'Mampus nggak, rasain kagetkan? Teryata orang yang pertama kali jenguk dan bebasin kamu adalah aku, bukan suamimu.' Tawa Eve di dalam hatinya."Kenapa kamu?" tanya Nyonya Silvia lalu mengarahkan pandangannya ke sekeliling ruangan itu. "Di mana mereka?" tanyanya lagi."Siapa yang Anda cari, Nyonya?" tanya Polisi yang sedari tadi bersama Eve dan Keanu.Nyonya Silvia pun dengan cepat menatap Polisi berkumis tebal itu, lalu menjawab, "Suamiku, di mana dia?""Tuan Stenly tidak kemari. Mereka berdua yang datang kemari untuk membebaskan Anda," terang Polisi tersebut dengan tenang.Sesaat kemudian Nyonya Silvia langsung mengalihkan pandangannya pada Eve dan Keanu yang juga sedang menatap dirinya. "Tidak mungkin, tidak mungkin mereka yang membebaskan aku, aku—""Aku tidak bermaksud membuat Tante sedih. Setelah keluar dari rumah sakit dan kondisiku lebih baik aku langsung ke sini. Tapi jika ini tidak bisa Tante terima, mungkin lebih baik Tante ...." Eve tak melanjutkan kalimatnya dan langsung m
"Kenapa?" tanya Keanu yang langsung menundukkan kepalanya untuk melihat apa yang saat ini sedang diraba oleh sahabatnya itu."Ini darah?" Leon memperlihatkan ujung jarinya yang berbalur cairan berwarna merah.Keanu kemudian membuka kancing kemejanya. "Itu lukaku," ujarnya setelah memeriksa balutan di bagian perutnya.Kalimat yang diucapkan dengan santai tersebut langsung saja membuat Leon menggeleng pelan. "Apa kamu ini terkena CIPA setelah jatuh cinta?""CIPA, apa itu?" tanya Keanu yang tak begitu paham dalam istilah-istilah kedokteran."CIPA, Congenital insensitivity to pain with Anhydrosis. Penyakit bawaan yang tidak bisa merasakan sakit dan rangsangan," terang Leon. "Sudahlah Kamu tidak akan mengerti. Ayo kita obati luka kamu itu," ajaknya sembari berdiri dari kursi yang sejak tadi didudukinya bersama Keamu.**Dua jam kemudian Eve pun sadar. Ketika ia membuka matanya terlihat langit-langit ruangan yang hampir serupa dengan ruangan yang ditempatinya ketika dia dirawat dua hari yan
"Bagaimana?" tanya orang yang baru saja membuka pintu ruangan tersebut.Langsung saja Eve dan Yualit menoleh ke arah orang tersebut. Dan sebuah senyum hangat pun tercetak di wajah Yualit. "Baru saja aku ingin menghubungi kamu," jawabnya.Dan laki-laki yang baru saja masuk tersebut segera mengalihkan pandangannya dari Yualit ke arah Eve. "Bagaimana, apa ada yang terasa sakit Ve?" tanyanya ramah khas seorang dokter.Eve pun langsung menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan dari dokternya tersebut."Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Kalau begitu aku akan segera memberitahu Keanu," ujar Leon sambil mengambil ponsel yang ada di dalam kantong celananya."Tidak perlu," tolak Eve sambil menggerak-gerakan tangannya dengan wajah yang meringis karena merasakan tenggorokannya yang sakit ketika mengeluarkan suara.Leon dan Yualit pun langsung saling menatap setelah melihat penolakan dari wanita di dekat mereka itu."Kenapa tidak perlu?" tanya Leon penasaran."Itu ...." ucap Eve yang ragu-ragu
"Bagaimana?" tanya laki-laki yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut.Sontak saja Eve, Leon dan juga Yualit menatap ke arah laki-laki tersebut.Laki-laki tersebut berjalan dengan cepat ke ranjang Eve, hingga Leon pun menyingkir sembari membawa kursi yang didudukinya."Kamu tidak apa-apa?" tanya Keanu dengan ekspresi panik yang tercetak jelas di wajahnya. Ia kemudian menatap Eve dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Katakan mana yang sakit?" tanyanya lagi sembari menggenggam tangan istrinya itu.Sedangkan Eve hanya bengong melihat ekspresi wajah laki-laki yang selalu membuatnya kesal itu. Ia tentu saja tidak menyangka jika suami yang selalu jahil dan sering bertengkar dengannya kini benar-benar khawatir pada dirinya."Kenapa, kamu bilang saja mana yang sakit?" tanya Keanu sekali lagi yang semakin bingung karena melihat ekspresi wajah Eve.Dan karena tak mendapat jawaban, akhirnya ia pun berganti menoleh ke arah Leon yang saat ini masih ada di sampingnya. "Bagaimana hasilnya? Apa
Setelah itu ia pun kembali ke ruangan dan duduk di kursi kerjanya. Kemudian ia pun menatap sejumlah berkas yang kini ada di atas mejanya.Semua terasa biasa saja, hingga ia membuka berkas yang paling atas."Akhh!" Ia menggaruk-garuk kepalanya ketika tiba-tiba wajah Eve melintas di pikirannya.Akhirnya ia pun menutup berkas itu kembali dan memilih untuk menyenderkan tubuhnya di kursi yang diduduki saat ini.Ia menatap ke langit-langit ruangan itu dan kemudian menghela napas panjang. "Ah kenapa aku konyol sekali tadi," gumam Keanu kemudian mengusap-nguasa wajahnya.Ia mengingat bagaimana kejadian saat di rumah sakit tadi. "Pasti dia sedang menawarkanku saat ini," ujarnya lagi sembari membayangkan wajah Eve yang sedang menatawai dirinya.Cukup lama Keanu mendongakkan kepalanya sembari melamun dengan mata yang terus menatap ke arah ukiran di langit-langit ruangan itu, hingga tiba-tiba sebuah ketukan muncul dari arah pintu masuk ruangan itu, mengejutkannya.Keanu pun langsung mengubah sika
Malam harinya."Kamu yakin kita harus ke sana?" tanya Eve dengan suara yang sudah lebih baik dari sebelumnya."Tentu saja. Kakek mengundang kita untuk makan malam bersama," sahut Keanu yang baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan handuk untuk menutupi pinggangnya.Eve yang saat ini sedang berdandan di depan meja rias pun menoleh."Tapi ...." Ia pun langsung menutup sebelah matanya."Tapi apa?" tanya Keanu dengan santai sambil mengerutkan dahinya ketika melihat ekspresi istrinya itu."Memangnya tidak ada baju mandi, kenapa kamu menggunakan handuk seperti itu," protes Eve."Memangnya kenapa?" tanya Keanu balik.Eve pun langsung menggeleng pelan dan kemudian kembali menatap kembali ke arah kaca rias yang ada di depannya."Apa kamu malu?" ejek Keanu. "Bukannya kamu suka melihat hal-hal seperti ini? Atau jangan-jangan otak kamu ikut keracunan kemarin."Eve pun kembali menoleh ke arah suaminya yang sedang bertelanjang dada itu. "Nih aku lihat nih," sahutnya sembari memandang
Mata mereka berdua pun terpana selama beberapa saat ketika melihat Keanu yang keluar dari kamar ganti sembari memasukkan lengannya ke kemeja biru langit yang sedang dipegangnya. Mereka dapat dengan jelas melihat otot perut Keanu yang menggoda dan menikmati pemandangan menyejukkan mata tersebut."Kenapa?" tanya Keanu tanpa merasa bersalah sedikit pun karena telah mengganggu relaksasi mata dua wanita yang ada di kamar apartemen tersebut.Sontak saja Eve dan Alexa langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah berlawanan."Oh iya, ada apa Anda kemari?" tanya Keanu dengan sikap dinginnya.Alexa yang sadar pertanyaan itu untuk dirinya pun langsung kembali menoleh ke arah Keanu dan tersenyum hangat. "Aku kemari untuk mengantar kue yang aku beli tadi di jalan," ucapnya sambil menatap ke arah goodie bag yang saat ini dipegang oleh Eve.Tapi sesaat kemudian Alexa menatap Eve dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan ekspresi terkejut.'Ada apa lagi,' batin Eve saat melihat ekspresi tetangga ap
"Oh Paman, maaf aku tidak bermaksud mengungkit masalah kemarin," ujar Keanu dengan ringan sembari memberikan senyum ramah di wajahnya.Dan setelah semua orang yang masuk ke dalam ruangan itu duduk di kursi masing-masing, termasuk Tuan Howgins dengan kursi rodanya. Eve pun menimpali kalimat Keanu."Iya Paman, Keanu tidak berniat mengatakan hal seperti itu, aku percaya padanya," ujarnya lalu menatap mesra ke arah suami yang duduk di dekatnya itu."Aku mengerti, tidak perlu dijelaskan lagi," sahut Tuan Stenly dengan ekspresi kaku di wajahnya.Dan seperti biasa, setelah semua orang berkumpul di dalam ruangan itu, Gustavo segera memberi tanda pada pelayan agar menghidangkan menu makan malam di atas meja besar tersebut.Disaat para pelayan sedang sibuk membawa makanan masuk dengan hati-hati, tiba-tiba Tuan Howgins berdehem dengan cukup keras, hingga membuat semua orang terkejut bahkan para pelayan pun langsung berhenti bergerak.Dan tentu saja semua sorot mata langsung tertuju padanya, semu