Share

Part 21A

Jangan Larang Aku Menikah!

Part 21: Sebuah Ide

Abang penjual es sudah tidak sabar lagi. Dia berpikir sejenak. Marah pun tidak ada sama sekali artinya. Daripada buang-buang waktu, jualannya nanti tidak laku. Dia menghidupkan mesin motornya lalu pergi jualan keliling.

Kini tinggal Bu Nadya seorang diri. Dia bingung bagaimana caranya agar bisa menyusul suaminya dan Winda.

Perlahan dia terus melangkah tanpa henti, tidak ada satupun bis atau becak yang lewat. Seandainya ada pun lewat, bagaimana dia bisa membayar ongkos. Sementara dia tidak punya uang.

Sudah satu jam dia berjalan menyusuri jalan raya, rasa haus kini lahir di tenggorokannya.

'Ya Allah, aku harus ke mana mencari air seteguk. Haus sekali, tenggorokanku rasanya sangat kering,' ucap Bu Nad dalam hati.

Dia terus melangkah gontai, mencari rumah untuk mendapatkan seteguk air. Akan tetapi, tidak ada ta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status