Share

Too Hot To Forget

Arsyila marah dan kecewa dengan semua orang. Dia memutuskan untuk cuti sejenak dari kantor dan mengambil jatah cutinya selama satu minggu.

Arsyila terlalu malu untuk bertemu Darius dan terlalu marah untuk bertemu Angga. 

Mungkin bagi sebagian orang kehilangan keperawanan adalah hal yang biasa, namun tidak bagi Arsyila yang dibesarkan dengan norma agama yang cukup kuat oleh orangtuanya. Meskipun tidak munafik dia pernah pacaran dan berciuman bahkan melakukan petting namun belum pernah ada dari mantannya yang berhasil mengambil keperawanannya.

Arsyila marah pada alkohol, Angga, Tio, Darius, dan Moreno. Namun dia lebih marah pada dirinya sendiri karena bisa lost control.

Arsyila menyeka peluh yang membasahi wajahnya. Dia baru sadar kalau matahari sudah tinggi dan udara sudah cukup panas. Dia memutuskan menyudahi sesi olahraga paginya dan kembali ke hotel.

Saat ini Arsyila sedang melarikan diri dari realita. Tanpa mengabari siapapun dia terbang ke Gili Trawangan, Lombok  kemarin pagi dan memutuskan akan tinggal disini selama masa cutinya sampai pikiran dan hatinya tenang. Dia bahkan mengganti nomornya untuk sementara agar tidak bisa dihubungi siapapun. Tapi yang penting masih bisa buka sosial media, bray! 

Kamar Arsyila memiliki akses langsung ke kolam renang. Merasa kegerahan, dia memutuskan untuk berenang dulu sebelum mandi. Arsyila mengenakan bikini yang hampir tidak pernah dipakainya sejak beli karena bingung di Jakarta mau dipakai dimana. Selagi di Gili Trawangan dan kebanyakan para wisatawan mengenakan bikini, dia akan memakainya!

Arsyila membuka pintu kamar yang meuju kopam renang. Saat itu hanya ada empat orang bule yang sedang menikmati kolam renang. Dua perempuan bule sedang mengobrol di kolam, dan sepasang bule lagi berjemur dipinggir kolam.

Arsyila menceburkan diri ke kolam dan berenang tiga balikan kemudian bersandar pada pinggir kolam sembari memejamkan mata menikmati sejuknya air kolam.

Beberapa meter dari kolam, sepasang mata memerhatikan Arsyila sejak gadis itu keluar dari kamar hanya dengan mengenakan bikini berwarna abu-abu dengan aksen ruffle dibagian dada. 

Pemilik sepasang mata itu menyeringai lalu menelan salivanya. Kejadian beberapa hari lalu yang membuat heboh melintas di kepalanya, membuat romanya meremang dan bagian bawahnya mengeras.

Memang cewek perawan itu lebih enak, batinnya nakal. Kira-kira dia inget nggak, ya?

Dengan kilatan jahil di matanya, lelaki itu berjalan menghampiri Arsyila.

"Gak nyangka gue kalo lo sampe nyari gue kesini."

Arsyila tidak yakin suara itu bicara padanya, namun berhubung disekelilingnya hanya ada bule dan hanya dia yang orang Indonesia, Dia pun membuka matanya.

Arsyila membelalakkan mata saat melihat Moreno Nugraha berjongkok di atas kolam.

"Darius yang ngasih tahu lo kalo resort ini punya gue?" Tanya Moreno.

"Hah? Resort ini punya lo?" Tanya Arsyila.

Moreno menaikkan kedua alisnya. "Hm, kayaknya kebetulan, ya?"

"Shit..." Gumam Arsyila. "Mau pindah hotel tapi udah bayar full seminggu... Sayang banget kalo pindah dan hangus uangnya. Cuma bikin dia tambah kaya aja."

Moreno mengernyit melihat Arsyila bermonolog sendiri. Ini cewek emang aneh, dah, pikirnya.

"Darius tahu lo disini?" Tanya Moreno jahil.

"Bukan urusan lo," sahut Arsyila.

"Atau lo kabur?" Tebak Moreno. Masih belum menyerah menjahili Arsyila.

"Udah deh... Lo bikin mood gue tambah jelek, tahu nggak?" Semprot Arsyila.

Moreno menarik bibirnya sebelah. "Gimana kalo lo gue hijack kerja disini? Gajinya gue tambahin, deh... Lo bisa jadi sekretaris gue sekalian liburan disini."

"No, thanks. Gue nggak minat berhubungan lagi sama lo," ucap Arsyila ketus. 

"Oya?" Moreno menyeringai. Dia melepas kaosnya, memperihatkan otot-otot perutnya yang terbentuk dengan cukup baik lalu masuk ke air. 

Tiba-tiba saja Moreno berdiri di depan Arsyila dan menghapus jarak antara mereka hingga tubuh bagian depan Arsyila menempel pada tubuh Moreno dan bagian belakangnya menempel pada dinding kolam.

Arsyila membeku saat merasakan sesuatu yang keras di perutnya. Dia merasa jijik namun entah kenapa jantungnya berdegup begitu kencang.

Moreno berbisik di telinga Arsyila. "I still remember that night... And I wanna inside you again."

Arsyila menegang. Dia begitu marah sampai tidak bisa berkata-kata.

Moreno mengalihkan wajahnya dari telinga Arsyila ke wajah cantik perempuan itu. Moreno menyeringai menyebalkan lalu memisahkan diri dari Arsyila dan keluar dari kolam.

"Her body can't lie," gumam Moreno puas. Dia hanya tinggal menunggu momen yang tepat saja agar perempuan itu bertekuk lutut padanya.

"Sial gue udah terlanjur horny... Panggil siapa, ya?"

❤️❤️❤️

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status