Hallo semuaaa! Senang bisa bertemu kalian lagi dalam novel kedua author. Gimana menurut kalian ceritanya? Adakah karakter yang kalian suka atau benci atau bikin gregetan?
Mungkin kalian punya saran juga untuk novel author berikutnya. Bisa komen di sini, ya.Maafkan author yang tersendat-sendat up bab beberapa hari ini Doakan semoga bisa lancar menulis untuk bab-bab selanjutnya. Author juga doain kalian semua sehat selalu dan rejekinya mengalir dengan lancar. Tetap berbahagia dan teruslah bersemangat!Jangan lupa rate dan komen. Oya, agar komennya mudah terbaca, lebih baik komen di bagian rate saja. Klo di bab agak susah dicari. Tapi klo di bab dari author ini, insha Allah, masih bisa dibaca dengan mudah.Terakhir, terima kasih bagi yang sudah setia mengikuti cerita ini sampai bab sebelumnya. Ikuti terus kelanjutannya hingga akhir.Salam dari author š„°š„°š„°Sebelum sempat melakukan perlawanan, salah seorang dari lelaki bertopeng tiba-tiba membekapkan sebuah sapu tangan ke wajah Callie. Gadis itu menjadi lemas seketika.āHei, apa yang kau lakukan? Lepaskan dia!ā Fay tiba saat kedua lelaki mendorong Callie masuk ke mobil. Dia mencoba menarik lelaki terakhir yang masih ada di luar, lalu mendorongnya kuat-kuat hingga jatuh ke tanah. āCallie. Callie!ā Dengan panik Fay berusaha menarik Callie yang sudah tidak sadar keluar dari mobil. Tapi tubuh Callie ditahan lelaki lainnya. Keduanya kemudian saling tarik.āApa yang kau inginkan? Siapa yang ingin kalian culik? Bawa saja aku. Aku adalah pengasuh anak Cade Goldwin. Kalian pasti melihat beritanya di internet. Akan ada banyak uang untuk berita tentangku.ā Fay meracau tanpa pikir panjang.Lelaki di dalam mobil berhasil melepaskan tarikan Fay pada tubuh Callie. Dia tertegun saat mendengar perkataan Fay.Perintahnya memang membawa pergi si pengasuh. Jadi, apa mereka telah salah sasaran?āKau pengasu
Callie mengintip lewat lubang kunci saat langkah-langkah kaki itu berhenti tepat di depan pintu. Mereka terdengar bercakap-cakap di luar.āAdik Cade Goldwin?ā Seorang wanita, terdengar dari suaranya berkata dengan nada heran. Dia pernah mendengar tentang saudara perempuan lelaki itu, tapi tidak pernah mendengar nama atau melihat orangnya.āGadis bernama Callie itu.ā Suara seorang lelaki memberitahu.āTapi, dia bilang dia adalah pengasuh anak-anak Cade.ā Dari celah kecil di lubang kunci, Callie dengan susah payah akhirnya bisa melihat si wanita. Sayang, wajahnya tertutup sebuah topeng perak berukir wajah seorang wanita yang sedang tersenyum.Lucu sekali! Dia mencoba menutupi wajahnya agar tidak dikenali. Tapi tentu saja Callie bisa menebak dengan pasti. Pricilla. Kekasih kakaknya, Cade. Siapa lagi? Bukankah satu-satunya orang yang mengira kalau Callie adalah si gadis pengasuh hanya Pricilla seorang?Jadi, gadis konyol itu adalah dalang dibalik penculikan mereka? Senyum sinis terukir
Wajah Pricilla langsung menjadi jelek. āKau ...!ā Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Tapi waktu melihat senyum mengejek Fay di depan sana, dia berusaha menahan diri.Gadis itu pasti hanya membual. Selera Cade tidak mungkin begitu rendah. Pricilla bergumam dalam hati.āSebelumnya aku sempat berpikir untuk melepasmu saja, Nona Willmer. Karena melihat dari penampilanmu, kurasa aku terlalu memandang tinggi dirimu. Namun rupanya kau tidak suka dikasihani. Kukira Cade tidak akan keberatan kehilangan seorang pengasuh tak berharga.ā Sebelumnya Pricilla terkejut saat orang-orang yang disuruhnya menculik si pengasuh memberitahu kalau mereka hampir saja membawa orang yang salah. Setelah memeriksa identitas kedua gadis ini dari kartu identitas yang mereka bawa, barulah Pricilla sadar kalau dia telah ditipu oleh adik perempuan Cade.Fay mendadak tertawa nyaring. āNona Haines, jangan terlalu yakin. Sebagai kekasih Cade Goldwin, aku ragu apakah kau pernah naik ke ranjang yang sama dengannya? Aku
āSejak tiba di sini aku sudah siap untuk pergi,ā sahut Callie kesal.āKalau begitu, bagaimana dengan penjaga di luar? Mungkin kita bisa menyerangnya bersamaan saat pintu terbuka, lalu pergi ke arah belakang.āCallie tampak tidak tertarik dengan rencana Fay. āAku bisa melumpuhkannya sendirian. Masalahnya aku tidak bisa melakukan itu dari dalam sini. Kau pikir kita hantu yang bisa menembus tembok?āFay hanya terkekeh mendengar kata-kata yang dilontarkan Callie dengan ketus itu.āKau terlalu serius, Callie. Tentu saja pintunya harus dibuka dulu.ā Entah dari mana datangnya, Fay sudah mengacungkan sebuah kawat kecil pendek ke udara. āKau bersiaplah.āCallie tercengang dengan sikap penuh percaya diri Fay. Apa temannya ini bisa membuka kuncinya hanya dengan kawat kecil itu? Sejak kapan Fay memiliki keahlian seorang maling kampung?Tapi Fay tidak mempedulikan tatapan tidak percaya Callie. Dia kembali membungkuk ke arah lubang kunci, mengutak-atik di sana sebentar. Tidak sampai semenit terdeng
Keduanya terdiam bersamaan. Serentak saling pandang.āKau pikir itu salah satu dari mereka?ā Fay merasa jantungnya yang sempat berdetak tenang kembali terpacu.āEntahlah. Mungkin.ā Callie juga tidak bisa mengira.āBukankah mereka juga memiliki helikopter? Apa mereka bermaksud melakukan pencarian lewat udara?ā āKalau pun itu benar, tidak mudah juga menemukan kita. Tapi mungkin akan sedikit kacau. Kau pernah merasakan sensasi dikejar dari udara?ā Callie memandang sahabatnya dengan ekspresi yang sulit ditebak. āSeperti anak ayam yang dikejar elang.āWajah Fay menjadi muram. Callie sama sekali tidak membantu. Perumpamaan anak ayam untuk mereka hanya menunjukkan bahwa mereka adalah mangsa yang lemah.āEntah di mana hutan ini berakhir. Aku tidak peduli mereka akan berhasil menangkapku atau tidak. Yang pasti aku akan terus bergerak.ā Setelah mengucapkan itu, Fay bergegas melangkah pergi ke satu arah dengan setengah berlari.āFay, tunggu!ā Callie mengejar, merasa Fay tidak ingin mengajaknya.
Jim menelan ludah. Dia tidak yakin saat sudah mengatakannya, Cade Goldwin akan mengampuni.āTuan, apa kau akan mengampuni kami kalau aku memberitahu siapa dia?ā ujar Jim memelas.āApa dia juga akan membiarkan kau tetap hidup bila kau bisa keluar dari sini dengan selamat?āJim tidak tahu harus mengatakan apa. Dia serba salah.āNona Haines,ā ujarnya dengan suara tercekat. Tenggorokannya terasa kering dan sakit.āKatakan dengan jelas.ā Cade sedikit terkejut mendengar ucapan lelaki di depannya ini.āPricilla Haines.āAda keheningan sesaat usai nama itu disebutkan.Lalu tawa keras Cade terdengar bergema di seluruh ruang tamu villa yang luas. Itu bukanlah sebuah ekspresi kegembiraan. Tawa itu terdengar menyeramkan. Lebih menyerupai ejekan, rasa tidak percaya dan juga ancaman kematian.Kemudian terdengar suara tembakan. Tubuh Jim tersentak beberapa kali. Dia bahkan tidak sempat menjerit sebelum kemudian tumbang ke lantai. Matanya terbelalak menatap langit-langit ruangan.Cade mengembalikan s
Menurut Kevin, hari ini Fay terlihat murung. Meski gadis itu tersenyum juga sesekali dan ikut tertawa karena sebuah lelucon yang dilemparkan Kevin. Itu tak membuat awan gelap di matanya memudar. Mata indah yang biasanya cerah kini seperti langit yang tertimpa badai. Waktu Fay melontarkan sebuah kalimat, Kevin tahu bahwa memang ada masalah.āApa kau bisa mencarikanku pekerjaan?ā ujar Fay setelah menghabiskan setengah sarapannya.Kevin melirik isi piring gadis itu dan ingat bahwa Fay tidak pernah menyisakan makanan. Dia meneguk sedikit air putih dari gelas sebelum bicara.āKau punya masalah dengan tuan Goldwin?ā Kevin bertanya curiga.Fay langsung tertawa mendengar pertanyaan Kevin. āSejak awal aku memang memiliki masalah dengan penjahat itu. Tidak. Bukan itu sebabnya. Aku hanya sedikit bosan. Kau tahu, aku tidak menyukai anak-anak. Menjadi pengasuh itu seperti sebuah hukuman. Aku hanya tidak punya pilihan lain waktu itu.āāAku bisa memberimu pekerjaan. Tapi apa tuan Goldwin sudah tahu
Cade menunduk hingga Pricilla mengira lelaki itu ingin menciumnya. Kelopak mata indah , perlahan menutup.Tapi bibir Cade hanya mendekat ke sisi wajah gadis itu. Dia berkata dengan tenang. Nyaris tanpa tekanan.āIbuku ingin aku menyampaikan pesan padamu.āPricilla yang menunggu selama beberapa detik, dan ciuman itu belum juga datang, langsung membuka mata begitu mendengar kata-kata Cade.āApa?ā Napas Pricilla terasa sesak saat mengendus aroma tubuh lelaki itu. Dia menjadi mabuk tanpa perlu menenggak alkohol.Cade mundur sedikit. Matanya tidak lepas dari wajah gadis itu.Tangan Cade meraba bagian belakang tubuh Pricilla. Menemukan resleting di sana dan menurunkannya perlahan.Pricilla menyadari pergerakan itu. Dia tidak peduli. Itu memang yang diinginkannya. Di mana pun tempatnya, bukan masalah. Gadis itu malah membantu Cade meloloskan gaunnya tanpa sekalipun melepaskan pandangan dari wajah dengan fitur nyaris sempurna itu.Gaun yang terlepas dilempar sembarang ke lantai mobil. Pricil