"Em, senang bisa bertemu denganmu" ucap Zeyna
Angin pantai menghembus begitu menyejukkanKelopak kelopak bunga beterbangan ke arah mereka berduaRin benar benar terpikat dengan kecantikan Zeyna, jantungnya berdebar saat melihat senyumannya"Benar benar cantik...." gumam Rin****Kini mereka duduk di dataran yang sedikit tinggi untuk menikmati hamparan lautan bunga yang sangat indahRin sibuk mengambil banyak gambar, bahkan dia memotret Zeyna diam diamEkspresi dan senyuman yang alami membuat hasil yang sangat bagusZey menatap jam tangannya dan waktu hampir menunjukkan waktu makan siang dan waktu ZuhurZeyna menghampiri Kyoyo yang duduk bersama dengan Ayumi dan Akio"Bibi, sebentar lagi makan siang..." ucap ZeynaKyoyo paham maksud Zeyna "baiklah, ayo kita ke teman Shinjuku, kita makan siang di sana saja" ajak KyoyoKetiganya mengangguk kan kepala sebagai jawabanRin yang melihat mereka mulai bersiap ingin pergi pun menghampirinya"Bibi, kalian sudah mau pergi?" Tanya Rin"Iya Rin, kami akan ke Shinjuku untuk makan siang di sana" ucap Kyoyo"Kenapa tidak bareng sama aku saja makannya, kita makan di resto dekat sini, lagi pula jarak dari sini ke Shinjuku lumayan jauh bibi" ucap Rin"Tidak perlu repot Rin, kami sudah membawa bekal, dan juga kami memang sepakat ingin makan di sana" jelas Akio"Em...." Rin menganggukkan kepala sebagai jawabanRin sekilas memandang Zeyna "em...aku ikut bersama kalian boleh? Lagi pula, tidak seru jika harus sendirian di sini" ucap Rin"Kamu bisa saja ikut, tapi bukannya kamu bawa mobil? Tidak mungkin kamu kesini naik transportasi umum kan?" Ucap KyoyoRin tersenyum dan mengacungkan jempol pada Kyoyo"Tidak perlu khawatir, aku akan meminta orang rumah untuk menjemput mobil ku" ucap Rin dengan bangga nya"Wah...tuan muda satu ini, bikin kita iri tau" ucap Ayumi yang meledek RinRin hanya tersenyum mendengar ucapan Ayumi dan pandangannya kembali bertemu dengan Zeyna yang sedari tadi hanya diam dan menyimak pembicaraan merekaKini mereka pergi ke taman Shinjuku, taman yang paling terkenal saat musim semiDi mana orang orang akan berdatangan untuk menikmati sakura yang bermekaran dan juga angin sejuk, membuat sensasi semakin nyamanMembutuhkan waktu hampir satu jam dari perjalanan merekaDi perjalanan, mereka bercanda tawa bersama, akan tetapi Zeyna lebih banyak diam, dan lebih banyak tersenyum saja menanggapi ucapan merekaJika ada yang perlu dijawab, maka dia baru berbicara*****Sesampai di sana.....Mereka mengambil bekal yang mereka bawa tadiSuasana sangat ramai, banyak sekali orang yang juga menikmati pemandangan"Sepertinya tidak ada tempat tersisa untuk kita" ucap Ayumi yang tampak lesu saat melihat taman telah dipenuhi banyak orang"Bagaimana kalau kita cari tempat yang lain aja?" Saran ZeynaMereka setuju dengan saran Zeyna, tapi tidak dengan Rin yang hanya diam dan belum memberikan pendapatnya"Bagaimana menurutmu tuan muda" ucap AkioRin menatap wajah Zeyna, dia bisa melihat kalau Zeyna sangat ingin menikmati pemandangan di sini"Em, kalian tunggu sini, aku akan mencari tempat di sana, siapa tau ada sisa untuk kita" ucap RinTanpa menunggu jawaban dari mereka, Rin pergi mencari tempat yang akan mereka tempati untuk menikmati pemandanganBukan hanya sekedar tempat, Rin juga mencari tempat yang sangat cocok untuk menikmati pemandanganDi tempat Zeyna...."Kau yakin membiarkan Rin sendirian?" Tanya Ayumi pada Akio"Tidak perlu khawatir, Rin pasti menemukan tempatnya" ucap Kyoyo yang paham dengan pandangan Rin pada Zeyna sedari tadi10 menit kemudian....Rin dengan wajah ceria menghampiri mereka"Ayo, aku sudah menemukan tempat untuk kita, dan tempatnya juga sangat bagus" ucap Rin tak lupa dia sedikit mencuri pandang ke ZeynaMereka jalan lebih dulu, ke tempat yang dikatakan RinRin yang melihat Zeyna membawa keranjang makanan langsung menghampiri wanita itu"Zey, biar aku yang bawa" ucap Rin"Tidak perlu, ini ringan, lebih baik kamu bantu Akio, dia terlihat repot membawa barang barangnya" ucap ZeynaRin menatap Akio, lalu meletakkan kedua tangannya ke belakang kepalanya"Akio bisa sendiri, dia juga tidak terlihat kesulitan" ucap Rin yang tampak acuh dengan AkioZeyna terkekeh lembut mendengar ucapan RinMendengar Zeyna terkekeh, Rin menatap Zeyna"Apa yang lucu?" Tanya nya"Kamu" ucap Zeyna"Aku?" Rin menunjuk dirinya sendiri dan bertanya tanya pada Zeyna"Iya, kamu lucu, sudah dewasa tapi sikap mu seperti anak kecil" ucap ZeynaZeyna mempercepat langkahnya menghampiri Kyoyo dan yang lainRin menatap Zeyna yang perlahan menjauh darinya"Kamu benar benar menarik Zey, aku ingin lebih mengetahui tentang mu" ucap Rin yang menatap punggung ZeynaMereka sampai di tempat yang sudah disiapkan Rin untuk merekaLokasi yang benar benar cocok untuk melihat pemandangan, dan juga lokasi yang cocok untuk menikmati bunga"Wah...Rin, kau memang hebat, bisa mendapatkan tempat yang begitu indah" ucap Akio"Benar Rin, ini tempat yang paling cocok untuk menikmati bunga, dan pemandangannya juga sangat bagus" sambung Ayumi"Ngomong ngomong, bagaimana kamu bisa mendapatkan tempat seperti ini? Seharusnya tempat begini sudah di pesan lebih dulu, atau bahkan jauh sebelum musim semi" ucap Akio yang sedikit heranRin tersenyum canggung saat mendapat pertanyaan ituFlashback Rin....Rin berkeliling mencari tempat yang cocok, tapi dia tidak menemukannyaDia hanya melihat sisa sisa tempat yang sangat tidak cocok untuk menikmati pemandangan dan suasana musim semiRin terus berjalan hingga dia menemukan tempat yang cocok untuk menikmati suasana musim semiAkan tetapi tempat itu sudah ditempati lebih dulu"Sepertinya aku harus menggunakan cara ku" ucap Rin sambil tersenyum licikRin pergi ke tempat pusat pengamanan, dan menemui petugas taman"Selamat siang tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanya sang petugas"Tuan, anda mengenal Ryuen Kiyotaka?" Tanya Rin"Tentu, itu adalah salah satu keluarga terhormat yang ada di kota ini" ucapnyaRin tersenyum bangga saat papa nya sangat disegani"Dan saat ini, beliau ingin datang ke taman menikmati suasana musim semi bersama keluarga nya, tapi tidak memiliki tempat, apa anda bisa memilihkan tempat yang bagus?" Ucap Rin"Tapi saya tidak menerima laporan bahwa tuan Ryuen dan keluarganya akan hadir?" Ucap sang petugas"Saya putra nya, apa anda tidak mengenali saya" ucap RinSeketika sang petugas membungkuk meminta maaf pada Rin, karena tidak mengenalnya"Maafkan saya tuan muda, saya tidak mengenali anda" ucap sang petugas"Tidak perlu seformal itu. Bagaimana, apa kau bisa menyediakan tempat yang terbaik untukku?" Tanya Rin"Serahkan pada saya tuan muda, saya akan menyediakannya, atau tuan muda ada rekomendasi tempat, saya akan memberikannya untuk anda"Rin tersenyum mendengar pernyataan itu "saya ingin tempat yang itu" ucap Rin menunjuk ke tempat yang pertama dia temui"Baik, saya akan menyiapkannya untuk anda" ucap sang petugasFlashback Off..."Em......saat aku mencari tempat, aku menemukan tempat ini kosong, baru di tinggal....jadi,...aku meminta petugas untuk menjaganya untuk kita" jelas Rin sedikit canggungRin tidak mungkin menjelaskan bahwa dia mendapatkan tempat ini dengan menjual nama papa nyaMereka langsung percaya dengan apa yang diucapkan Rin, tapi tidak dengan ZeynaZeyna dapat melihat kalau Rin sedang berbohong, akan tetapi Zeyna memilih untuk diamSelesai membereskan tempat mereka...."Bibi, Zey pamit dulu ya, kalian makan aja dulu" ucap Zeyna"Eh...zeyna, kamu mau kemana? Kenapa gak makan dulu?" Tanya RinZeyna hanya tersenyum "Zey pergi dulu bi, Assalamualaikum" ucap Zeyna yang langsung pamit dengan Kyoyo"Waalaikumsalam, kamu hati hati Zey" ucap KyoyoRin menatap heran, dan ingin mengejar Zeyna, akan tetapi di tahan oleh Kyoyo"Jangan dikejar, Zeyna mau sholat, kamu mau ganggu dia?" Ucap Kyoyo"Em...." Rin hanya mengangguk pahamSetelah usai makan siang, Zeyna belum kunjung kembali.Hal itu membuat Kyoyo dan yang lainnya merasa khawatir, terutama Rin."Bibi, aku susul Zeyna ya." ucap Rin yang benar benar tidak tenang."Iya, kamu dan Akio susul Zeyna. Bibi takut terjadi apa apa padanya." ucap Kyoyo.Kyoyo begitu terlihat khawatir dengan Zeyna.Tanpa berpikir panjang, Rin dan Akio pergi ke tempat ibadah umat muslim yang ada di dekat taman.****Sedangkan di tempat Zeyna....Zeyna berusaha menghindari dua orang yang sedang mengganggunya."Maaf, biarkan saya lewat. Saya buru buru." ucap Zeyna dengan tegas.Dua pria itu tertawa melihat Zeyna. Keadaan sekitar juga terlihat sepi."Nona manis, jangan melawan. Ikut saja dengan kami. Kami pasti akan membuatmu nyaman." ucap salah satu dari mereka.Mendengar hal itu membuat Zeyna sangat jijik dengan mereka.Tatapan mesum dan penampilan yang berantakan membuat Zeyna ingin sekali memukulnya."Saya tegaskan sekali lagi. Minggir! Saya buru buru, atau saya akan berteriak kare
"Jika kamu berpikiran untuk bersama Zeyna mama tidak setuju."Rin kembali teringat dengan ucapan mama nya waktu itu."Apa sesulit itukah tembok yang harus ku lalui untuk mendapatkan hati, Zeyna?" Gumam Rin."Apa hanya karena beda kepercayaan, maka dari itu Zeyna menghindari ku? Bukankah banyak ya zaman sekarang yang menikah beda agama?" Rin terus bergumam memikirkan ucapan Zeyna padanya.Seorang pria merangkul pundak Rin saat dia sedang melamun.Hal itu membuatnya terkejut, dan hampir saja memukul Akio"Ini aku, kau ingin memukulku?" Ucap Akio yang menepis tangan Rin."Kau membuatku terkejut, untung saja kau langsung menepis tanganku. Jika tidak, aku tidak tanggung jawab jika kau terluka." ucap Rin."Aku sudah memanggilmu berkali kali, tapi kau tidak mendengarkanku." "Huh....sebaiknya kita kembali, takutnya bibi dan yang lain khawatir." ucap Rin yang langsung melangkah tanpa menunggu Akio.Akio menganggukkan kepala dan mengikuti langkah Rin.Tapi baru beberapa langkah, Akio baru ters
Zeyna dan Miyuki pergi ke acara panggung Rin dan ayahnya.Zeyna mengenakan pakaian yang baru saja dibelikan oleh Miyuki.Jujur dirinya merasa kurang nyaman dengan pakaian yang di belikan Miyuki.Bukan karena apapun, Zeyna menjadi pusat perhatian. Hal itu yang membuatnya tidak nyaman."Bibi, Zey ganti pakaian saja, ya. Zey merasa tidak nyaman." Ucap Zeyna yang merangkul lengan Miyuki."Em? Kenapa? Apa pakaiannya tidak enak dipakai?" "Bukan, Bibi. Tapi....Zey tidak nyaman menjadi pusat perhatian." Ucap Zeyna.Miyuki tersenyum dan mengusap tangan Zeyna yang di lengannya."Tidak perlu khawatir. Tidak akan ada yang berani macam macam denganmu, selama ada bibi." Ucap Miyuki.Miyuki mengajak Zeyna untuk masuk. Sepanjang perjalanan Zeyna menjadi pusat perhatian. Tatapan mereka membuat Zeyna tidak nyaman.Miyuki yang menyadari hal itu, langsung memberikan kode kepada dua orang bodyguard untuk membuat orang orang agar tidak menatap ke arah Zeyna dan Miyuki."Mama!..." Seorang pria memanggil M
"Baiklah. Bibi akan memikirkan dengan baik, apa yang bibi inginkan. Setelah acara selesai, bibi akan mengatakan apa yang bibi inginkan." Miyuki kembali ceria dan menggandeng tangan Zeyna untuk menuju aula panggung.Tanpa Zeyna sadari ekspresi Miyuki berubah.Jujur saja, Miyuki memikirkan hal lain saat Zeyna memberikan Rin sebuah gelang.Di pandangan Miyuki, dia melihat kalau putranya menaruh perasaan pada Zeyna, begitupun sebaliknya. Miyuki hanya takut jika perasaan keduanya tidak terwujud dan keduanya akan merasakan sakit yang luar biasa."Bibi berharap, semoga kamu dan Rin tidak memiliki rasa satu sama lain, Zeyna." Ucap Miyuki dalam hati.Miyuki dan Zeyna duduk di kursi yang sudah disiapkan oleh pelaksana acara. Secara, Miyuki adalah salah satu tamu istimewa mereka.Acara berjalan dengan baik. Hingga ada kesempatan di mana seorang pianis terkenal akan memainkan sebuah lagu yang berjudul A Thousand Years.Seseorang muncul di tengah panggung dan memberikan salam untuk semuanya.Par
Malam Festival musim semi....Malam ini adalah Festival musim semi yang ke tiga.Dan kali ini Zeyna baru bisa m3nghadiri atau ikut serta.Kali ini, Zeyna bersama dengan Ayumi, Akio dan Rin."Zey, mau coba manisan?" tanya Ayumi.Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban.Ayumi menarik Zeyna ke tempat kedai manisan.Akio dan Rin menunggu di kursi bawah pohon sambil menunggu Zeyna dan Ayumi selesai berbelanja.Hanya ada kesenyapan di antara mereka berdua. Rin sibuk dengan ponsel nya, sedangkan Akio menatap orang orang yang lewat dan mengawasi Zeyna dan Ayumi dari jauh."Hey, Rin." Panggil Akio.Rin mengalihkan perhatiannya dan menatap Akio."Menurutmu, apa aku dan Ayumi bisa bersama?" tanya Akio yang menatap ke arah Ayumi dari jauh.Rin mengikuti arah pandang Akio, "menurutmu, bagaimana? Apa Ayumi menolakmu? Atau malah sebaliknya?" "Emm...aku tidak yakin." "Huh....kau sendiri saja tidak yakin. Bagaimana denganku?" ketus Rin."Dan, kau. Bagaimana hubunganmu dengan Zeyna?
Zeyna menutup bukunya, "kamu menggodaku, Rin?" Zeyna tersenyum tipis dan menatap Rin.Saat tatapan mereka bertemu, Rin langsung memalingkan wajahnya. Tampak wajah Rin yang merona karena ulah Zeyna."Pfft...hahaha....." Zeyna tertawa bahagia melihat ekspresi Rin.Rasanya sangat lucu melihat Rin yang seperti ini.Rin sendiri melihat Zeyna yang tertawa lepas juga ikut bahagia."Maaf, Rin. Aku bercanda." Ucap Zeyna disertai kekehan lembutnya."Kamu__benar benar ya, Zey." "Maaf, Rin."Zeyna terlihat sangat bahagia, senyuman tidak luntur dari wajahnya, dan tawa lembutnya membuat orang di sekitarnya juga ikut bahagia.Bus yang mereka tunggu tiba....Terlihat ada dua kursi yang kosong."Zey, kamu duduk sini." Ucap Rin yang mempersilahkan Zeyna untuk duduk."Terima kasih. Tapi, bagaimana denganmu?" "Jangan khawatirkan aku. Aku akan menjaga dan menghormatimu. Jadi aku akan berdiri di sini saja." Ucap Rin.Mendengar hal itu, Zeyna tersenyum."Terima kasih, Rin." Ucap Zeyna dengan tulus.Jantung
Sesampai di toko buku, Rin langsung ke kasir untuk bertanya tentang pesanannya. "Permisi...saya ingin mengabil pesanan saya dua hari lalu." Ucap Rin "Atas nama siapa?" ucap penjaga toko "Rin Kiyotaka." "Sebentar, saya periksa dulu." Tak lama sang penjaga toko kembali dengan membawa dua buku di tangannya. "Ini, tuan." "Berapa?" "1.441yen." Setelah membayar bukunya, Rin melihat jam tangannya, dan tersenyum. Dengan rasa gembira, Rin pergi dari toko buku dan bersiap ke tempat selanjutnya. Di cafe.... Seorang wanita cantik yang duduk di cafe sendirian. Menatap ke arah luar, menunggu kedatangan seseorang yang di tunggu. Tak lama sebuah mobil terparkir di depan cafe, dan seorang pria turun dari mobil. Seketika senyuman wanita itu terukir diwajahnya. "Maaf, membuatmu menunggu, Zeyna." ucap Rin yang baru saja sampai "Tidak apa, sepertinya aku yang datang lebih dulu dari waktu yang kita tentukan." ucap Zeyna. Dua hari lalu.... Di toko buku.... Zeyna tampak menusuri setiap r
Kini Zeyna sudah berada di rumah. Cuaca musim panas ini menurutnya tidak terlalu panas. Karena di tempatnya lebih panas dibandingkan di sini. Zeyna merebahkan tubuhnya di sofa dan kembali teringat dengan ucapan Rin. Flashback.... "Memangnya, jika aku masuk agamamu, aku akan mempelajari semua itu?" tanya Rin dengan wajah polosnya. "Hah? Aku hanya bercanda, Rin. Jangan dibawa serius gitu." ucap Zeyna. "Tapi, bagaimana jika aku tidak bercanda?" ucap Rin dengan serius. Zeyna terpaku dengan ucapan Rin. Jantungnya juga menjadi berdebar, dan wajahnya merona. "Em...ba...bagaimana dengan persiapan penampilanmu hari ini? Ak...apa semua baik baik saja?" ucap Zeyna yang mengalihkan perhatian. "Huh...persiapanku tidak ada yang bermasalah. Aku ini orang yang hebat, jadi itu semua sangat mudah bagiku." ucap Rin yang sedikit menyombongkan dirinya. "Jangan sombong, Rin. Tidak ada yang tau masa depan. Jadi jangan meninggikan diri terlalu berlebihan. Jika tidak sesuai kamu akan kecewa." ucap Zey