Share

Sesak yang Nyata

"Makasih, Mas."

Niswah tersenyum tulus. Zul mengantarnya sampai rumah.

"Sama-sama. Perlu aku temani ke dalam?"

Gadis itu menggeleng.

"Tidak usah, Mas."

"Nanti papamu...."

"Enggak kok. Papa pasti paham."

"Benar, gak papa?" Gadis itu kembali mengangguk.

"Sudah malam. Mas Zul harus istirahat. Besok kan nugas lagi."

Zul tertawa. Tangannya terulur hendak mengusak jilbab gadis itu, tapi urung.

"Oke. Aku pulang dulu."

"Iya, Mas. Hati-hati."

Zul mengangguk, tersenyum. Dia kembali melajukan mobilnya. Mengklakson sebagai isyarat pamit.

Niswah tersenyum tipis. Untung saja ada Zul. Tuhan selalu punya cara untuk menolong hambanya. Tak sia-sia mulutnya komat kamit berdoa tadi. Dan kini, dia hanya tinggal menerima omelan lain. Gadis itu menarik napas panjang. Mobil Zul sudah tak nampak, Niswah melangkah masuk. Baru saja kakinya menginjak ruang tengah, suara menggelegar langsung menyapanya.

"Darimana saja kamu? Anak gadis jam segini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status