Share

Bab 22

Cantika menghentak kaki menuju ruang kerja Rahadi. Pintu berukiran naga sudah terbuka lebar untuknya. Seolah pria tua itu memang sudah siap untuk dia labrak.

“Kakek!” teriak Cantika.

Rahadi yang sedang duduk di kursi meja kerjanya pun mendongak.

“Kenapa Kakek bisa sesadis ini?!” bentak Cantika begitu sampai di hadapan Rahadi. Tapi pria tua itu malah menatapnya lembut sambil tersenyum ramah, membuat Cantika semakin marah.

“Aku kan udah bilang, Lian gak salah apa-apa. Aku yang salah, Kek, hukum aku aja!” Cantika benar-benar meluapkan amarah hingga napasnya terengah-engah.

Rahadi melepas kacamatanya lalu menaruhnya di dekat pigura yang membingkai potret dirinya sedang main di kebun dengan Cantika kecil. Sejenak dia perhatikan foto itu kemudian menghela napas pelan.

“Cantika... Kamu masih muda, masih belum paham kerasnya kehidupan. Apa yang Kakek lakukan ini semua semata-mata demi masa depanmu yang cerah bersama pria yang Kakek akui kompetensinya.” Rahadi berdiri dan berjalan pelan mendek
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status