Share

Firasat Buruk

Pitaloka menatap ke arah segerombolan laki-laki yang telah menggiringnya dan temannya ke belakang sekolah. Pitaloka bersikap tenang karena kondisi kalah jumlah seperti ini bukanlah hal yang baru untuknya. Ditambah lagi, Pitaloka sangatlah percaya diri dengan kemampuan bela dirinya.

Namun masalahnya sekarang ia sekarang sedang bersama temannya. Sangat mustahil baginya untuk bertarung sembari melindungi temannya. 

Pitaloka menatap malas seorang laki-laki berdiri di hadapannya. Laki-laki itu adalah Venus Locius. Seorang laki-laki yang dikenal akan kenakalannya dan kekuasaan. Laki-laki itu memiliki pasukan besar yang siap kapan pun bertempur saat laki-laki itu membutuhkannya. Membuatnya menjadi orang yang paling ditakuti.

"Pergilah, aku tidak ingin berurusan denganmu," ujar Pitaloka dengan tatapan malas.

"Kamu tau? Aku selalu mendapatkan apa yang aku mau. Dan jika memang aku tidak mendapatkannya, aku akan memastikan tidak ada orang lain bisa mendapatkannya," jawab Venus dengan sebuah senyuman licik di bibirnya.

"Yah, itu sangat merepotkan. Orang manja sepertimu tidak seharusnya ada di titik tertinggi," sahut seorang laki-laki yang baru saja menerobos kerumunan kelompok Venus.

Semua pandang mata tertuju pada kedua laki-laki yang dengan santainya menerobos kerumunan dan berjalan mendekat ke arah Pitaloka. Semua orang asing dengan kedua laki-laki itu. Namun setelah dilihat lebih lama, Pitaloka menyadari bahwa salah satu dari laki-laki itu adalah laki-laki yang tadi bertemu dengannya di kantin.

Di satu sisi lain, Clay dan Kenn benar-benar turun tangan dalam masalah yang seharusnya tidak pernah mereka sentuh. Namun menurut mereka ini bukanlah masalah besar. Kalau pun memang ada masalah, mereka bisa berlindung dibalik kata "melindungi perempuan". Dan semuanya akan selesai.

"Kebetulan sekali, kami sudah tidak lama berolahraga. Jadi lakukanlah dengan kemampuan terbaik kalian," ujar Kenn dengan sebuah senyuman lebar di bibirnya.

Kenn tanpa basa-basi lagi langsung menghajar Venus. Clay yang menyadari bahwa pertarungan sudah dimulai pun langsung ikut melawan beberapa pengikut Venus.

Tidak ada satu pun pukulan yang bisa mengenai tubuh Kenn dan Clay. Setiap serangan musuh selalu saja bisa dihalangi atau pun dihindari dengan mudah oleh kedua orang itu. 

Kemampuan bertarung lawan mereka sama sekali tidak seimbang dengan mereka. Mereka adalah prajurit yang telah dilatih dengan sangat keras. Saking kerasnya mereka bahkan bisa membunuh orang hanya dalam sekali gerakan. Namun sekarang berbeda. Jika sekarang mereka menggunakan kemampuan penuh mereka, maka ada kemungkinan Pitaloka akan curiga. Jadi mereka hanya menggunakan setengah kemampuan mereka.

Seluruh pasukan Venus itu berakhir pingsan sebelum menyentuh waktu sepuluh menit. Hanya tersisa Venus yang sekarang sudah memegang erat pisau tajam di tangannya dan berniat untuk bertarung dengan senjata tajam itu.

Clay dan Kenn sudah sangat terlatih dalam hal melawan musuh bersenjata. Namun jika ia menggunakan teknik itu, maka ada kemungkinan Pitaloka akan menyadari kemampuan bela diri militer mereka. Hal itu membuat mereka berpikir ulang dengan apa yang harus mereka lakukan.

"Aku sangat ahli dalam menggunakan pisau, jadi jangan pikir kalian akan selamat setelah ini semua," ujar Venus dengan seluruh kepercayaan dirinya.

"Tunggu sebentar. Urusanmu hanya denganku. Tidak perlu membawa mereka dalam urusan ini," sahut Pitaloka sambil berjalan mendekat ke arah Clay dan Kenn.

"Jangan bodoh. Aku tidak mungkin akan diam saja saat teman-teman ku sudah dikalahkan. Mau ditaruh mana mukaku, saat berita tentang kekalahan ini tersebar. Jadi aku akan menghabisi kalian, supaya tidak ada yang tau akan hal ini," balas Venus.

BUUAGH.

Semua orang di sana kaget. Bukan cuma karena suara itu. Melainkan karena melihat tiba-tiba saja ada seseorang berdiri di belakang Venus, lalu menampar bagian samping kepala Venus dengan keras menggunakan bagian bawah buku yang ada di tangannya.

Ada dua hal yang membuat mereka kebingungan saat itu. Yang pertama adalah keberadaan laki-laki itu. Sebelumnya mereka sangat yakin bahwa tidak ada satu orang pun di sana selain mereka yang memang terlibat dalam pertarungan ini lalu tiba-tiba saja orang itu muncul di belakang Venus. Dan sampai orang itu melakukan serangan, tidak ada satu orang pun menyadari keberadaan orang itu. Seakan hawa keberadaan orang itu sangatlah tipis.

Kedua, orang itu bisa membuat orang pingsan hanya dengan mengajarnya bagian bawah buku. Membuat mereka bertanya-tanya sekuat apakah orang itu hingga bisa melakukan hal itu.

Kenn membulat sempurna saat melihat wajah laki-laki itu. Ia tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan laki-laki itu di tempat seperti ini.

Kenn mengenal laki-laki itu. Namun ia tidak bisa menyapanya sekarang. Karena ada terlalu banyak orang luar yang ada di sekitar mereka. 

"Sea, ayo kita pulang," ujar laki-laki itu sambil menatap seorang perempuan yang ada di belakang Pitaloka.

Dengan sebuah senyuman lebar, teman Pitaloka itu pun langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah laki-laki itu dan mengikuti langkah laki-laki itu dengan santai. Seakan menunjukkan bahwa dirinya merasa aman di samping laki-laki itu.

Pitaloka sendiri bingung dengan sikap temannya itu. Sea Angel. Teman dekatnya itu tidak pernah menceritakan pernah menceritakan tentang laki-laki itu kepadanya. Membuatnya sedikit curiga dengan kedekatan temannya itu dengan laki-laki itu. Ditambah lagi, hawa keberadaan laki-laki itu sangatlah tipis membuatnya memiliki firasat buruk.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status