"Tidak, kenapa?" tanya Eve sembari mengerutkan keningnya pada Keanu yang saat ini sedang menatapnya tegang."Kamu tidak boleh pulang sendirian. Aku akan menyuruh orang menjemputmu di sini." Putus Keanu yang mengatakan hal itu sembari mengusap-ngusap kembali layar benda pipih yang ada di tangannya.Eve yang sedari tadi menyandarkan punggungnya di salah satu sisi ruangan tersebut pun langsung menegakkan tubuhnya. Tangannya mengulur, menggapai lengan suaminya. "Sudahlah Key, apa yang kamu khawatirkan? Aku bisa pulang sendiri, kamu tenang saja," ujarnya sembari tersenyum manis ke arah Keanu yang saat ini langsung menghentikan gerakan jari tangannya.Sesaat kemudian, lelaki permata hazel itu pun langsung mengangkat wajahnya dan kembali menatap Eve. "Kamu yakin?""Yakin," jawab Eve sembari menggangguk cepat. "Sudah, kamu pergi saja sana, jangan sampai kehilangan kesempatan besar ini. Kalau nanti tendernya berhasil kamu dapatkan, dua persen bagiannya adalah milikku karena aku sudah mengalah
Sementara itu, saat ini Eve tengah berjalan bersama lima orang laki-laki melewati pintu utama sebuah villa mewah yang ada di pinggiran salah satu pantai di kota itu. Sejak awal Eve memang bersikap kooperatif terhadap lima laki-laki tersebut, sehingga ia tak perlu dibuat pingsan atau sejenisnya karena ia sadar kalau ia tidak mungkin menang melawan lima laki-laki bertubuh tinggi besar itu.'Di mana pintu samping tempat ini?' Hanya itulah yang saat ini ada di dalam pikiran Eve sembari mengarahkan pandangannya ke segala arah, mencoba mencari jalan samping yang mungkin saja bisa dipakainya untuk kabur dari tempat itu.Dan setelah beberapa menit berjalan, akhirnya ia pun masuk ke dalam sebuah ruangan yang cukup luas dengan berbagai rak buku yang menghiasi sudut-sudut ruangan itu. Ia pun menatap ke segala arah, hingga akhirnya menemukan satu sosok yang tentu saja langsung dikenalinya sebagai biang keladi kejadian ini."Selamat datang keponakan," ucap laki-laki berjas hitam rapi
Di tempat Keanu. Keanu yang sudah mencari Eve di restoran dan tidak menemukan Eve di sana pun langsung saja berjalan dengan cepat keluar restoran. Ia lalu memerintahkan para anak buahnya untuk mencari CCTV restoran dan melihat siapa orang yang membawa istrinya pergi. Hingga akhirnya terungkaplah, ternyata setelah beberapa menit Keanu meninggalkan Eve sendirian di restoran itu, terlihat lima orang laki-laki yang menghampiri Eve di dalam ruangan tempatnya dan Eve makan malam tadi.Dan di dalam rekaman CCTV tersebut, terlihat tidak ada perlawanan sedikit pun dari Eve ketika mengikuti kelima laki-laki tersebut."Apa mungkin mereka kerabat Nyonya, Tuan," ujar salah satu anak buah Keanu memberikan pendapat."Bukan. Mereka memiliki pakaian yang sama, itu artinya mereka suruhan seseorang. Atau jangan-jangan mereka—"Belum selesai mulut Keanu berbicara, tiba-tiba sebuah notifikasi pesan masuk ke dalam ponsel Keanu. Keanu dengan cepat mengambil ponsel yang ada di dalam saku cela
"Bagaimana keadaan kamu?" tanya Tuan Howgins sembari terus mendekat ke arah Keanu."Aku baik-baik saja, tapi Paman ...." Kalimat akhir Keanu mengambang. Sesaat kemudian ia pun kembali menetap ke arah tubuh tuan Stenly yang masih tergeletak di atas rerumputan, sama seperti mayat-mayat para anak buahnya yang ada di sana.Namun tak diduga, sebuah ekspresi dingin langsung saja muncul di wajah tuan Howgins.Keanu tahu dengan jelas kalau tuan Stenly bukanlah anak kandung Kakeknya, tapi melihat mereka yang sudah menjadi ayah dan anak selama berpuluh-puluh tahun, kenapa ekspresi dingin seperti itu bisa muncul di wajah laki-laki tua di hadapannya. Ia pun penasaran dengan hal itu, apalagi tadi tuan Stenly hampir saja mengatakan siapa pembunuh orang tuanya.Keanu lalu mengepalkan tangannya dan bertanya, "Kakek, siapa orang yang sudah membunuh ayah dan ibu?" Tuan Howgins terdiam sesaat dan bukannya menjawab pertanyaan cucu laki-laki satunya itu, ia malah balik bertanya, "Apa yang dia katakan pad
Setelah lebih dari 30 menit, akhirnya pesawat itu pun mendarat di halaman sebuah mansion yang setara megahnya dengan mansion keluarga Howgins. Eve yang baru saja turun dari pesawat pun langsung disambut oleh barisan para pelayan yang ada di sana. 'Apa aku mimpi,' pikir Eve lalu mencubit tangannya sendiri."Au!" pekiknya tertahan karena benar-benar merasakan sakit."Kenapa Nona?" tanya Selena, wanita yang tadi menjemput Eve di villa tuan StenlyEve pun langsung menoleh pada wanita yang kini sedang menatapnya itu. "Maaf, kita sudah ada di sini, apa bisa kamu katakan siapa pemilik mansion ini dan untuk apa aku dibawa kemari?"Namun bukannya menjawab, Selena hanya tersenyum mendengar pertanyaan Eve tersebut.'Ah sudahlah, sulit sekali mencari jawaban pertanyaanku. Apa sih yang dia takutkan, padahal jika diberitahu pun aku juga tidak akan mungkin kabur dari tempat ini,' gerutu Eve di dalam hati sambil mengarahkan pandangannya ke sekitar tempatnya berjalan saat ini.Ia tidak
Setelah mengobrol lebih dari satu jam dengan kedua laki-laki tersebut, akhirnya Eve pun mengerti tentang keadaan yang terjadi saat itu. Bahkan laki-laki yang kini sudah resmi di dalam pikirannya menjadi ayah mertuanya tersebut menunjukkan berbagai foto masa kecil Keanu yang berfoto dengan ia dan istrinya. 'Jadi Tuan Howgins tidak pernah merestui pernikahan orang tua Keanu, pantas saja Keanu selalu bilang kalau kakeknya adalah penyebab utama kekacauan di dalam hidupnya.' pikir Eve sembari terus mendengarkan cerita-cerita ayah mertuanya.Ia terus saja menyimak cerita-cerita tersebut dan hanya menanggapi sesekali, hingga akhirnya tiba-tiba Tuan Alex melempar sebuah pertanyaan untuknya. "Lalu bagaimana kandungan kamu? Dia baik-baik saja kan?"Pertanyaan tersebut kembali membuat Eve terkejut. "Jangan heran seperti itu," seloroh Tuan Alex.Eve pun langsung tersenyum canggung mendengar ucapan Ayah Mertuanya tersebut. Ia baru sadar kalau ekspresinya saat ini bisa dengan jelas men
Sementara itu, saat ini halaman mansion Tuan Howgins tengah dipenuhi oleh para wartawan yang sedang mencari berita atas kematian Tuan Stenly. Sedangkan aula yang ada di dekat rumah utama tengah dihiasi oleh doa-doa dari para Pandita dan juga suara tangisan Nyonya Silvia dan Rosella yang tengah berlutut di depan peti mati laki-laki yang sangat disayangi oleh mereka itu. Keanu yang baru masuk ke dalam aula tersebut segera memberikan penghormatan terakhir pada jenazah pamannya itu tanpa mengucap apa pun. Walaupun mereka adalah rival sampai akhir hayat Tuan Stenly, tapi masih teringat di dalam pikiran Keanu kalau laki-laki yang kini terbujur kaku di dalam peti mati tersebut pernah menyayanginya ketika ia masih sangat kecil dan belum mengerti artinya perusahaan dan kekuasaan.Dan ketika sudah selesai memberikan penghormatan, ia pun segera berbalik badan untuk meninggalkan ruangan itu. Namun baru selangkah, tiba-tiba tangan Nyonya Silvia yang saat ini sedang berlutut di depan peti
"Tuan, maukah Anda membeli minuman ini?" ujar seorang anak kecil yang sedang menawarkan dagangannya pada Keanu dengan ramah. Keanu pun langsung menatap anak laki-laki tersebut dari ujung kepala hingga ujung kaki, tapi ia tak menemukan keanehan sedikit pun pada anak laki-laki tersebut. Namun, tentu saja karena pikirannya masih berfungsi dengan baik, maka Keanu pun merasa ganjil saat melihat anak laki-laki tersebut. Ia tahu dengan jelas kalau tidak mungkin ada orang yang diijinkan berjualan di dalam kereta, apalagi itu adalah seorang anak kecil, jadi lebih tidak mungkin lagi."Dagangan apa saja yang kamu jual?" tanya Keanu mencoba bersikap biasa karena ia tak mau terlihat sedang mencurigai anak laki-laki tersebut.Anak laki-laki itu pun langsung menjelaskan semua dagangan yang dibawanya dalam tas plastik besar yang ditetengnya saat ini, dan Keanu yang ada di depannya pun terus mendengarkan semua celotehan anak laki-laki yang ia tebak berusia sekitar sepuluh tahunan itu."Boleh aku me