Share

BAB 38 : MEMAR

“Bu Sophie! Tidak...Tidak...Aku baru saja tiba. Silahkan duduk.“ Doni langsung berdiri dan mengulurkan tangannya begitu melihat kehadiranku. Doni berbohong padaku, Doni mungkin sudah cukup lama menungguku, bisa jadi ia sudah tiba jauh sebelum meneleponku tadi. Aku tahu itu jika melihat dari batang rokok yang sudah hampir habis di tangannya, serta lima sisa puntung rokok lain yang sudah habis terbakar di dalam asbak. Tangan Doni yang memegang rokok terlihat gemetar, sedangkan wajahnya cukup pucat dan kuyu, janggut dan kumisnya pun tampak tumbuh tidak terawat. Saat itulah aku tahu bahwa telah terjadi sesuatu yang lebih besar dari yang aku kira.

Doni menarik kursi di sampingnya untuk kududuki. Begitu kami duduk, namun belum sempat berbincang, salah satu bartender berwajah oriental layaknya artis Korea mendekati kami.

“Mau pesan kopi apa, Kak?” tanya bartender berwajah ramah dengan mata tersenyum seperti bulan sabit.

“Satu cafe au lait,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status