Benar saja, ketika ia sampai di dalam rumah terlihat beberapa pelayan sedang mengerubungi tubuh Eve yang saat ini sedang terbaring di lantai. Keanu pun mempercepat langkahnya ke arah para pelayan yang belum menyadari kedatangannya itu."Minggir," ucap Keanu ketika sudah dekat dengan mereka. Langsung saja para pelayan tersebut menjauh dari tubuh Eve."Tuan Muda, kami tidak tahu apa-apa, tadi saat kami sedang lewat di sini tiba-tiba saja Nyonya Muda pingsan begitu saja. Sungguh, kami benar-benar tidak tahu apa pun," terang salah satu pelayan tersebut mewakili yang lainnya karena takut disalahkan atas kejadian tersebut."Ya," sahut Keanu dengan singkat. Kemudian ia dengan cepat menggendong tubuh istrinya itu dan membawanya melangkah ke arah kamar mereka. Lima menit berlalu, Keanu yang baru saja masuk ke dalam kamarnya pun dengan cepat meletakkan tubuh istrinya itu di atas ranjang mereka. Ia pun segera mengambil obat gosok yang ada d
Keanu pun langsung menatap ke arah kue yang baru saja diturunkannya."Kue kan? Ini macaron." "Kenapa kue warnanya begitu?" tanya Eve sembari menatap dengan ekspresi jijik ke arah kue yang berwarna warni di hadapannya itu."Macaron kan memang seperti ini, bukannya kamu sendiri yang membelinya waktu itu," jawab Keanu sembari menatap aneh ke arah Eve yang sebelumnya menyukai makanan manis itu.Tiba-tiba saja Eve bergidik melihat kue yang sebenarnya banyak digemari orang itu. "Bawa pergi Key, itu menggelikan," ucapnya sambil menatap ke arah lain.Keanu pun langsung mengambil kue-kue cantik yang ada di atas meja itu dan membawanya pergi. "Huff ...." Eve pun menghembus napas lega setelah Keanu membawa pergi kue tersebut."Kamu kenapa?" tanya Keanu saat kembali ke dekat Eve karena menghawatirkan keadaan istrinya yang kembali bertingkah aneh."Entahlah Key, tiba-tiba saja aku mual melihat kue itu," jawab Eve.Keanu terdiam selama beberapa saat. "Jangan-jangan kamu seperti orang-orang
Setengah jam berlalu, kini Eve dan Keanu memasuki pintu gerbang kediaman paman Eve. "Kamu takut?" tanya Keanu sembari menatap ke arah Eve yang saat ini sedang menatap ke arah pintu rumah itu dengan tegang."Tidak," jawab Eve tanpa menoleh ke arah Keanu. Setelah memarkirkan mobilnya, kemudian Eve dan Keanu pun berjalan dengan santai ke arah pintu utama rumah besar tersebut."Nona," ucap seorang wanita dengan pakaian pelayan yang saat ini sedang membersihkan meja di ruang tamu yang terhubung langsung dengan pintu utama rumah tersebut. Namun, bukannya menjawab, Eve hanya tersenyum menanggapi pelayan yang terlihat sangat terkejut dengan kedatangan mereka berdua itu."Si-si-silahkan masuk, Nona," ucap pelayan tersebut dengan tergagap."Kenapa kamu harus mempersiapkan aku masuk, apa kamu lupa kalau aku juga penghuni rumah ini sebelumnya?"Mendengar pertanyaan Eve, pelayan tersebut pun terdiam. Ia lalu melirik ke arah Keanu yang sedang berdiri di sebelah Eve dengan ekspresi
"Siapa yang jalang?" Eve bangun dari kursi yang ia duduki saat ini dengan hentakan kuat."Kamu," jawab Shelin yang langsung menunjuk wajah Eve dengan berani.Eve pun langsung tersenyum tipis dengan sebelah bibirnya yang ditarik ke atas. "Apa lagi yang mau kamu tuduhkan padaku, ha?""Kamu kan yang membuat kaki Mac patah?" Shelin mengatakan hal itu dengan wajah yang merah padam. Mata Eve membulat mendengar kabar tersebut. Memang akhir-akhir ini Mac terus berusaha menghubunginya, tapi dia terus mengacuhkan semua usaha mantan kekasihnya itu. 'Apa Keanu yang melakukan hal ini? Apa dia tahu kalau Mac datang ke perusahaan waktu itu,' batin Eve sembari terus mencoba menenangkan pikirannya."Apa hubungannya patah kaki Mac denganku?""Jangan pura-pura bodoh, dia itu masih menyukai kamu. Dia pas—""Hentikan drama ini!" bentak Eve. "Apa menurutmu Keanu akan tertarik padamu dengan semua kalimat-kalimatmu itu?"Shelin terdiam sesaat."Sudah, aku capek. Ayo kita pulang saja, Kak!" Eve menarik tang
Setelah Eve memesan berbagai menu makanan dan makanan pesanannya pun datang, Keanu yang melihat beberapa pelayan restoran membawa makanan-makanan tersebut pun langsung mengerutkan dahinya. "Kamu yakin akan menghabiskan semua ini?" tanya Keanu sembari menatap ke arah istrinya dengan tatapan tak percaya setelah para pelayan tersebut meninggalkan ruangan itu.Eve pun langsung mengerucutkan bibirnya sembari menatap semua pesanannya yang ternyata berhasil memenuhi meja di antara dirinya dan Keanu itu. "Kenapa, kamu tidak sanggup membayarnya?" tanya Eve dengan ekspresi seperti anak kecil yang ingin menangis.Keanu cukup terkejut dengan ekspresi menggemaskan tersebut, ia pun langsung terkekeh saat itu. "Tentu saja aku mampu, tapi apa kamu mampu menghabiskan semua ini?"Keanu menunjuk ke arah makanan berat, makanan penutup, hingga minuman-minuman manis yang ada di atas meja tersebut."Ya sudah kalau begitu, tidak jadi makan saja," ucap Eve sembari bangun dari tempatnya.Melihat Eve
"Tidak, kenapa?" tanya Eve sembari mengerutkan keningnya pada Keanu yang saat ini sedang menatapnya tegang."Kamu tidak boleh pulang sendirian. Aku akan menyuruh orang menjemputmu di sini." Putus Keanu yang mengatakan hal itu sembari mengusap-ngusap kembali layar benda pipih yang ada di tangannya.Eve yang sedari tadi menyandarkan punggungnya di salah satu sisi ruangan tersebut pun langsung menegakkan tubuhnya. Tangannya mengulur, menggapai lengan suaminya. "Sudahlah Key, apa yang kamu khawatirkan? Aku bisa pulang sendiri, kamu tenang saja," ujarnya sembari tersenyum manis ke arah Keanu yang saat ini langsung menghentikan gerakan jari tangannya.Sesaat kemudian, lelaki permata hazel itu pun langsung mengangkat wajahnya dan kembali menatap Eve. "Kamu yakin?""Yakin," jawab Eve sembari menggangguk cepat. "Sudah, kamu pergi saja sana, jangan sampai kehilangan kesempatan besar ini. Kalau nanti tendernya berhasil kamu dapatkan, dua persen bagiannya adalah milikku karena aku sudah mengalah
Sementara itu, saat ini Eve tengah berjalan bersama lima orang laki-laki melewati pintu utama sebuah villa mewah yang ada di pinggiran salah satu pantai di kota itu. Sejak awal Eve memang bersikap kooperatif terhadap lima laki-laki tersebut, sehingga ia tak perlu dibuat pingsan atau sejenisnya karena ia sadar kalau ia tidak mungkin menang melawan lima laki-laki bertubuh tinggi besar itu.'Di mana pintu samping tempat ini?' Hanya itulah yang saat ini ada di dalam pikiran Eve sembari mengarahkan pandangannya ke segala arah, mencoba mencari jalan samping yang mungkin saja bisa dipakainya untuk kabur dari tempat itu.Dan setelah beberapa menit berjalan, akhirnya ia pun masuk ke dalam sebuah ruangan yang cukup luas dengan berbagai rak buku yang menghiasi sudut-sudut ruangan itu. Ia pun menatap ke segala arah, hingga akhirnya menemukan satu sosok yang tentu saja langsung dikenalinya sebagai biang keladi kejadian ini."Selamat datang keponakan," ucap laki-laki berjas hitam rapi
Di tempat Keanu. Keanu yang sudah mencari Eve di restoran dan tidak menemukan Eve di sana pun langsung saja berjalan dengan cepat keluar restoran. Ia lalu memerintahkan para anak buahnya untuk mencari CCTV restoran dan melihat siapa orang yang membawa istrinya pergi. Hingga akhirnya terungkaplah, ternyata setelah beberapa menit Keanu meninggalkan Eve sendirian di restoran itu, terlihat lima orang laki-laki yang menghampiri Eve di dalam ruangan tempatnya dan Eve makan malam tadi.Dan di dalam rekaman CCTV tersebut, terlihat tidak ada perlawanan sedikit pun dari Eve ketika mengikuti kelima laki-laki tersebut."Apa mungkin mereka kerabat Nyonya, Tuan," ujar salah satu anak buah Keanu memberikan pendapat."Bukan. Mereka memiliki pakaian yang sama, itu artinya mereka suruhan seseorang. Atau jangan-jangan mereka—"Belum selesai mulut Keanu berbicara, tiba-tiba sebuah notifikasi pesan masuk ke dalam ponsel Keanu. Keanu dengan cepat mengambil ponsel yang ada di dalam saku cela