"Tuan Keanu, saya bisa menjelas-""Saya tidak bicara dengan Anda, Tuan Gabriel. Anda silahkan kembali ke pekerjaan Anda," tukasnya. "Dan Anda Nona Eve, cepat naik," tegasnya."Baik." Eve dengan cepat berjalan mengekor masuk ke dalam lift bersama dengan Keanu.'Duh kenapa aku seperti baru tertangkap basah selingkuh sih, aku kan nggak ngapa-ngapain,' Eve menghela napas panjang. 'Tenang Ve, tenangkan dirimu. Kamu tidak melakukan apa pun yang salah jadi jangan takut,' batin Eve yang mencoba untuk terus menenangkan pikirannya.Selama beberapa menit berada di dalam lift tak ada satu pun kata yang terucap dari bibir mereka berdua, hingga akhirnya mereka sampai di lantai tempat ruangan Keanu dan Eve bekerja."Tidak mau melepaskan," ujar Keanu ketika baru saja keluar dari lift bersama dengan Eve.Eve yang tak mendengar dengan jelas kalimat Keanu pun langsung menoleh dan menatap penasaran ke arah suaminya itu. "Apa?" tanyanya.Keanu menoleh dengan cepat dan langsung menatap ke arah jas yang mas
Beberapa jam berlalu dan kini sudah saatnya makan siang. Eve yang memang sudah menunggu saat ini, kemudian keluar dengan cepat dari ruangannya lalu mengetuk pintu seperti yang ia lakukan tadi dan masuk setelah Keanu memberi izin."Tuan, apa Anda ingin sesuatu untuk makan siang?" tanya Eve dengan ekspresi dan nada bicara kaku layaknya memang bekerja secara profesionalKeanu yang sedari tadi berkonsentrasi pada laptopnya pun kini melirik ke arah Eve. Dia menatap istrinya itu dengan heran."Kamu mau ke mana?" tanyanya sembari menatap Eve dari ujung kepala hingga ujung kaki.Dia cukup terkejut karena saat ini wanita di depannya itu tengah menggunakan rok pendek dengan belahan samping dan juga sebuah kemeja ketat dengan dua kancing terbuka yang pasti akan menarik perhatian setiap orang yang berpapasan dengannya."Aku akan ke kantin, ini sudah waktunya makan siang," jawab Eve dengan tenang dan masih menggunakan ekspresi yang sama.Kunciran tinggi di rambut dan riasan di wajah Eve membuat Kea
"Ve," panggil laki-laki yang sedang berdiri dekat pintu kantin.Eve pun langsung menoleh. "Ya?""Kamu kenapa?" tanyanya lagi.Eve pun langsung menunduk dan menggeleng pelan."Sakit.""Astaga, Tuan Gabrie ... el. Pagiku sudah sangat kacau gara-gara kamu, kenapa sekarang kamu malah ada di sini," ketus Eve yang ingin sekali memukul wajah ganteng laki-laki di depannya itu.Namun bukannya marah karena Eve memarahi dirinya tapi Gabriel malah tersenyum lebar. "Aku mengerti. Aku ke sini hanya untuk berterima kasih pada kamu untuk dasi dan juga jas yang sudah kamu cucikan," ucapnya tenang.Iris mata Eve bergerak, melirik ke arah jas dan dasi yang dimaksud. 'Ah, orang ganteng mah emang tetap saja ganteng mau pakai apa pun,' batinnya sembari berganti menatap wajah Gabriel."Iya, sama-sama." Setelah mengatakan hal itu, Eve pun melangkah kembali.Namun sedetik kemudian tangan Gabriel langsung mencekal lengannya hingga membuat Eve berhenti dan menoleh. "Apa lagi?" tanya Eve dengan ketus seperti beb
'Sabar!' tegas Keanu dalam hati."Baiklah," ujar Keanu lalu meninggalkan ruangan Eve tersebut.Eve yang baru saja ditinggalkan pun langsung berdiri dari kursi yang didudukinya dan kemudian mengintip dari pintu ruangannya."Dia pergi begitu saja," gumam Eve sembari mengerucutkan bibirnya.**Malam harinya.Seperti yang dikatakan oleh Eve, malam itu Keanu bersama dengan Tuan Stenly pergi menemui salah satu rekan kerja sama perusahaan mereka. Semuanya berjalan lancar, bahkan Tuan Bronson yang merupakan rekan kerja sama mereka tersebut terkesan dan dengan cepat menyetujui kerja sama yang perusahaan keluarga Howgins tawarkan."Bagaimana dengan istri Anda, Tuan Keanu?" tanya Tuan Bronson setelah selesai menandatangani kontrak kerja sama tersebut.Keanu pun langsung tersenyum hangat mendengar pertanyaan laki-laki paruh baya di depannya tersebut."Aku dengar dia baru saja keluar dari rumah sakit?""Keadaannya sudah sangat baik sekarang, terima kasih Anda telah memperdulikan keluarga saya," ja
Pada akhirnya malam itu Alexa pun tidur di apartemen Keanu, dia tidur di salah satu kamar yang tidak terpakai di sana."Kamu kenapa?" tanya Keanu yang saat ini berada di dalam selimut bersama Eve.Sedangkan Eve saat ini sedang membelakangi dirinya."Tidak apa-apa," sahut Eve dengan volume kecil agar Alexa tak mendengar ucapannya."Harusnya yang marah malam ini adalah aku." Keanu memulai pembicaraan karena menurut saran Leon, dia harus bicara dari hati ke hati dengan Eve.Eve terdiam, bagaimanapun juga kejadian saat Keanu sedang melihat dirinya di depan kantin bersama Gabriel masih teringat jelas di dalam pikirannya."Ya, aku memang cemburu dan aku juga marah karena kamu tidak makan siang denganku tadi," ucap Keanu yang mencoba mengalah seperti yang disarankan oleh Gabriel."..." Eve tak menyahut.Benar saja, hati Eve tergerak. Ia merasa bersalah karena sebenarnya ia tahu kalau Keanu yang tadi siang datang ke ruangannya bermaksud untuk mengajaknya makan siang bersama. Tapi karena tak i
"Temani aku tidur di kamar," pinta Alexa yang merengek seperti anak kecil.Ekspresi aneh langsung muncul di wajah Eve. 'Apa maksudnya? Jangan bilang kalau ini adalah fobia atau sejenisnya,' batinnya yang tak bisa berkata-kata ketika mendengar permintaan aneh tersebut karena dia dan Alexa bukan orang yang dekat."Memangnya kenapa?""Aku baru saja mimpi buruk, aku takut sendirian," rengek Alexa.'Dia ini bukan anak tujuh tahun, kenapa dia bertingkah seperti ini, apa aku usir saja dia,' pikir Eve."Ya Ve, tolonglah. Aku takut sendirian," ujar Alexa lalu mulai terisak persis seperti anak kecil.Eve kemudian menoleh ke belakang."Tuan Keanu pasti sudah tidur kan, jangan ganggu dia, kita berdua saja." Alexa menarik Eve dan kemudian menutup pintu kamar tersebut dengan hati-hati."Sudah, ayo," ucap Alexa lagi sembari menarik tangan Eve.'Ya sudahlah, lagi pula pinggangku juga masih sakit. Dari pada aku harus meladeni Keanu, mungkin lebih baik aku mengungsi sebentar,' pikirnya.Setelah itu Eve
Hanya beberapa saat ia mengangkat panggilan tersebut dan langsung mematikannya, namun saat ia mengangkat wajahnya, Eve sudah pergi meninggalkan lantai tersebut."Sial!" Keanu memukul dinding yang ada di sebelahnya.Setelah itu Keanu pun memilih untuk berbalik dan melangkah kembali masuk ke dalam apartemennya.Sementara itu, di sisi lain Alexa sedang mengintip kejadian itu dari kejauhan sembari tersenyum menyeringai."Tinggal selangkah lagi," gumamnya bahagia.**Di tempat Keanu.Saat ini Keanu yang baru saja masuk kembali ke dalam kamarnya pun langsung mandi dan berganti pakaian. Ia menggunakan kaos polos, celana jeans balel, topi dan sebuah kaca mata untuk melengkapi penampilannya tersebut.Dan setelah selesai berpakaian, kemudian ia pun memutuskan untuk segera meninggalkan apartemen itu. Namun ketika baru saja membuka pintu apartemennya, terlihat Alexa yang sudah berdiri di depan pintu."Key," panggil Alexa dengan ekspresi polosnya."Ya?""Di mana Eve? Aku ingin bicara dan minta maa
"Benar kan tebakanku, memang dia orang yang ada di balik semua ini?" Keanu tersenyum menyeringai ke arah laki-laki depannya itu.Sesaat kemudian lelaki itu menunduk ia menggertakkan giginya.Keanu yang belum puas karena belum mengetahui semuanya, akhirnya kembali berdiri lalu melangkah sembari berkata, "Jangan biarkan aku mengulang per—"Tiba-tiba ....Dorrr! Sebuah tembakan tiba-tiba muncul dan tepat mengenai lengan laki-laki tersebut.Keanu dan semua orang pun langsung waspada. Mereka semua mengacungkan senjata mereka ke arah langit-langit yang ada di atas ruangan itu, tempat tembakan itu berasal.Dor! Dor! Dor! Semua orang pun langsung menembaki langit-langit ruangan itu karena terdengar langkah kaki dari dalam langit-langit itu.Hingga sesaat kemudian Keanu memberikan tanda agar para anak buahnya berhenti."Biarkan saja, dia memang mengirim orang untuk membunuh satu orang ini saja," ujar Keanu sembari melirik ke arah laki-laki berkepala plontos yang kini sudah memejamkan mata, tak