Share

32. Mantan Sekretaris Mikail

Megan berhasil mengurai air matanya dan tak sampai jatuh ke pipinya ketika melepaskan pelukannya pada Kiano. Dengan senyum lebar yang dipenuhi binar kerinduan, kedua telapak tangannya bergerak merangkum wajah mungil bocah itu. Menatap mata bulat Kiano yang jernih. Sejernih air laut seperti milik Mikail.

"Hai, tante sangat senang kau datang ke sini."

"Ya. Kiano juga."

Telapak tangan Megan mengelus sisi wajah mungil Kiano. Seolah butuh meyakinkan berkali-kali bahwa putranya benar-benar bisa ia sentuh. "Apa kau benar-benar Kiano?"

"Ya, tante cantik. Ini Kiano." Telapak tangan mungil Kiano menyentuh punggung tangan Megan. "Apa tante cantik sudah tahu siapa Kiano?"

Megan mengangguk, menahan gumpalan emosi yang memadati tenggorokannya. Menahan tangisan yang hendak terlepas. "Ya, tentu saja. Kau putraku. Kiano Matteo."

Kiano pun ikut mengangguk. "Ya, tante cantik adalah ibuku."

Megan kembali membawa tubuh mungil itu ke pelukannya. Memeluknya dengan lebih erat. "Sayang, mama benar-bena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status