“Tidak mungkin. Aku sudah merencanakan semuanya dengan hati-hati. Cade tidak mungkin tahu.” Gina baru mengetahui kegagalan rencananya mengirim sahabatnya ke ranjang Cade Goldwin setelah berada di luar negeri. Dia ingin membuat Cade seakan telah berselingkuh. Jadi, dia punya alasan untuk pergi. Nyatanya malam itu Cade tidak tidur dengan sahabatnya.“Aku selalu bertanya, bagaimana kau bisa punya rencana gila itu. Apa kurangnya tuan Goldwin? Kau masih mengejar saudara angkatmu ke luar negeri—““Aku harus berdamai dengan Kurt. Dia tidak boleh membenciku.” Kurt adalah kartu emasnya. Dia adalah pemimpin masa depan dalam bisnis keluarga Treyvon. Gina pikir saudara angkatnya menyukainya dan memutuskan pergi karena adik perempuannya jatuh cinta dengan lelaki lain. Gina tidak mau kehilangan kasih sayang Kurt. Cade saat itu lebih mudah dikendalikan. Jadi dia memutuskan pergi untuk membujuk Kurt. Suatu hari dia akan kembali ke Axton dan memenangkan lagi hati Cade.Dia hanya tak mengira jika ma
Satu-satunya yang harus dilakukan anak-anak adalah menelepon ayah mereka.“Daddy, bisakah kau pulang lebih cepat? Mommy sepertinya akan memasak untuk makan malam. Kau harus melakukan sesuatu untuk mencegahnya. Kami khawatir dia akan meledakkan dapurnya kali ini.” Mike bicara di telepon.Mika memperhatikan kakaknya dengan tidak sabar. Ayah mereka harus pulang secepat mungkin.Cade sedikit pusing. Ada banyak hal yang harus dia tangani di perusahaan. Dia tidak bisa pulang buru-buru. Tapi memang Fay Willmer tidak pernah membuatnya bisa tenang. “Sebentar lagi aku pulang.” Pada akhirnya Cade harus melepaskan semua pekerjaannya. Fay benar satu hal, dia tidak akan bangkrut jika memberikan sedikit waktunya untuk anak-anak.Terdengar helaan napas lega di bagian lain sambungan. Meski daddy kadang juga tidak berdaya menghadapi mommy, setidaknya mereka tidak sendiri.Begitu Cade tiba di apartemen, anak-anak langsung mendorongnya ke dapur. Saat itu Fay terlihat mulai menggelar isi kantong belanjaa
“Sepertinya tidak ada yang parah.” Cade berjalan mendekat ke sisi tempat tidur. “Kau terlihat cukup bersemangat.”Dia bermaksud menyindir Fay. Kalimat demi kalimat gadis itu tidak menunjukkan kalau dia baru saja ditabrak sebuah mobil. Lebih kepada seseorang yang baru bangun tidur dan terus mengigau.Fay tidak cukup tersinggung. “Aku baik-baik saja. Tidak ada yang akan bisa membunuhku. Kau bisa katakan itu pada pacarmu.” Dia berujar penuh permusuhan.Di suatu saat Fay menyebut Gina sebagai mantan kekasih Cade Goldwin. Saat lainnya dia dengan sengaja menyebut gadis itu sebagai pacar lelaki itu.“Jangan asal menuduh. Belum ada bukti yang mengarah ke sana—““Aku tidak perlu bukti untuk mengetahuinya. Di dunia ini hanya Gina Treyvon yang benci setengah mati padaku.” Fay menyela cepat.Cade menyipitkan matanya. “Kenapa dia harus membencimu?”“Tuan Golwin, jangan pura-pura bodoh. Jelas sekali dia datang untuk berbaikan denganmu. Sialnya, kau memiliki putera dan puteri serta pengasuh cantik y
Fay melempar diri ke atas ranjang, di antara dua anak yang tengah meringkuk setengah mengantuk. Dia mengguncang tubuh Mike di sebelahnya dengan maksud agar anak itu sepenuhnya terjaga. "Aku pikir, sebaiknya aku meminta nona Treyvon untuk mengajariku memasak sesuatu. Kurasa dia tidak akan keberatan, " ujar Fay dengan santai. Mata Mike semula masih terasa berat. Dia bahkan mengabaikan usaha Fay yang hendak membangunkannya. Namun, begitu didengarnya perkataan sang mommy, anak itu langsung merasa seperti ada alarm yang tiba-tiba berbunyi nyaring di kepalanya, membuatnya melupakan rasa kantuk yang pada awalnya menyerang. Mike berbalik menghadap pada Fay. Dia mengawasi mommy di sebelahnya dengan alis berkerut. Anak itu memiliki firasat buruk. "Bukankah kalian bermusuhan? Kenapa Mommy tiba-tiba berpikir mengundang nona Treyvon ke sini?"Mika yang berbaring di sisi lain Fay yang mendengar percakapan itu menjadi terang kembali pikirannya. Sebentar tadi bala tentara mimpi sudah hampir menye
“Siapa kalian?” Begitu pintu terbuka, Fay langsung melontarkan pertanyaan dengan tidak sabar. Matanya menelusuri seragam yang dikenakan kedua lelaki bertubuh sedang itu. “Maaf, kami petugas kebersihan yang dipesan nyonya Goldwin. Bukankah ini apartemen tuan Goldwin?” Si lelaki dengan name tag Roy di dada kirinya menjelaskan.Di sebelahnya, lelaki dengan tubuh lebih tinggi sedikit dari Fay menganggukkan kepala dengan sopan saat gadis itu melirik ke arahnya.“Kami petugas kebersihan baru.” Teman Roy menambahkan karena melihat tatapan curiga Fay.Ron? Fay tidak terlalu mendengarkan. Dia malah tertarik dengan name tag yang mirip dari kedua lelaki di depannya.“Apa kalian kembar?” Fay menunjuk tulisan nama di masing-masing orang. “Roy dan Ron.”Roy melirik teman di sebelahnya, baru tersadar dengan kemiripan nama mereka. Kemudian dia bergegas membantah. “Ah, tidak. Nona bercanda. Kami sama sekali tidak mirip.”Bagaimana mungkin gadis ini menyimpulkan dengan begitu saja dari nama mereka yan
Waktunya terlalu tepat bagi Roy untuk menyaksikan pemandangan mengerikan itu. Awalnya dia hanya menganggap lucu perkataan Mike Goldwin. “Aku khawatir mommy dan nona Treyvon saling bunuh dengan pisau dapur.”Anak itu seperti cenayang yang mampu melihat masa depan. Meski untuk lebih masuk akalnya, analisa anak itulah yang sangat tajam. “Nona Willmer!” Roy memburu ke arah Fay sebelum gadis itu terjatuh ke lantai. “Ron, sesuatu terjadi pada nona Willmer!” Roy memanggil temannya sekuat tenaga. Ron tiba di dapur secepat yang dia bisa. Di belakangnya anak-anak mengikuti dan menjadi histeris melihat pemandangan itu. Ron segera memblokir mereka.***Cade sedang dalam perjalanan pulang waktu nyonya Goldwin memberitahu tentang kejadian itu. “Sial!” Cade tidak tahan untuk tidak mengutuk. “Langdon, pergi ke rumah sakit.”Langdon hanya melihat sekilas ke kaca pengintai. Gunung es Tuan Goldwin terlihat mencair. Dia membelok di sebuah perempatan tanpa mengatakan apa pun. Sesuatu yang buruk pasti
Untunglah pada saat itu nyonya Goldwin dan yang lainnya telah kembali. Mike dan Mika bergegas mendekati ranjang. Fay buru-buru menarik selimutnya dan memasang senyum pada semua orang.“Ibu, kalian sudah kembali?” Dia mengabaikan Cade dan tidak berani meliriknya. Kegembiraannya melihat semua orang benar-benar nyata.Apa yang baru saja laki-laki ini katakan? Dia ingin mereka menjadi kekasih sesungguhnya? Apa dia sudah gila? “Mommy, apa kau baik-baik saja? Sudah tidak sakit lagi?” Mika mendesak ayahnya yang masih duduk di tepi ranjang. Dia kini menghalangi jarak keduanya.Fay menjadi lebih bersyukur. Dia menggeleng dengan cepat. “Tidak sakit lagi. Nona Treyvon terlalu lemah. Dia hanya mendorong pisaunya sedikit.” Itu sepenuhnya tidak benar. Pereda nyeri itu tidak sepenuhnya menahan rasa sakit. Tapi kegembiraan Fay membuat rasa sakit itu sedikit berkurang.Mika mengawasi baju pasien yang dikenakan Fay. Perbannya tidak terlihat dari luar. Tapi anak itu masih membayangkan pisau yang menanc
Luka Fay nyaris pulih dengan sempurna. Itu hanya berupa bagian yang mulai mengering. Tapi sudah dua hari Fay mulai kembali kuliah dan merasa lega karena terbebas dari perasaan bosan karena harus tinggal di Flyod sepanjang hari. Apa lagi perilaku menjengkelkan Cade tidak saja mengganggunya saat lelaki itu sedang berada di apartemen. Ketika dia sedang sendirian pun, Cade terus memasuki pikirannya dan membuatnya tertekan. Malam ini anak-anak memesan hidangan yang terdiri dari udang dan beberapa menu lainnya. Mereka menjadi terampil memilih menu dibandingkan Fay. Cade telah lama membiarkan anak-anak memesan yang mereka sukai. Fay sendiri sudah lama tidak ikut campur soal memilih hidangan ini. Untungnya dia tipe pemakan segala. Omnivora sejati.Fay sedang melamun waktu seseorang meletakkan seekor udang yang sudah dikupas ke piringnya. Dia menoleh dan melihat Cade yang sedang mengupas udang lain dengan cekatan. Fay meringis. Jika yang mengupaskan udang adalah orang lain dan bukan Cade, di