Yogi sudah selesai mandi, dia berdiri di depan cermin sambil mengenakan kemeja dan mengancingkan kancingnya perlahan.Dia dengan santai meletakkan ponsel di lemari tanpa berkata apa-apa. Cindy hanya mendengar suara gemeresik halus dari kain kemeja kaku yang bergesekan.Inilah kerugiannya kalau terlalu akrab.Sekalipun tidak bisa melihat, hanya mendengar suara itu, Cindy secara otomatis akan membayangkan sesuatu.Yogi menyukai pakaian berwarna hitam, kemeja hitam dan celana panjang hitam membuat Yogi terlihat semakin jangkung dan membuat auranya semakin dingin.Setelah mengancingkan kemeja, Yogi akan mengangkat dagu untuk meluruskan kerahnya. Garis rahangnya sekuat sudut kerah kemejanya, dasinya diikat dengan simpul Windsor yang paling ortodoks, sama seperti statusnya sebagai pewaris Keluarga Walker.Dia juga akan memilih jam tangan dari pajangan jam .... Sebentar!Cindy memejamkan mata dan mengerutkan kening karena tidak nyaman.Yogi menempati terlalu banyak memori Cindy, dia selalu mu
Yang Yogi maksud ....Cindy memegang kemudi dengan kedua tangan dan melirik sekilas ke kaca spion, "Apakah sekretaris muda itu benar-benar orangnya Pak Charleon?"Tadi malam Yogi kurang tidur dan merasa tidak nyaman, kelopak matanya sedikit tertutup, dia tidak punya lipatan mata, jadi terlihat cuek dan dingin."Cara dia memasukkan mata-mata kurang bermutu, tapi trik wanita cantik digunakan dengan baik."Memang bagus, gadis yang dipilih benar-benar sesuai seleranya.Cindy menduga pihak lain mengetahui pertengkaran antara Yogi dan ayahnya karena Yona dari sumber tertentu, jadi menggunakan metode yang tepat yaitu menggunakan sekretaris muda itu.Sekretaris muda itu sejenis dengan Yona. Yogi tidak hanya menyukainya, Yogi juga bersedia mengalah demi dia.Benar-benar "tergila-gila".Cindy tersenyum, karena bos meminta, Cindy akan melakukannya.Cindy menjawab dengan sopan, "Aku akan berusaha sebaik mungkin."Yogi mendongak melirik Cindy, lalu menutup mata dan tidak berkata lagi.Saat sampai d
Cindy segera berdiri dan melindungi sekretaris muda itu di belakangnya."Apakah Pak Charleon nggak tahu kalau memukul seseorang itu ilegal? Seharusnya kamu merasa 'beruntung' karena dia berpaling kepada kami, kalau nggak, memasukkan mata-mata di perusahaan orang juga termasuk kejahatan, Pak Charleon untung sebanyak apa pun juga percuma, nggak bisa dibelanjakan di penjara!""..."Akhirnya, Charleon terpaksa menandatangani kontrak. Sebelum pergi, dia berkata "tunggu kamu" kepada sekretaris muda itu. Rupanya Charleon mendendam padanya.Sekretaris muda itu memegang wajahnya dan mendatangi Yogi sambil menangis. "Pak Yogi ...."Dia memang menjadi pahlawan dalam memenangkan kontrak ini, belum lagi dia juga ditampar.Dalam arti tertentu, dia mewakili Yogi untuk menerima tamparan ini.Cindy merasa Yogi akan "menghibur" dia saat ini, jadi Cindy memberi isyarat agar yang lain keluar dari ruangan untuk memberi ruang bagi mereka berdua.Mereka semua menunggu di luar restoran, rekan sekretaris itu m
Setelah beberapa saat, Cindy menutup pintu dan meninggalkan kantor direktur.Dua sekretaris lain melihat ekspresi Cindy sangat aneh jadi bertanya, "Cindy, ada apa? Apa Pak Yogi memarahimu?""Nggak.""Lalu, kenapa ekspresimu seperti ini?"Cindy bergumam, "Aku lagi berpikir, sekarang bukan musim kelulusan, ke mana aku mencari mahasiswa ...."Mahasiswa memang tidak sulit dicari, tapi yang diinginkan Yogi bukanlah mahasiswa, melainkan gadis muda yang sifatnya seperti mahasiswa, polos, lugu dan akan menunjukkan ketergantungan pada Yogi.Yang terpenting juga harus mau memiliki "hubungan" dengannya, itu tidak bisa diselesaikan dengan mengeluarkan berita rekrutmen.Cindy merasa tugas ini sangat sulit, dia memikirkannya di kursinya dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke Universitas Shigo.Saat Cindy ke sana, kebetulan hari itu adalah hari pembukaan Universitas Shigo, dia bisa masuk dengan mendaftarkan KTP.Cindy berjalan mengitari gedung pengajaran, merasa sedikit asing, seolah-olah masa kuliah
Pada acara tahunan Grup Mega tahun lalu, ketika Cindy berbalik, dia tidak sengaja menabrak seorang pria. Biarpun Cindy bereaksi cepat, dia masih membasahi lengan baju pria itu. Pria itu sangat sabar dan tidak menyalahkan kecerobohan Cindy.Cindy menawarkan untuk membayar uang baju tersebut, orang tersebut berulang kali menolak, tapi Cindy bersikeras dan akhirnya orang tersebut menerimanya.Karena uang sudah diterima, Cindy merasa urusan beres, dia tidak ingat lagi soal itu. Namun, ketika Steve menyebutkannya, Cindy pun teringat.Cindy pun mengamati Steve dengan lebih cermat.Dia sangat muda dan tampan, warna kulitnya cerah, tapi tidak pucat.Dia mengenakan kacamata berbingkai emas, di balik kacamata ada sepasang alis hitam dan mata sangat jernih, seperti saat menyentuh air sungai, terasa sejuk tapi tidak terasa menggigil, nyaman dan adem.Di bawah mata, hidungnya mancung, warna bibirnya agak kusam, dan kontur dagunya halus, kesan Cindy secara keseluruhan adalah hangat dan tidak berbaha
Sifat Steve seharusnya dingin, dia berkulit putih, berwajah tampan. Ketika dia tersenyum dengan menunduk, dia sangat mirip dengan mahasiswa senior yang sempurna dalam moral, intelektual, fisik dan artistik, yang akan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan sabar.Hmm, Steve kemungkinan besar seperti itu ketika masih menjadi pelajar, jadi dia menjadi guru sekarang."Apa Profesor Steve menganggap nama profil WhatsApp-ku lucu?" Kalau tidak, kenapa dia tiba-tiba tersenyum seperti ini?Namun, nama WhatsApp Cindy cukup normal, yaitu "Re". Re adalah awalan bahasa Inggris yang paling umum, yang berarti "lagi". Cindy mengubahnya setelah dia putus dengan Yogi, artinya memulai dari awal lagi.Steve mengepalkan tangan, lalu menempelkannya ke bibir. Dia terbatuk pelan, lalu menggelengkan kepala, "Bukan, aku baru ingat ada orang yang tadi bilang nggak bisa berteman di WhatsApp karena nggak bawa ponsel.""..." Cindy tidak berdaya, "Apa Profesor Steve nggak mengerti, karena aku i
Cindy sedikit terkejut.Steve menggenggam tangan gadis itu, lalu menariknya ke depan dan berkata dengan lembut, "Jangan buat masalah. Apa kamu nggak lihat ada temanku di sini? Nanti kamu ditertawakan."Gadis itu cemberut dan mengeluh, "Aku sudah lama mencarimu!"Dilihat dari keintiman ini, sepertinya mereka bukan teman biasa, apakah ... pacarnya?Begitu Cindy menebak dalam benak, Steve berkata, "Kita bicarakan masalah kita nanti. Jangan nggak sopan, sapa Nona Cindy dulu. Nona Cindy, ini adikku, Melly."Ternyata adiknya Steve.Cindy menoleh, gadis itu juga menatap Cindy. Saat bertatapan, mereka tercengang. Melly menunjuk ke arah Cindy, "Ternyata kamu!""..." Cindy kenal Melly Suhendra.Gadis ini menyukai Yogi dan mengejarnya dengan penuh semangat, mengirim bunga dan kopi, bahkan pergi ke perusahaan untuk menemuinya. Saat itu, Yogi baru saja mendapatkan Cindy dan tidak tertarik untuk pacaran, sehingga langsung menolak Melly.Kebetulan ada proyek penting di luar negeri, Yogi mengajak Cind
Steve melaju dan mengantar Cindy ke Grup Mega. Cindy keluar dari mobil dengan pangsit goreng sambil membungkuk untuk melambaikan tangan padanya.Di sisi lain, Yavon yang datang ke Grup Mega untuk mencari Yogi kebetulan melihat adegan itu, dia mengernyit dan masuk ke dalam perusahaan terlebih dahulu.Wajar kalau dia datang menemui Yogi, bisa langsung naik ke atas tanpa perlu melapor.Yavon mengetuk pintu.Yogi berkata, "Masuk."Yavon mendorong pintu dan masuk.Yogi mendongak dan melirik, lalu berkata lagi, "Duduklah." Yogi sedang menangani sebuah dokumen.Yavon tidak merasa sungkan, dia menggunakan mesin kopi untuk membuat secangkir kopi. Setelah menyesap, dia berkata dengan santai, "Bu Cindy laris manis. Yosua pergi dan Steve datang, aku baru saja melihat Steve mengantar Cindy ke depan kantor. Kapan mereka berhubungan?"Yogi mengangkat kepala, alisnya yang tampan sedikit berkerut.Yavon berkata penuh arti, "Tapi, Bu Cindy memang tipe yang disukai Steve."Steve berpenampilan seperti pri