"Selamat menempuh hidup baru untuk pasangan fenomal ini. Semoga sakinah, mawadah dan warahmah. Segera diberi keturunan juga," kata Jasmine dengan hebohnya memberi selamat kepada Selena dan Justin yang kini sudah berada di panggung pelaminan."Aamiin. Bu Jasmine kapan kasih adik lagi buat Arshi dan Gita?""Nanti aja, Mbak. Nunggu Arshi masuk SMP."Justin terkekeh mendengar ucapan Jasmine. "Padahal si Kevin udah ngeluh pengen nambah anak lagi.""Dia mah enak, cuma bikin doang. Yang hamil kan, saya. Mengandung selama sembilan bulan, belum melahirkannya, ngurusinnya. Gak gampang, Pak Justin.""Iya, iyaaa. Getok aja laki yang bisanya bikin anak doang.""Emangnya kamu. Anak sendiri kok di buang ke toilet," sengal Selena kemudian.Jasmine menahan tawanya mendengar ucapan menohok Selena yang masih saja selalu skakmat habis-habisan suaminya itu."Sekarang udah ada penampungnya, Mbak. Siap-siap aja nanti malam.""Gak ada. Saya suruh libur dulu satu minggu. Gak bisa langsung naik. Dilarang!"Jas
Justin memilih untuk tidak peduli dengan ucapan istrinya itu. Ia pun mengambil baju yang ada di dalam koper dan memakainya.“Mas?”“Apa?”“Bu Diandra gak datang, yaa?”Justin menggeleng. “Cuma Giandra doang yang datang. Biarin aja lah gak usah dipikirin. Diandra lagi bikin benteng pertahanan untuk tidak pernah melihatku kapan pun dan di mana pun.”Selena kembali menghela napasnya dengan pelan. “Ada ya, orang yang dulu baik banget sekarang jadi kayak musuh.”“Dia yang mulai, Sayang. Bukan aku. Sebenarnya bukan salah aku juga udah mematikan Andrian. Dia sendiri yang memilih untuk mengakhiri hidupnya demi menyelamatkan aku.“Kalau memang dia mau mempertahankan cintanya untuk kamu, setelah aku mati hanya membutuhkan waktu setahun atau lebih untuk melupakan aku.“Setelah itu mungkin Andrian akan mendekati kamu, mengganti nama aku di ruang hati kamu. Tapi, yang dia lakukan adalah mengalah dan memberiku kesempatan untuk hidup.”Penuturan Justin cukup masuk di akal. Karena memang sebenarnya A
Selena tak bisa berkutik lagi. Ia lantas melingkarkan tangannya di leher Justin. Tautan itu semakin panas kala tubuh keduanya sudah sama-sama polos. Untuk pertama kalinya kedua tubuh yang memanas itu saling menempel. Hingga tak sadar jika tubuhnya sudah polos hanya dengan sekali tarikan.Selena menarik diri kemudian menjatuhkan kepalanya di bahu Justin. Mengatur napasnya yang hampir habis itu."Hhhh!" Selena menutupi bagian dadanya dengan kedua tangannya. "Mas. Kamu habis ngapain aku?" tanyanya dengan mata yang terlihat begitu panik.Justin menarik tangan Selena secara perlahan. "Biarkan aku memandang tubuh indah istriku ini. Jangan halangi dengan tangan mungil kamu ini.""Ta-tapi ... kamu mau ngapain?""Yaa mau berhubungan lah. Gimana sih! Jangan polos-polos amat jadi perempuan, Sayang. Sini ... biar aku puaskan. Janji, gak akan kasar-kasar.""Beneran? Gak akan bikin aku kapok?"Justin mengangguk yakin. "Iya, Sayang. Aku jamin, kamu bakal ketagihan. Biar langsung jadi juga. Habis dat
Justin—dengan segala kepercayaan dirinya memuji dirinya dan juga sang istri. Yakin jika suatu saat nanti memiliki anak akan menciptakan anak yang tampan dan juga cantik.Selesai berendam, Selena dan Justin memilih untuk makan siang terlebih dahulu. Karena waktu sudah menunjuk angka dua siang.“Sarapan sekalian makan siang. Kamu harus makan yang bergizi, nggak boleh kebanyakan makanan fast food. Aku gak mau nanti anak aku kurang gizi.”Selena memutar bola matanya dengan pelan. “Mas! Kayak udah bikin berkali-kali aja. Emangnya itu si cebong bakal langsung jadi?”Justin mengangguk. “Tidak butuh melakukan hubungan berkali-kali. Kalau dalam satu kali tembakan lolos, akan langsung jadi. Jangan salah ya, Sayang. Banyak di luaran sana yang hamil hanya dalam satu tembak.”Selena manggut-manggut. “Pake pengaman aja bisa hamil,” sindirnya kemudian.Justin lantas menatap dengan datar wajah istrinya itu. “Yaa jangan bahas yang dulu juga, Sayang.”“Hanya kasih pengalaman. Yaa kamu juga nggak sadar
Selena menatap Justin dengan dalam. Mendengarkan cerita Justin tentang keluarganya yang sempat diremehkan oleh keluarga besar dari Antony.“Kamu pun sudah menikahi wanita biasa seperti aku, Mas,” ucap Selena dengan pelan.Justin mengangguk dan mengulas senyumnya. “Aku gak peduli, Sayang. Baik dari keluarga sederhana maupun mewah, kalau buat aku merasa nyaman dan sangat mencintai, kenapa tidak?”Selena menerbitkan senyumnya dengan manis. “Terima kasih sudah mau menerima wanita biasa seperti aku. Yang kadang seringkali membuat kamu jengkel dan melawan.”Justin mengusap pucuk rambut perempuan itu dengan lembut. “Because i love you. Apa pun itu, aku akan menerimanya. Cerewetnya kamu, bawelnya kamu, emosinya kamu, dan semuanya.“Karena kamu sudah menerima masa lalu yang amat buruk itu. Kenapa aku tidak bersyukur dan mau menerima semua yang ada dalam diri kamu? Biar balance. Supaya nggak ada yang namanya egois dalam rumah tangga kita.”Selena menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. Justi
“Elo … gobloknya keterlaluan, Justin. Acara begituan malah divideo. Mau jadi bintang film biru, lo?” Kevin geleng-geleng kepala sembari menatap Justin dengan malas.Justin menunduk tak berbicara apa pun. Sementara Kevin memijat keningnya kemudian menghela napasnya dengan panjang.“Pernikahan elo baru dilaksanakan kemarin. Dan elo ngasih hadiah tak terduga pada Selena. Video elo sama Grace, kenapa bisa ketahuan oleh Selena?” tanya Kevin kembali.Justin menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Ada yang kirim video itu ke gue, Kevin. Dan Selena yang ambil paketnya. Terus dilihat sama dia," ucapnya dengan pelan."Yang bikin gue kecewa sama elo adalah kenapa elo kepikiran buat rekam adegan gila elo itu? Disuruh Grace atau elo sendiri yang ingin. Lama-lama udah kayak gigolo lo, Justin. Bener-bener elo, yaa!"Kevin menatap Justin yang masih tak tahu lagi harus berbuat apa. "Gue juga sama kayak elo, nggak sempurna. Bahkan gue sering dicap bodoh oleh istri gue sendiri. Tapi, gue nggak separah el
Sudah satu minggu berlalu. Dengan segala upaya Justin lakukan akan tetap dicintai Selena. Tak mudah bagi Justin menaklukan hati Selena yang mudah berubah arah itu.Walau seringkali disakiti, ia juga mudah untuk memaafkan. Namun, itu hanya berlaku jika kesalahan Justin masih di batas normal.Kini, kedua pasangan itu tengah menikmati masa bulan madu di Hawaii yang tadinya sempat tertunda karena Selena yang tiba-tiba demam tinggi.“Udah nggak demam lagi, kan?” tanya Justin sembari meraba kening istrinya itu.“Nggak, Mas. Kalau masih demam, kita gak akan ada di sini,” jawab Selena ketus.Justin lantas terkekeh. “Bisa demam gini. Kaget, yaa?”Selena mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan suaminya itu. “Jangan ledek aku ya, Mas. Kalau berani ledek, jangan harap aku mau ngasih!”“Maaf, Sayang. Janji nggak akan ledek lagi. Dari satu minggu setelah kita menikah, belum pernah naik lagi. Hanya sekali di hotel di pagi hari itu.”“Terus?”Justin mengendikan bahunya. “Harusnya sih hari ini menikma
Menarik tubuh perempuan itu hingga menempel dengannya. Dengan tangan satunya bergelayangan di atas gundukan kenyal milik Selena.Justin menarik diri. Menjatuhkan kepalanya di dada Selena sembari mengatur napasnya yang tersengal. Lalu, meraup benda kenyal itu secara bergantian.Menciptakan desahan dan pekikan yang dikeluarkan oleh Selena. Sudah biasa dengan perlakuan Justin, perempuan itu begitu menikmati sentuhan Justin hingga lupa diri di mana ia berada kini.“I want it,” bisik Justin dengan suara penuh nafsu. Kemudian membuka celananya dan menyatukan diri dengan Selena yang kini tengah duduk di atasnya.Melajukan temponya cukup kencang hingga desahan sudah tak bisa dikontrol lagi. Menjambak rambut Justin yang tengah meraup secara bergantian asset berharga milik Selena.Hingga sepuluh menit kemudian, Justin sudah mencapai puncaknya. Memompa tubuh Selena dengan sangat cepat hingga peluh itu keluar dengan derasnya di bawah sana.Suara napas dari kedua pasangan yang sedang semangat-sema