya!Perasaan dikhianati oleh teman dekat ini membuat Sansan merasa tercekik. Jelas sekali mereka adalah teman dekat. Wardani bisa mati untuknya, tetapi Hiden malah ingin membunuhnya!"Ahh …" Sansan tinggal di gang gelap itu untuk waktu yang lama sebelum perlahan keluar dari gang, tetapi aura permusuhan di tubuhnya menjadi lebih berat dari sebelumnya.Ponsel Sansan terjatuh ketika dia dan Downey melompat keluar jendela. Saat itu, dia tidak ada waktu untuk mencari ponsel lagi. Setelah melompat keluar jendela, dia berusaha keras berlari.Mereka berada di depan Hy
Fajar tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sansan mengucapkan terima kasih dan menutup telepon.Hyorin mendengarkan seluruh percakapan mereka, wajahnya juga menjadi serius. "Apa yang harus kita lakukan?"Sansan berkata dengan tak berekspresi. "Pergi ke RS Kyoto dulu dan buat strategi," Sansan menatap Hyorin dengan sedikit ragu. "Tapi, sebelum itu kamu pergi dan bawa Soraya pulang!"Soraya adalah kelemahannya. Jika orang-orang itu ingin menyerangnya dan membiarkannya tertangkap, mereka pasti akan menyerang Soraya terlebih dulu. Jadi, melindungi Soraya adalah hal yang paling penting.Hyorin mengangguk. "Aku akan pergi!""Biarkan Busby pergi, kamu ikut aku ke RS Kyoto," ujar Sansan sambil berjalan.Hyorin tidak keberatan, Sansan menelepon Matt Busby, berbicara singkat tentang situasinya dan pergi ke RS Kyoto.***RS Kyoto.Sansan memanggil Ramdan dan Leona. "Hari-hari indah akan segera berakhir."Mereka tidak mengerti. Ketika Sansan memberi tahu berita tentang Henda dibunuh oleh Zoran, semua
Sansan Carell, seorang laki-laki berusia 26 tahun yang hidup di dalam keluarga sederhana di sebuah pedesaan. Ia merupakan anak titipan dari seorang laki-laki Milyarder di Negaranya. Ia sangat tampan, baik hati, penurut terhadap orang tua angkatnya, dia juga sangat bijaksana, ia hidup dengan tenang, indah dan asri di desa itu sebelum kehidupan barunya hadir. Ia dilamar oleh seorang wanita yang lahir dari keluarga kaya raya, mengapa seorang lelaki dilamar oleh seorang perempuan? Ya, karena sang wanita tidak mau dijodohkan oleh kakeknya yang terkenal arogant dan kejam. Sehingga ia memutuskan untuk melakukan pernikahan Kontrak dengan Sansan Carell. Dalam perjanjian tersebuat, tertulis bahwa mereka melakukan pernikahan kontrak selama tiga tahun. Wanita tersebut bernama Soraya Lindsay, wanita yang elegant, cantik, seksi dan juga penyayang namun pemalu. Hingga suatu saat tibalah hari penting da
Suasana ramai akan kegembiraan semua orang tiba-tiba berhenti. Diikuti dengan ekspresi wajah Kakek Lindsay yang juga perlahan-lahan berubah menjadi masam. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya kepada Sans. Tiba-tiba suasana Villa menjadi sangat sunyi. Bahkan suara detik jarum jam pun sampai terdengar dengan jelas. Tasya Lindsay bergegas menghampiri Sansan Carell, lalu dengan seluruh tenaganya menampar wajah Sansan dengan keras. "Sampah sepertimu, sedang berbicara apa kau? Hari ini adalah hari pertemuan tahunan keluarga kita! Kecelakaan dan operasi itu bukan urusan kita, benar-benar pembawa sial!" ucap Tasya Lindsay dengan penuh emosi. Tasya Lindsay semakin membenci Sansan Carell. Ia merasa sangat sial sekali karena putrinya menikahi manusia sampah sepertinya. Dan jika ada menantu sampah seperti ini, dirinya sendiri tidak bisa mendongakkan kepalanya de
“Wans! Kamu, jangan keterlaluan!" ucap Soraya langsung marah saat itu juga. Karena di mata Soraya, meskipun Sans hanya seorang pengangguran dan seperti sampah apapun. Dia merupakan suami sah baginya, dan dia tidak akan membiarkan orang lain untuk menghinanya secara berlebihan. Akan tetapi, orang-orang berfikir bahwa yang dikatakan Wans itu benar. Perusahaan yang dipimpin keluarga Soraya Lindsay sekarang sedang menghadapi kesulitan. Dan hampir saja bangkrut karena kekurangan dana. Jadi dia benar-benar tidak mungkin bisa mengeluarkan uang 300 juta itu. Dulu, Wans Lindsay dan Soraya Lindsay terjadi sedikit ketegangan tentang warisan. Tidak disangka ternyata Wans masih menyimpan dendam terhadap keluarga Soraya. Ia begitu ingin menyingkirkan keluarga Soraya dari marga Lindsay. "Soraya sepupuku, jangan pernah berfikir niat baikku,