Share

47

“Kok sepi ya...? Seperti ada yang tidak beres…”

Pratiwi melompat turun dari kuda, yang lain mengikuti. Jaladri mendecak dan menggeleng-geleng.

Ki Randu Alas menatap berkeliling. Memang benar, ada yang tidak beres. Ia telah berkali-kali kemari, dan belum pernah menjumpai Wijil Ngisor sesenyap dan segelap ini. Biarpun datang kemalaman sekalipun, tetap akan ada para murid Perguruan Matahari yang melek berjaga-jaga.

Magrib ini, barang-barang titipan saja yang ada. Orang-orangnya lah yang tidak ada. Lentera dan obor-obor biasanya sudah menyala.

“Coba periksa rumah-rumah penduduk!” katanya. “Aku akan ikat kuda-kuda di tempat penitipan.”

Pratiwi membantunya menambatkan kuda. Tiga yang lain memeriksa rumah demi rumah, lalu datang melapor tapi tidak dengan wajah pucat.

“Semuanya tertidur,” kata Wisnumurti.

“Semua orang pasti disirep, agar tak tahu apa yang nanti akan terjadi di atas

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status