Aurora mengepalkan tangannya dengan kuat. "Lebih baik aku jadi pengangguran dari pada bekerja dibawah kendali Wanita licik itu!" Aurora menuding tajam Alice."Aurora! Brakkk!" Hirawan murka sampai menggebrak meja dengan keras. Aurora sama sekali tidak takut, sebab dirinya tidak bersalah dan memiliki hak diperusahaan yang dibangun oleh mendiang ibunya. Alice sangat licik dan hidup dengan hedon, dia selalu menghabiskan uang dan berfoya-foya.Setelah dia berkorban waktu untuk menangani perusahaan ini dalam beberapa tahun terakhir, saat perusahaan Adelina terkena masalah dan nyari gulung tikar lalu bersaing tender dengan perusahaan lain, dia berjuang untuk membuat perusahaan Adelina semakin tinggi, sekarang dia dihempas begitu saja!Hirawan membuang nafasnya dan menatap putri kandungnya, "Papa hanya ingin kalian berdamai. Tidak perlu bertengkar dan memperebutkan warisan!""Memperebutkan warisan? Semua aset keluarga Adelina itu milik Mendiang Mama! Apa papa lupa? Mereka datang dengan tang
Louis sampai harus memastikan ulang pendengarannya, barang kali telinganya kali ini tidak berfungsi baik alias salah mendengarkan. Mendengar perintah Presdir Philip yang ingin Putar arah dari jalan menuju kediaman tua keluarga Mayer, menuju Panthouses yang dihuni Istrinya, rasanya sulit dipercaya. Ketika dia mau bertanya, Philip sudah menatapnya tajam dibelakang seolah sudah membungkam lebih dulu mulut asisten pribadinya yang kebanyakan bertanya.Mereka menikah dan hanya bertemu dua kali, diacara malam itu dan diKantor sipil. Setelah itu, Philip besoknya langsung pergi keKota Menara Effilia selama satu minggu. Mereka tidak punya nomer masing-masing dan tidak pernah berkomunikasi. Hubungan itu sangat buruk. Wajar saja jika Louis ragu!*****Didekat sebuah taman hiburan dipusat kota Ivaly, Aurora menghentikan mobilnya lalu turun. Dia duduk disalah satu bangku kayu dibawah pohon yang rindang. Sambil memangku tangannya diatas paha, matanya mengamati beberapa pejalan kaki yang liwat, lal
"Erick!! kamu keterlaluan!!" Sarkas Alice yang sudah emosi dan hilang kendali. Wajahnya sampai merah karena marah.Alice menyusul Erick karena ponsel milik Erick tertinggal dimeja kerjanya, dia fikir Erick akan keperusahaan grup Axelio, tidak disangka malah menemui Aurora. Dia mendengar semua kata-kata Aurora dan Erick, Alice semakin membenci Aurora."Dan kamu..." Alice menunjuk Aurora. Matanya memerah, emosinya benar-benar tidak terkendali. "Erick sudah menjadi suamiku. Mengapa kamu masih menggodanya? Kelakuan kamu sangat murahan! Dasar Pelakorrr!" Alice sengaja berkata dengan keras dan berteriak, air matanya berlinang deras seolah dia wanita paling tersakiti.Mereka berada ditempat umum, dalam sekejab orang-orang disekitar mereka berhenti dan menatap mereka. Mereka menjadi pusat perhatian, Aurora menjadi bahan guncingan karena dianggap sebagai pelakor, padahal sebenarnya yang pelakor itu Alice. Mereka telah salah paham karena Alice sengaja membuatnya malu. "Ouh, ternyata pelakor. Ca
"Tuan tidak perlu membelanya. Gadis itu pelakor, nggak pantas dikasihani!" Mereka masih tetap menuduh Aurora dan mencoba menarik tangan Aurora supaya terlepas dari pelukan Philip.Philip menghindar lalu menepis kasar tangan yang berusaha menyakiti istrinya, sehingga mereka tidak bisa menggapai tubuh didalam pelukannya. "Sekali lagi saya tegaskan, jangan ada yang menyentuhnya!" Bentaknya dengan mata menyala tajam.Mereka wanita yang membenci pelakor, tentu saja tidak akan diam. Alice sangat terkejut dengan apa yang dia lihat. Begitu pula dengan Erick. apa hubungan pria itu sebenarnya dengan Aurora sampai segitunya membela Aurora?"Tuan, tidak usah ikut campur urusan kami!" Sahut Alice yang masih emosional. Dia masih bertanya-tanya siapa pria itu, mengapa Aurora selalu beruntung dikelilingi orang-orang yang tampan meski dia telah merebut Erick."Tentu saja saya harus ikut campur, karena ini menyangkut reputasi istri saya! Siapapun yang menjatuhkannya, saya tidak akan terima!" Orang-ora
"Aurora, apa benar, Kamu sudah menikah dengan Tuan Philip?" Tanya Erick. Dia menatap kornea mata Aurora dan berharap jawaban gadis itu adalah 'Tidak'!"Ya, kami sudah menikah. Jangan mengganggu istriku lagi!" Sahut Philip, suaranya ketus dan dingin. Sebelum mereka kembali menimpali, Philip merangkul Aurora dan membawanya masuk kedalam mobilnya.Mobil Aurora dibawa oleh supir pribadi Philip, sedangkan Louis yang mengendalikan mobil Philip.Erick merasa marah dan menganggap Aurora telah mengkhianatinya. Mereka baru putus, dan Aurora diam-diam menikah, mereka seperti sudah merencanakan itu sangat lama sampai ada kejutan spesial direstoran romance.Alice tidak percaya itu. Dia sudah merebut Erick dan merebut posisi sebagai calon pemimpin perusahaan Adelina, tapi dia tetap gagal membuat Aurora menderita dan hidup sengsara. Dia mengepalkan tangannya kuat dan pergi begitu saja.*****Philip dan Aurora sampai diPanthouses mewah itu, Philip sedikit kesal karena melihat Aurora berpelukan dengan
Erick sampai diperusahaan grup Axelio. Saat melewati karyawan yang menyapanya, dia hanya diam dengan ekspresi datar dan kesal, tidak seperti biasanya yang ramah, selalu menjawab sapaan dari para Karyawan.Sikap itu membuat para Karyawan merasa heran dengan Presdir mereka, Presdir Erick baru menikah dan pergi bulan madu, tapi cuma beberapa hari saja, padahal rencana awal selama satu bulan dipulau Flaur. Dan sekarang datang dalam keadaan yang kesal, mereka berfikir mungkin karena bulan madunya kurang."Kalian mau bekerja atau arisan disini?" Tegur seorang Maneger yang kebetulan liwat, mendengar bisik-bisik para karyawan.Para Karyawan itu langsung tersenyum nyengir dan meminta maaf, lalu kembali bekerja.Saat diruangan Presdir, Erick semakin emosi dan menyapu bersih tumpukan dokumen yang tersusun rapi diatas meja, hingga menjadi berserakan diatas lantai. Dia masih belum puas, lalu mengambil sebuah foto yang dibingkai dengan figura didalam laci meja kerja dan mengamatinya.Difoto itu ada
Setelah selesai, perutnya merasakan lapar, sejak pagi tidak sarapan dan belum makan siang. Aurora akhirnya memesan makanan direstoran terdekat liwat aplikasi Online dan menunggu sebentar.Sembari menunggu, dia membereskan barang-barangnya diatas meja terlebih dahulu. Kamar itu sudah rapi dan nyaman, setelah melihat jam, sudah hampir satu jam akhirnya dia keluar.Philip saat itu berjalan kedapur dan mendengar suara bel yang berbunyi. Dia memutar tubuhnya dan bertanya-tanya siapa yang datang, tapi tetap berjalan membuka pintu.Seorang kurir pengantar makanan berdiri dan menyapaya dengan sopan. ."Siapa?" Ketus Philip."Apa ini benar alamatnya Nona Aurora?"Philip sedikit menyipitkan matanya lalu menjawab, "Ya. Kamu siapa?""Apa anda suaminya? Saya mengantar pesanan makanannya, jika bukan suaminya, bisa saya...""Berikan padaku! Saya suaminya!" Sahut Philip dengan ketus dan cepat.Setelah kurir itu pergi, Philip masuk sambil menenteng tas plastik itu.Saat itu Aurora sudah dimeja makan,
Mendengar cerita dari Hirawan, Alice semakin emosional dan kesal. Dia tidak menyangka, kalau ungkapan Aurora dan Philip ternyata benar, mereka sudah menikah. Akan tetapi, yang membuatnya kesal karena mengetahui latar belakang Philip.Bagaimana bisa Philip mengantongi restu Hirawan, karena perusahaan Adelina punya hutang sebesar 900 miliar diperusahaan Mayer. Tanpa Aurora ketahui, sebelum dia benar-benar terjun kedunia bisnis memegang perusahaan, Perusahaan Adelina Pernah ditipu orang dan mengalami kerugian besar.Saat itu Philip bersedia memberikan pinjaman, karena perusahaan mereka sebelumnya pernah menjalin kerja sama. Dan sampai sekarang hutang itu belum dilunasi, Philip datang menawarkan penawaran yang awalnya membuat Hirawan syok. Tetapi akhirnya dia bersedia memberikan Aurora, dan hutang 900 miliar itu lunas."Papa kenapa tidak membicarakan ini kepada aku dan mama dari awal?" Ujar Alice dengan kesal. Dia semakin membenci kehidupan Aurora yang selalu