Share

Bab 30

Satu jam berlalu sejak Lian duduk di teras sambil memangku Lilo. Tangannya sibuk mengelus bulu lembut anabulnya itu tapi pikirannya mengawang. Sesekali Lilo menggigit tangan Lian yang berhenti mengelusnya, kemudian Lian tersadar. “Iya, iya, Sayang,” ucapnya pelan sambil tersenyum gemas. Sudah berminggu-minggu tidak merawat anak bulunya, Lian rasanya sangat rindu hingga memaksa Fandy mengantarkan Lilo pagi tadi.

Lian menoleh saat terdengar suara ketukan di pintu sebelahnya. Ternyata Sandi menggetok-getokkan spatula di gawang pintu lalu melongokkan kepala. “Sarapan udah siap,” lapornya.

Lian mengangguk. Dia memang membiarkan abangnya memakai dapur saat berkata ingin membuatkan sarapan untuknya. Meski dia yakin pasti kondisi dapurnya jadi tidak karuan di tangan pria selengekan itu. Dia berpikir untuk tinggal menyuruhnya beres-beres nanti.

Sandi hendak membantu mendorong kursi roda Lian. “Aku bisa sendiri, Bang,” tolak Lian. Tapi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status