Share

Married

"Kamu harus menikah dengan laki-laki itu Nayra. Pernikahan ini tidak akan batal meskipun Ezhra ga datang," jelas Hendrawan dengan nada serius.

"Loh loh Pa, ya ga bisa gitu dong Pa. Nayra ini kan jodohnya sama Ezhra, bukan sama laki-laki itu. Lagian kita ga tau asal usul laki-laki itu Pa, gimana kalau ternyata dia orang jahat? Masa Papa tega nyerahin Nayra sama penjahat sih Pa?"

Maya tidak setuju dengan pendapat suaminya yang dengan mudahnya ingin menikahkan Nayra dengan laki-laki tidak dikenal.

"Ma, apa mama ga liat apa yang mereka lakukan tadi? Dia dan Nayra sudah membuat papa malu dengan melakukan hal seperti itu."

"Kan Nayra udah bilang semua itu hanya salah paham Pa–"

"SEBAIKNYA KAMU DIAM NAYRA!"

Mendengar ayahnya yang sudah berkata seperti itu Nayra tidak bisa berkata lagi.

"Kalau pernikahan ini batal, semua orang pasti akan mempermalukan kita, dan apa yang kamu lakukan ini juga salah Nayra. Mungkin saja Ezhra tidak datang karena kesalahan kamu dengan laki-laki itu. Untung saja hanya papa sama Mama yang melihat kamu sama laki-laki itu. Kalau semua orang tahu pun kamu akan tetap dinikahkan karena perbuatan kamu ini Nayra. Sekarang tidak ada pilihan lain, kamu akan menikah dengan laki-laki itu."

Kalau Hendrawan sudah memutuskan maka Maya tidak bisa membela Nayra juga, namun sejujurnya dia tidak rela memberikan Nayra pada laki-laki sembarangan.

"Pah, jodoh itu di tangan Tuhan, jangan main jodohin anak sendiri seperti ini dong Pa, gimana kalau Nayra sampai salah berjodoh dengan laki-laki itu karena perbuatan Papa?" tanya Maya masih tidak percaya.

"Sekarang sudah dipastikan kalau Ezhra memang tidak akan datang karena dia memang bukan jodoh Nayra. Mungkin saja kedatangan laki-laki itu adalah jodoh pengganti untuk Nayra karena Allah tidak ingin pernikahan ini batal," kata Hendrawan menjelaskannya.

Hendrawan meminta supaya Nayra bersiap-siap karena dia akan tetap menikah meski bukan denga Ezhra.

"Tapi apa mereka ga akan mempertanyakan gimana tiba-tiba pengantin laki-lakinya jadi berubah? Mereka tahu Nayra akan menikah dengan Ezhra Pa, bukan laki-laki itu. Meskipun Nayra menikah dengan laki-laki itu pun tidak menjamin akan menyelamatkan kita dari para tamu Pa."

Maya masih mendebat suaminya sendiri berharap kalau dia bisa menolong Nayra menyelamatkan dia untuk tidak menikah dengan Cakra.

"Papa sudah atur semuanya, sekarang mama bantu Nayra bersiap-siap," putus Hendrawan sebelum meninggalkan mereka berdua di kamar.

Maya dan Nayra tidak bisa berbuat apa-apa. Nayra hanya bisa menangis tidak bisa menerima keputusan yang menurutnya sangat salah ini.

Dia benar-benar tidak pernah bermimpi hari pernikahannya akan menjadi seperti ini.

Nayra sangat kecewa pada Ezhra kenapa laki-laki itu tidak datang sekarang.

"Loh loh Om, ga, saya ga mau menikah sama anak Om, apa-apaan ini Om? Ini namanya pemaksaan."

Sama halnya dengan Nayra, Cakra pun tentu menolak untuk menikah tiba-tiba dengan gadis yang dia sendiri baru melihatnya hari ini.

"Oh, jadi kamu mau warga di kampung ini marah dan memukuli kamu habis-habisan? Dan setelah itu pun, mereka akan tetap meminta kamu untuk menikah dengan anak saya Nayra karena perbuatan buruk kamu yang sudah tidak bisa ditoleransi itu," ucap Hendrawan dengan sungguh-sungguh menakut-nakuti Cakra.

"Tapi saya juga ga yakin tubuh kamu akan tetap utuh kalau kamu menolak untuk menikah sekarang, warga kampung di sini pasti tidak akan mengampunimu," tambahnya lagi.

"Tapi Om, denger Om! Saya penjahat Om, saya bukan orang baik, saya ga pantas buat anak Om," ucap Cakra dengan rasa takut. Ia malah mengatakan dirinya penjahat supaya Hendrawan tidak jadi menikahkannya.

"Saya tidak peduli, kamu nikahi anak saya sekarang juga!" perintah Hendrawan tidak ada ampun.

Cakra benar-benar dibuat kewalahan dengan sikap Hendrawan. Jika ingin melarikan diri pun rasanya sudah tidak mungkin karena dia baru saja dipukuli oleh Hendrawan.

"Om Om, ini namanya pernikahan paksa Om, kenapa harus jadi saya yang menikah dengan anak Om?" tanya Cakra saat Hendrawan hendak menyeretnya ke ruangan berlangsungnya akad nikah.

"Lihat muka saya Om! Ini sungguh tidak mencerminkan mempelai laki-laki yang pantas menikah, please Om saya datang ke sini karena dikejar-kejar penjahat Om bukan karena hal lain," katanya lagi masih berusaha meluluhkan hati Hendrawan yang tetap menyeretnya.

'Mampuslah aku, sekarang siapa yang akan nyelamatin hidupku? Udah apes dikejar penjahat, pulang-pulang bawa istri terus gimana ceritanya ini?' kata Cakra dalam hati.

Percuma juga sepertinya Cakra memberontak sekarang, Hendrawan nyatanya lebih kuat dan lebih tua dari Cakra. Laki-laki itu tidak yakin akan melawannya meskipun kesempatan itu ada.

'Baiklah, semoga saja perempuan itu menolak pernikahan ga jelas ini, kalaupun terpaksanya memang benar kita harus menikah, aku harap itu cuma berlaku satu hari. Lihat aja, si Om Om tua ini sudah salah menjodohkanku dengan anaknya. Dia pikir keluargaku bakal menerima anak perempuan itu apa? Jangan mimpi, habis ini pasti akan aku cerain secepatnya,' kata Cakra bermonolog dengan hatinya sendiri.

Cakra berusaha menenangkan dirinya dengan terlihat sok tenang di hadapan semua orang.

Dia menyakinkan dirinya sendiri bahwa ini hanya akan terjadi sementara, masih ada perceraian untuk bisa membebaskan dirinya dari hal konyol ini.

Hendrawan menjelaskan pada semua orang kalau Ezhra tidak datang karena dia sadar kalau Nayra lebih mencintai laki-laki ini. Laki-laki yang dimaksud adalah Cakra. Entah bagaimana Hendrawan bisa berkata seperti itu. Dia menjelaskan bahwa yang sebenarnya saling mencintai adalah Nayra dan Cakra, bukan Nayra dengan Ezhra. Hendrawan menjelaskan seakan pernikahan ini seperti di film India yang mana saat hendak menikah tiba-tiba saja mempelainya bisa ganti dengan mudah.

Dan untungnya juga semua orang percaya. Lagipula tidak ada yang peduli. Yang mereka tahu mereka menghadiri acara pernikahan Nayra yang akan tetap dilangsungkan meskipun sempat menunggu agak lama.

"Tapi kenapa dengan wajah kamu Nak? Pengantin kok wajahnya kaya habis kelahi seperti ini?" tanya pak penghulu.

'Itu pak, saya dihajar sama calon mertua saya si Om Om galak ini,' jawab Cakra dalam hatinya. Dia benar-benar kesal dengan Hendrawan yang menyeretnya dalam masalah aneh ini.

"Oh, itu karena tadi ada penjahat yang menyerangnya Pak, untung saja dia berhasil lolos karena orang tuanya yang menyelamatkan dia, dan sekarang orang tuanya dan rombongan sedang mengurus hal itu. Jadi dia datang sendirian karena tidak ingin membuat kita menunggu lebih lama. Tapi gapapa Pak, pernikahan ini tetap terjadi dan tidak perlu menunggu rombongannya. Ayo silahkan dimulai Pak, katanya tadi bapak buru-buru juga kan?"

Hendrawan benar-benar sukses membuat Cakra emosi berat namun dia hanya bisa menahannya.

Dia berpikir kalau laki-laki yang merupakan ayah dari Nayra ini sudah gila.

'Lihat aja nanti, akan aku buktikan kalau dia salah memilihkan jodoh untuk putri tersayangnya itu. Sebelum aku ceraikan bisa lah aku buat senang-senang dulu,' ucap Cakra dalam hati.

Akhirnya Cakra harus melangsungkan juga pernikahan yang tidak ada di dalam mimpinya sekalipun.

"Gimana para saksi? Sah?"

"Saaah."

"Alhamdulillah."

Nayra pun tidak pernah menyangka akan dihalalkan oleh laki-laki yang bahkan baru hari ini dia bertemu dan itupun melalui pertemuan yang menurutnya sangat menyebalkan.

"Ayo, dicium dulu kening istrinya," pak penghulu yang sukses membuat Nayra membulatkan mata.

Dia berpikir harusnya yang berada di dalam posisi ini adalah Ezhra, dan bukannya laki-laki itu.

Ingin rasanya Nayra pergi dan berlari dari tempat itu, namun apa daya? Dia terlalu sayang pada orang tuanya dan tidak ingin mengecewakannya.

'Dasar perempuan aneh, kok mau-maunya sih dinikahin sama aku? Atau jangan-jangan kamu dan orang tuamu itu emang sengaja menjebak aku supaya mau menikah sama kamu?' tanya Cakra di dalam hati.

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status