Jangan Larang Aku Menikah!
Part 13: Melamun Menjadi KayaJangan Larang Aku Menikah!
Part 13: Melamun Menjadi Kaya"Bang Ahmad, tolong aku, Bang!"
"Diam kau, Winda!"
"Kalau sudah berurusan sama Bu Nadya, aku tidak berkutik. Beliau seperti orang gila kalau sudah mengamuk," ucap Ahmad spontan.
"Bang tolong aku ...."
Winda teriak minta tolong. Namun, tidak ada sama sekali Ahmad menolongnya.
"Maafkan abang, Dek. Tidak bisa membantumu. Aku akan berusaha memperjuangkan cinta kita."
Tangisnya pecah, melihat ulah Bu Nadya. Andaikan air mata ini bisa kering, sudah sejak dahulu kering.
"Jalan, Pak!" ucap Bu Nadya kepada pria berkepala empat itu.
Bu Nadya sengaja merental mobil untuk menjemput Winda buah hatinya.
"Ba-baik, Bu," jawab pria itu.
Sepanjang perjalanan Winda meratapi nasibnya betapa malang. Kebahagian sudah menyapa dirinya, tapi itu se
Jangan Larang Aku Menikah! Part 13: Melamun Menjadi Kaya Air matanya kembali luruh tiada henti. Ia tidak tahu kapan berakhir penderitaan yang selalu menyapa dirinya. "Nanti siang, ada Om-Om yang mau melamar kamu. Dia orang kaya dan tidak akan menolak permintaan Ibu. Kamu tidak boleh mempermalukan aku, paham!" Bu Nadya masih berambisi meminta mahar kepada setiap pria yang datang mempersunting Winda. "Secara tidak langsung Ibu sudah menjualku. Tanpa sadar melelangku kepada semua pria. Tolong posisikan ibu sebagai aku. Apakah Ibu sanggup menerima perlakuan seperti ini?" Plak! Sebuah tamparan menepis di pipinya. "Semakin hari kamu semakin melawan. Siapa yang mengajarimu menjadi anak durhaka? hah!" Winda hanya bisa pasrah dan menangis. Rasa sakit telah lahir di wajahnya atas tamp
Jangan Larang Aku Menikah! Part 14: Pak Zainuddin Datang "Masalah uang seperti itu kecil, Bu. Mau dibayar pakai uang tunai atau via transfer?" Om Parto mulai sombong, seolah dia-lah orang yang paling kaya di dunia ini. "Kalau lewat transfer aku tidak ada nomor rekening. Bagaimana kalau uang tunai saja?" Seketika Bu Nadya terkejut mendengar penuturan Om Parto. Dia mulai kesal atas ucapan calon menantunya itu. "Kalau uang tunai aku tidak punya sebanyak itu. Harus ke ATM terlebih dahulu." Rasa sombongnya sudah mulai kelihatan. 'Dasar pria yang sudah bau tanah, masih saja bertingkah,' sungut Bu Nadya dalam hati. Om Parto berdiri dari tempat duduknya. Bu Nadya terkejut. "Mau ke mana?" tanya Bu Nadya heran. "Mau pergi ke luar, uangnya ada di dalam mobilku." Lama-lama Bu Nadya mulai muak melihat ulah Om Parto. "Kalau begitu silahkan di ambil terlebih dahulu ke ATM, Om!"
Jangan Larang Aku Menikah! Part 14: Pak Zainuddin Datang Bu Nadya gugup dan gemetar mendengar perkataan suaminya. 'Kacau bisa gagal memiliki emas rupiah, kalau bapak melarang Om Parto menikahi Winda. Nggak bakalan kubiarkan rencanaku gagal begitu saja,' ucap Bu Nadya dalam hati. Pak Zainuddin menghampiri Om Parto. "Jangan berharap bisa memiliki Winda! Sekalipun itu kamu membawa tugu Monas kehadapanku, tidak akan kurestui." Pak Zainuddin mengukir senyum smirk ke ada Om Parto. "Lah ... lah ... lah .... Maksud bapak calon mertua apa? Masa calon menantu datang membawa uang muka sepuluh juta nggak disambut dengan baik." 'Pantas saja istrinya diam dan adem saja mendengar uang sepuluh juta,' ucapnya dalam hati. Pak Zainuddin semakin tersulut emosi mendengar perkataan Om Parto. Pandangannya sengaja dia tanamkan ke arah Om Parto. "Diam kamu tua bangka! Aku ti
Jangan Larang Aku Menikah!Part 15: Merah Padam"To-tolong ...."Bu Nadya menepuk jidat, dia takut kalau suaminya semakin marah pada dirinya.Pak Zainuddin berlari menuju kamar. "Winda! Kamu kenapa bisa ada di dalam?"Pak Zainuddin menggedor pintu. Tidak ada sama sekali terbuka."Tolong ...."Suara Winda terdengar kembali.Pak Zainuddin semakin emosi, netranya sengaja diarahkan ke gagang pintu. Ternyata terkunci pakai gembok.Seketika dia mengarahkan pandangannya pada istrinya. Bu Nadya pura-pura sibuk menghitung uang yang ada di amplop sambil senyum."Mana kunci kamar, Winda?" tegur Pak ZainuddinBu Nadya berhenti sejenak menghitung uang. Dia mendongak menatap wajah suaminya.'Sial! Bisa gagal semua rencanaku. Huft!' ucapnya dalam hati.Mata Bu Nadya tidak berkedip dan mulutnya menganga."Mana kunci kamar Winda, Bu? Cepat berikan kuncinya! Jangan sempat
Jangan Larang Aku Menikah!Part 15: Merah Padam"Ahmad! Kenapa kamu bisa mencintai wanita yang mempunyai seorang ibu gilanya keterlaluan?"Ahmad bergeming, jakunnya naik turun menelan saliva dan matanya berkedip. Pertanyaan Tante Lusy sangat pahit. Apa hendak dikata, kalau sudah cinta karena allah, apapun itu hati dan perasaan pasti buta."Aku mencintai Winda karena Allah, Tan."Tante Lusy tergugu mendengar perkataan Ahmad. Dia tidak menyangka kalau nasib Ahmad tragis seperti itu."Lebih baik kamu cari perempuan lain, Mad! Tante tidak mau punya besan seperti Bu Nadya."Baru kemaren malam Tante Lusy membela dan merestui hubungannya dengan Winda. Kini sudah dilarang keras sama Tantenya."Aku tidak bisa melupakan Winda, Tan. Aku harus memperjuangkan cintaku kepadanya.""Cukup, Mad! Buat apa kamu mati-matian mengejar wanita yang tidak baik akhlaknya."Ahmad heran dengan sikap tantenya yang b
Jangan Larang Aku Menikah!Part 16 : Pengakuan Om PartoPagi sangat cerah, matahari menyapa bumi dengan hangat. Beda dengan hati Winda. Jiwanya nelangsa memikirkan kapan gelar perawan tua berakhir."Winda!" sapa Pak Zainuddin. Dia melihat Winda duduk termenung di teras rumah.Winda menatap bapaknya dengan sorot mata sendu. Hari-harinya selalu diwarnai dengan tetesan air mata."Bapak tidak bekerja hari ini?" tanya Winda. Ia menatap ke arah depan dengan tatapan kosong.Pak Zainuddin mengernyitkan kening. Tidak biasanya Winda bertanya seperti itu. Dia heran mendengar pertanyaan putrinya."Masuk siang," jawab Pak Zainuddin dengan datar.Pak Zainuddin meneguk kopi hangat. Sebenarnya dia tidak suka kopi, tapi kali ini dia mencoba minum kopi."Pak tolong aku!"Winda memohon dan bersimpuh di hadapan bapaknya."Tolong carikan pria yang mau menikahi aku sesuai permintaan ibu. Aku sudah lelah dan t
Jangan Larang Aku Menikah!Part 16 : Pengakuan Om PartoMereka berdua berdebat perihal kamu siapa. Tidak ada satu pun yang mengalah. Mereka berdua masih fokus dengan sakit yang mereka rasakan.Pak Zainuddin sudah berdiri tepat di hadapan Om Parto. Sementara Bu Nadya mengekor di belakang suaminya."Kamu siapa?" tanya Ahmad kembali."Om Parto calon suami Winda! Besok pagi mereka melangsungkan resepsi pernikahan, cuma dia lah yang sanggup memberi mahar enam ratus juta dan uang bulanan dua puluh juta kepadaku. Kamu itu pria tak punya apa-apa!" jawab Bu Nadya dengan lantang.Dia mengedipkan matanya kepada Om Parto agar mengaku. Sementara netranya masih menatap ke arah Pak Zainuddin. Bingung menyapa dirinya, antara mau mengakuinya dengan jujur atau tidak.Ahmad terbakar api cemburu, hatinya panas. Dia memukul Om Parto sampai babak belur."A-ampun! A-ampun! Saya tidak maling. Saya
Jangan Larang Aku Menikah!Part 17: Winda Pingsan"Ahmad, kawal ketat dia! Jangan sampe tua bangka ini kabur sebelum memberikan bukti yang kuat."Ahmad masih mengunci tangan Om Parto. Mereka berjalan keluar menuju halaman rumah."Pak! Biarkan saja dia pergi. Buat apa bapak mencari bukti sampai buka akun sosial media orang. Mana mungkin aku menjual putri semata wayang kita kepada tua bangka seperti Om Parta!"Bu Nadya buang badan, takut kalau dirinya ketahuan belangnya. Sementara Om Parto sudah muak dengan pengakuan Bu Nadya."Kita lihat saja siapa yang benar dan siapa yang salah."Tidak berapa lama, Om Parto dan Ahmad sudah berada di hadapan Bu Nadya dan Pak Zainuddin."Ini buktinya, bapak calon mertua!" Om Parto memberikan gawainya agar dilihat Pak Zainuddin.Mata bapak mau keluar dari sarangnya melihat sebuah status yang ditulis oleh nama akun istrinya.[Cari Jodoh. Jika ada pria yang mampu m