Share

68. Tak bisa lagi berpaling

Mereka tertawa bahagia, ya Allah ... aku juga ikut tertawa melihat adegan itu, Mas Bayu benar-benar bisa mencairkan suasana.

Sudah itu Pakcik Solihin, Mamang Umar, Mamang Syafi'i dan Om Burhan memperkenalkan diri. Kini giliran para Bibik yang disapanya, tak disangka para Bibik itu berebut duluan menyalami, ya Ampun, itu Makwo Ijah yang biasanya kalem juga ikutan? Masyaallah ....

Tiba di tempat Nenek, lelaki itu mencium tangan Nenek dengan takzim.

"Subhanallah ... ternyata orangnya seperti ini yang selalu ditunggu cucuku, pantas cucuku tidak bisa pindah ke lain hati," kata Nenek sambil mengusap punggung lelaki itu.

Deg!

Aku terkejut mendengarkan perkataan Nenek, spontan kutatap Mamak dengan mata membulat sempurna, ternyata Bapak juga melakukan hal yang sama denganku. Ini dia pasti biang gosipnya.

"Iya, Mamak yang bilang," kata Mamak salah tingkah dipelototi kami berdua.

"Kapan kau bilangnya?" tanya Bapak

"Ya, waktu dulu ... waktu Lidia cerita punya gebetan sampai minta di-rukiya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status