Share

32. Air terjun Perentak 1

Memandang bukit Manau ternyata sudah menjadi kebiasaanku di awal pembukaan hari. Bulir-bulir padi di sawah mulai menguning.

Pemandangan yang indah ini mampu sedikit mengusir kegalauan di hati.

Huuuufffhhh!

Kuhirup napas dalam-dalam, aku berharap Rasyid bisa mengambil keputusan yang tepat setelah Istikharah. Masih menunggu dua hari lagi, sesuai permintaannya meminta waktu tiga hari untuk mengambil keputusan. Apapun keputusannya aku akan tetap mendukungnya, itu adalah jalan hidup yang Allah pilihkan untuknya.

Dengan gontai kulangkahkan kaki menyusuri pematang sawah menuju posko cowok. Bulir padi yang telah menguning ini kata Nyai Rudiyah satu minggu lagi akan dipanen. Tidak terasa ternyata sudah hampir dua bulan kami di sini.

Sesampainya di posko cowok kulihat mbak Zarima sedang memasak, bersama Nurulia. Astagfirullah ... aku lupa kalau hari ini piket. Aku segera bergabung dengan mereka membantu apa saja yang bisa kukerjakan.

"Bagaimana keadaan Gina, Lid?" tanya mbak Zarima yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status