Share

44. Chat Sumber Masalah

“Siapkan pakaian ganti untukku!” titah Husein. “Aku mau mandi.”

“Tapi…”

“Tapi apa?” kesal Husein mendapat gelagat bahwa perintahnya akan ditolak.

“Tapi kaki saya menggelitik. Saya masih kedinginan. Saya belum berani membuka selimut ini. Saya menggigil,” jelas Habiba, takut kena marah tuan mudanya.

“Oh ya ampun, apakah kau Selemah itu? Baru kecebur kolam saja sudah menggigil.”

“Saya memang wanita lemah,” lirih Habiba pasrah dikatain lemah.

Lah, Habiba malah tersinggung. Sensitif sekali perasaan wanita ini.

Husein menatap Habiba dengan penuh penelitian. Megawasi selimut yang membungkus tubuh Habiba. Dia kemudian mendekati kasur, merangkak naik ke atas kasur, mendekati Habiba.

Loh, Husein mau apa? Habiba tercekat.

“Anda mau ngapain?” Habiba memundurkan tubuhnya yang terbungkus selimut tebal dengan wajah memerah.

Husein menarik ujung selimut dan menyingkapnya hingga kaki Habiba kelihatan.

“Tuan mau apa? Aaaaaa….” Habiba menjerit hebat sambil memundurkan tubuh.

Husein memegang telapak kaki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
ciiee.. ciiee.. yang sedang cemburu tapi gengsi mengakuinya ......
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
wkwk.. wkwk..husein cemburu dan kepanasan sendiri melihat bonekanya diasingkan didalam lemari kaca .......mana irzan mengirimkan pesan pula kepada biba yang membuat husein bertambah kepanasan ......
goodnovel comment avatar
Muhammad Shofa
Wkwkkwkw. cembukur kau, Bang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status