Aktivitas berkebun selesai begitu mentari terbenam di ufuk barat. Baik Ibu Ida dan Nayra sama-sama masuk rumah. Jika Nayra langsung menuju kamarnya, Ibu Ida memilih beranjak ke dapur.
Wanita itu ingin membasahi tenggorokannya yang dahaga dengan air. Usai minum, Ibu Ida lekas menuju kamar. Dia ingin membersihkan badan.
Namun, di jalan dirinya melihat Dela baru keluar dari kamar Nayra. Mungkin baru saja memberikan perintah untuk Nayra. Benar saja, gadis itu keluar kamar.
"Mau ke mana, Nay?" tegur Ibu Ida melihat Nayra agak tergesa saat berjalan.
Nayra berpaling. "Ke mini market, ada yang harus dibeli." Usai membalas sopan, gadis itu berlalu cepat.
Ibu Ida angkat bahu. Dirinya gegas menuju kamarnya. Wanita itu lekas membersihkan diri.
Usai mandi Ibu Ida keluar kamar lagi. Sambil menunggu adzan Maghrib, dirinya ingin bersantai di ruang keluarga. Namun, di tengah jalan wanita i
"Saga! Apa yang sedang kalian lakukan, hah?!" seru Ibu Ida meradang.Sontak Saga dan Nayra terperanjat. Keduanya cukup takut mendengarsuara tegas dari Ibu Ida. Ketika menoleh mata Ibu Ida tampak mendelik geram ke pada mereka."Ibu gak nyangka kalo kalian bisa berbuat sehina ini?" maki Ibu Ida kesal sekaligus sedih.Hatinya amat marah melihat penampilan Saga dan Nayra yang teramat menjijikan di matanya. Penampilan acak-acakan khas orang yang habis bercinta."Bisa aku jelaskan, Bu." Walau gugup Saga mencoba tenang. "Ibu sabar dulu, jangan sampai darah tinggi Ibu naik lagi," pintanya lembut sembari meraih tangan sang ibu.Namun, Ibu Ida menghentakan tangan Saga dengan berang. "Sudah berapa lama kalian main gila seperti ini? Hah!" Suaranya kian melengking."Bu, kami gak main gila," sanggah Saga berkelit."Kamu pikir ibu wanita bodoh yang bisa kamu kelabu
Ibu Ida merasa amat bahagia. Tidak henti-hentinya wanita itu mengucap syukur dan terima kasih kepada Allah SWT, karena keinginannya selama beberapa tahun terakhir ini terkabul. Lalu yang membuat hatinya kian hari adalah pandainya Saga memilih seorang wanita yang tepat untuk melahirkan cucunya. Ibu Ida menunda kepulangannya ke Semarang. Dirinya menikmati momen kebersamaan menjaga kehamilan Nayra. Wanita itu menggantikan tugas Saga mendampingi Nayra cek kandungan. Kesamaan hobi antara dirinya dengan Nayra yaitu sama-sama gemar memasak dan berkebun, membuat Ibu Ida merasa begitu cocok dengan Nayra. Apalagi setiap malam Nayra datang untuk mengingatkan dirinya minum obat. Tidak lupa mengantar wanita itu tidur dengan pijatannya. Sebaliknya, Ibu Ida pun menjaga Nayra dengan baik. Pagi dan sore selalu membuat susu untuk sang menantu. Dirinya juga membikin makanan kegemaran Nayra. Di bulan ke empat, perlahan Nayra sudah bisa beradaptasi dengan perubahan tubuhnya. Dirinya sudah jarang lagi m
."Mas Saga ...." Nayra membuka perlahan matanya, "maaf aku tidak akan mengulanginya lagi. Tolong jangan marah ya," pintanya lemah.Saga terhenyak mendengarnya."Aku pasti akan melahirkan anak ini dengan selamat."Bagai ada palu yang menohok hatinya. Saga benar-benar tertampar. Selama ini dia hanya mencemaskan anaknya. Tanpa sedikitpun memikirkan kesehatan ibunya yang akan bertaruh nyawa melahirkan calon anaknya."Maafkan aku, Nayra." Saga membenamkan kepala Nayra ke dalam dadanya. "Mulai saat ini, aku janji akan memperhatikan kamu juga," ucapnya sambil mengecup pucuk rambut Nayra dengan lembut.Ketika Nayra terus menggigil kedinginan, Saga mempererat pelukannya.Dari luar Dela masuk. Wanita itu mendecih sinis melihat betapa rapatnya tubuh suaminya dan Nayra saling menempel."Ini masih pagi dan kalian sudah siap bermesraan seperti itu." Dela menyindir.
"Apakah lelaki itu adalah suami dari artis terkenal itu?" tebak Azriel cepat.Nayra membeku."Jawab, Nay!" Azriel memegang tangan Nayra."Ya. Saya suaminya Nayra."Nayra dan Azriel berpaling ke sumber suara. Sudah berdiri Saga tanpa kacamata dan masker. Lelaki itu balas menatap Azriel dengan tenang.Saga mendekat. "Kenapa memang jika suami Nayra itu adalah aku?" Dia menghujam mata Azriel yang langsung berdiri menghadang Saga. Mata kedua lelaki itu beradu pandang. Mereka berusaha saling menjatuhkan lewat tatapan.Nayra terkesima. Begitu juga dengan para pengunjung restoran. Walau pun bukan seorang artis. Namun, semua orang tahu jika Banyu Sagara adalah suami dari Adela Cinta. Artis papan atas di Indonesia.Sontak suara riuh rendah mulai terdengar. Beberapa orang mulai mengarahkan kamera ponselnya pada wajah Nayra atau pun Saga. Ada juga yang berbisik-bisik
Saga kembali masuk kantor. Dia baru saja usai makan siang di luar bersama sekretarisnya. Dirinya agak heran melihat karyawannya masih tampak santai. Padahal jam istirahat siang sudah berakhir dari beberapa menit yang lalu.Para karyawan tidak menyadari kehadiran Saga. Ada yang menggerombol dan asyik bercanda. Ada pula yang sudah duduk di meja kubikelnya. Namun, masih santai berbincang. Kebanyakan dari mereka tengah menatap layar ponselnya.Tadinya Saga ingin abai. Namun, saat mendengar nama Dela, Nayra, serta dirinya disebut, lelaki itu menghentikan langkah. Dia mengurungkan niat menuju ruang kerja."Gak nyangka ya sama Bapak Saga. Istri secantik, sepintar, dan sekaya Adela Cinta, masih saja diduakan.""Iya, mana istri keduanya itu ternyata asistennya Adela Cinta, coba. Bener-bener payah seleranya Bapak Saga.""Hanya karena gak bisa kasih keturunan sampai tega nikahin
"Nayra?!"Nayra mengangkat wajah. Azriel dan Bik Ati menatapnya cemas. Berarti seseorang yang ia tubruk barusan adalah Azriel."Kamu gak papa, Nay?" Azriel gegas jongkok untuk menolong. Sedangkan Bik Ati membeku melihat darah merembes dari paha Nayra."Ini sakit banget, Ziel," desis Nayra dengan tangan mencengkeram lengan Azriel."Cepat tolong selamatkan Non Nayra, Mas!" desak Bik Ari mengguncang lengan Azriel.Azriel tergagap. Sungguh dia pun sebenarnya sangat takut jika melihat darah. Namun, demi melihat wajah pucat Nayra, pemuda itu tidak dapat menolak."Sa-kiiit ...." Nayra merintih."Tolong jangan bicara lagi, Nay. Ini hanya akan membuatku semakin panik," pinta Azriel kalut.Tangannya yang gemetar meraih pundak Nayra. Pemuda itu mengangkat tubuh wanita yang terus saja mendesis kesakitan itu. Orang-orang yang mengerubungi membelah diri
"Pak Saga, Bapak baik-baik saja?" tanya Bik Ati peduli. Wanita itu cukup cemas melihat sang bos terkulai bingung di daun pintu.Saga tersadar dari syoknya. "Aku akan segera ke sana." Dia memutuskan segera. Lelaki itu masuk tanpa bicara lagi pada pelayannya."Ada apa, Ga?" tanya Dela sambil mengernyitkan dahi.Dia begitu heran melihat Saga kembali dengan terbirit-birit dan langsung membuka pintu lemari. Suaminya menarik handuk lalu melangkah tergesa menuju kamar mandi."Nayra kena musibah. Dia lagi ada di rumah sakit," jawab Saga sebelum membuka gagang pintu.Entah kenapa Dela bahagia mendengarnya. Sudut bibir perempuan itu berkedut kecil. Jika sedang tidak berhadapan dengan Saga, dia ingin bersorak gembira."Memangnya apa yang terjadi?" Dela berpura-pura peduli. Dia memunguti pakaiannya, lalu mulai memakainya&
"Davi tungguuu!" Saga berseru. Ketika sang adik ipar dan temannya tidak juga berhenti, Saga terburu mengejarnya. "Di mana kamar Nayra?" cecar Saga mencegat Davi. Tangannya memegang kuat pundak pemuda itu. Sementara matanya menatap lekat.Davi yang sudah mulai tidak respek, mengibas pundaknya. "Ngapain nanyain kakakku? Toh prioritas kalian itu cuma bayinya," sindir Davi telak. Pandangannya juga tidak kalah tajam dari Saga.Saga tertohok mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Davi. "Tolong maafkan kami." Suara Saga mulai melembut."Aku udah gak percaya lagi sama kamu, Mas." Davi menyergah sebal, "bukannya menjaga istri yang tengah mengandung keturunanmu, kamu malah sibuk ngurusin dia terus," cerca Davi sambil melirik ke Dela."Sadar diri, ya! Istri sahnya Saga itu aku, bukan kakakmu." Dela yang tidak terima langsung menyela."Dela sabar! I