Share

48

Pangeran Wiratmaka menghentikan larinya dan mendongak.

“Ya, Tuhan! Ada kebakaran!”

Pramesti juga ikut melihat ke atas. Langit memang berwarna kemerahan, dan ada asap pekat hitam membubung tinggi.

“Masa Tanpa Aran juga bakar rumah?” gumamnya.

“Ayo, cepat!”

Wiratmaka menarik tangan Pramesti lagi. Mereka menyelesaikan pendakian dengan cepat. Dan kian dekat, suara-suara itu makin terdengar jelas, yang merupakan perpaduan antara teriakan-teriakan kacau, jeritan, dan dencing senjata beradu.

Sang pangeran menahan napas. Bunyi-bunyi itu hanya mengingatkannya pada satu hal.

“Hah? Perang...?”

Jalur pendakian berakhir. Dan semua langsung terpampang nyata begitu keduanya tiba di puncak.

Kekacauan. Hanya itu satu-satunya kata yang tepat menggambarkan keadaan di Gunung Wijil. Dan beberapa di antaranya hampir bertabrakan dengan mereka.

Puluhan dan bahkan ratusan orang berlari dan m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status