Share

32. Mengamati Malaikat Tak Bersayap dari Kejauhan

Amelie menyambut pagi dengan senyuman. Tidak seperti hari-hari lalu, dimana wajahnya selalu murung jika matahari mulai terbit dari tempat persembunyiannya.

Bibir mungilnya terus bersenandung mengiringi aktifitasnya untuk bersiap-siap untuk pergi ke tempat kerja.

"Lekas pulang jika pekerjaanmu telah usai. Aku akan selalu merindukan cicitku yang tampan ini." ucap Marie sembari mengecup pipi cicitnya yang berada dalam gendongan Amelie.

"Nenek tenang saja, aku akan segera pulang begitu kedai tutup." ucap Amelie sembari mengulas senyum. Pagi ini dia begitu gembira, karena bisa membawa Axel ke tempat kerja dan bertemu dengan bayinya setiap kali dia merasa rindu.

"Telepon rumah jika dia menangis, maka aku akan segera datang menyusul," ucap Louise dengan nada serius dengan satu tangannya mengepal di udara, seolah pria tua renta itu dapat berlari sekencang kuda.

Marie menghela nafas dan memutar bola matanya, setelah mendengar ucapan sang suami yang menurutnya sangat berlebihan. Bagaimana m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status